Selasa, 09 Agustus 2011

Harga Mitan di Mataram Tembus Rp 12.000 per Liter

Mataram - Memasuki awal pekan minggu kedua bulan Agustus, harga eceran minyak tanah (mitan) bersubsidi di masyarakat semakin tak terkendali. Jika sebelumnya pada awal Agustus atau atau awal Ramadhan harga mitan bersubsidi hanya Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per liter, kini harga mitan bersubsidi mencapai Rp 12.000 per liternya.

Salah seorang PNS lingkup Pemprov NTB yang berdomisili di Gunungsari Lombok Barat Senin (8/8) kemarin, mengungkapkan, harga mitan di tempat tinggalnya sudah menembus Rp 12.000 per liter. Sementara, banyak masyarakat sekitar yang masih menggantungkan memasak menggunakan mitan daripada LPG.

Di Karang Baru Mataram, harga mitan di tingkat pengecer sudah mencapai Rp 11.000 per liter. Menurut, Fahrurrozi, warga Karang Baru Mataram, harga mitan tersebut setiap saat terus mengalami kenaikan. Jika sebelumnya, harga mitan masih di bawah Rp 10.000 per liternya, kini harganya setiap saat mengalami kenaikan.

Di Monjok Mataram, harga mitan masih lebih rendah, yakni Rp 10.000 per liternya. Wati salah seorang pengecer mitan di Monjok menjual mitan bersubsidi Rp 10.000. Sebelum Ramadhan, Wati menjual mitan seharga Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per liternya.

Mahalnya harga mitan juga mendapat respons dari Pemprov NTB. Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Setda NTB Drs. H. M. Nur Asikin Amin, MM, mengumpulkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) kabupaten/kota untuk meminta kesiapan pelaksanaan Operasi Pasar (OP) di daerah masing-masing.

Kepada wartawan di ruang kerjanya, Nur Asikin menegaskan, OP mitan siap digelar asalkan pemerintah kabupaten/kota melalui Disperindagkop masing-masing sudah menyiapkan lokasi pelaksanaan dan jumlah sasaran OP.

Dalam setiap pelaksanaan OP yang digelar di Pulau Lombok, lanjutnya, Pertamina akan menyiapkan 130 KL (kilo liter) sehari selama 3 hari ke depan. Dari jumlah ini akan dibagi untuk Lombok Timur sebanyak 35 KL, Lombok Tengah 25 KL, Lombok Barat dan Lombok Utara 30 KL dan Kota Mataram sebanyak 40 KL.

Meski demikian, pelaksanaan OP tergantung kesiapan dari masing-masing kabupaten/kota. Jika tidak siap, pelaksanaan OP akan ditunda sampai dengan lokasi dan sasaran OP di tiap kabupaten/kota sudah pasti.

Pada bagian lain, pihaknya tetap melobi ke Pemerintah Pusat agar tidak mencabut mitan bersubsidi sampai dengan distribusi paket LPG 3 Kg sudah dilakukan. Apalagi agen atau distributor LPG di NTB baru 1 buah, sehingga penundaan penarikan mitan bersubsidi merupakan alternatif terbaik dalam mengantisipasi kelangkaan paket LPG di masyarakat. (ham)Suara NTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar