Lombok Utara - Tiga tahun sudah usia kabupaten Lombok Utara berjalan sebagai daerah otonomi baru, berbagai prestasi dan kemajuan mampu ditorehkan. Namun dari berbagai prestasi yang dapat dirangkai dengan gemilang itu, berbagai persoalan dan masalah belum mampu diatasi, salah satunya pusat ibu kota kabuapaten Lombok Utara yang saat ini masih terkesan kumuh dan semerawut. Bajir, sampah dan masalah lingkungan lainnya masih belum mampu di tata dan dikelola dengan baik.
Sebut saja jalur lalu lintas yang ada di samping Terminal Tanjung, hampir setiap hari terjadi banjir dan genangan air. Air yang seharusnya melalui drainase meluber hingga ke atas jalan akibat tersumbat sampah dan lumpur. Ujungnya pengguna jalan pun terganggu bahkan terkesan kumuh karena berad tetap dijantung ibu kota kabuoaten Lombok Utara.
Tak hanya itu, banjir juga masuk hingga ke gang-gang dusun sekitar karena air buangan irigasi juga tersumbat sampah bahkan masuk hingga kerumah penduduk. Tumpukkan sampah di beberapa sudut hingga kawasan pinggir kali juga masih terlihat.
Belum memadainya sarana pembuangan dan tempat sampah juga menjadi alasan masyarakat sehiingga masih memilih kali sebagai tempat mebuang sampah. Kali Sokong misalnya dijadikan tempat masyarakat sekitar mebuang sampah. “Kontainer sampahnya kadang ada kadang juga gak ada, “ ungkap Deni salah satu warga Desa Sokong Kecamatan Tanjung yang rumahnya berdekatan dengan kali, saat ditemui MataramNews (04/8/11).
Penuturan sama juga dikatakan Iwan (30) warga setempat, banjir dan genangan air disekitar terminal dan pertokoan Tanjung sudah menjadi pemandangan yang biasa karena hampir setiap saat air irigasi meluap kejalan raya karena tersumbat sampah. “Drainasenya ada tetapi dipenuhi dengan sampah dan tanah sehingga tidak berfungsi, “katanya.
Sementara Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung Datu Tashadi Putra dimintai tanggapannya terkait hal ini mengaku persoalan ini sudah lama terjadi dan belum selesai hingga sekarang. “ Dari dulu kondisinya sudah seperti ini, insyaallah kalau semua saluran irigasi selesai dibangun airnya akan lancar, “tuturnya berharap. (adam/ari)
Sebut saja jalur lalu lintas yang ada di samping Terminal Tanjung, hampir setiap hari terjadi banjir dan genangan air. Air yang seharusnya melalui drainase meluber hingga ke atas jalan akibat tersumbat sampah dan lumpur. Ujungnya pengguna jalan pun terganggu bahkan terkesan kumuh karena berad tetap dijantung ibu kota kabuoaten Lombok Utara.
Tak hanya itu, banjir juga masuk hingga ke gang-gang dusun sekitar karena air buangan irigasi juga tersumbat sampah bahkan masuk hingga kerumah penduduk. Tumpukkan sampah di beberapa sudut hingga kawasan pinggir kali juga masih terlihat.
Belum memadainya sarana pembuangan dan tempat sampah juga menjadi alasan masyarakat sehiingga masih memilih kali sebagai tempat mebuang sampah. Kali Sokong misalnya dijadikan tempat masyarakat sekitar mebuang sampah. “Kontainer sampahnya kadang ada kadang juga gak ada, “ ungkap Deni salah satu warga Desa Sokong Kecamatan Tanjung yang rumahnya berdekatan dengan kali, saat ditemui MataramNews (04/8/11).
Penuturan sama juga dikatakan Iwan (30) warga setempat, banjir dan genangan air disekitar terminal dan pertokoan Tanjung sudah menjadi pemandangan yang biasa karena hampir setiap saat air irigasi meluap kejalan raya karena tersumbat sampah. “Drainasenya ada tetapi dipenuhi dengan sampah dan tanah sehingga tidak berfungsi, “katanya.
Sementara Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung Datu Tashadi Putra dimintai tanggapannya terkait hal ini mengaku persoalan ini sudah lama terjadi dan belum selesai hingga sekarang. “ Dari dulu kondisinya sudah seperti ini, insyaallah kalau semua saluran irigasi selesai dibangun airnya akan lancar, “tuturnya berharap. (adam/ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar