Lombok Utara - Bulan puasa tidak menjadi penghalang untuk melakukan aktifitas berat. Pusa jalan aktifitas jalan terus. Seperti itulah tekad para buruh angkut gabah yang sedang menjalankan tugasnya untuk dapat menghidupi keluraga dan membuat dapur mengepul.
Dengan pengasilan yang tidak menetap, puluhan buruh angkut gabah yang ada di sekkitar kecamatan tanjung Kabu[aten Lombok Utara ini terus berjuang meski dibawah terik matahari. Karung-karung besar bersisi gabah tidak kurang dari 100 kg ini terlihat enteng diatas pundak mereka.
Menjadi buruh angkut gabah di Lombok Utara dapat dikatkan sebgai pekerjaan musiman, meski dmeikian para buruh ini tidak pernah mengeluh dengan hasil yang tidak sebanding dengan tenga yang harsu di kelurakan. Dalam sehari saja mereka hanya mampu mengantongi Rp 40 hingga 50 ribu saja, tergantung permintaan atau pesanan pemilik gabah.
“Saya hanya tamatan SMP dan tidak memiliki ketrampilan yang mampu di andalkan, menjadi buruh kasar seperti buruh angkut gabah harus saya lakukan untuk menghidupi anak dan istri, “ungkap Edo salah satu buruh angkut gabah yang pada Suara Komunitas baru-baru ini.
Hal senada juga dikatakan Iwan, meski dengan penghasilan yang tidak tetap, profesi ini harus tetap dilakukan agar dapur sang istri tetap ngepul. “Kadang-kadang kita hanya mengantongi uang Rp 40 ribu sehari setelah dibagi ke semua anggota buruh, “tutur Iwan.
Untuk satu karung gabah berisikan 100 kg gabah, biasanya dihargai Rp 6 ribu, tergantung dari jarak tempuh (jarak sawah dengan truk pengangkut-red). “Biasanya tenaga buruh dipakai pada waktu mengangkut hingga menaikan ke atas truk saja,”ungkap Iwan. Seraya mengatakan hampir sebagian besar gabah tersebut dibeli dan dibawa keluar wilayah Lombok Utara.
Sedangkan data dari Bappeda KLU, produktivitas lahan pertanian di Kabupaten Lombok Utara rata-rata 49,85 kwintal per hektar per sekali panen. Jumlah produksi padi sawah tahun 2007 mencapai 42.749 ton. Dikecamatan Tanjung mencapai 51,58 kwintal per hektar merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya.(adam)
Dengan pengasilan yang tidak menetap, puluhan buruh angkut gabah yang ada di sekkitar kecamatan tanjung Kabu[aten Lombok Utara ini terus berjuang meski dibawah terik matahari. Karung-karung besar bersisi gabah tidak kurang dari 100 kg ini terlihat enteng diatas pundak mereka.
Menjadi buruh angkut gabah di Lombok Utara dapat dikatkan sebgai pekerjaan musiman, meski dmeikian para buruh ini tidak pernah mengeluh dengan hasil yang tidak sebanding dengan tenga yang harsu di kelurakan. Dalam sehari saja mereka hanya mampu mengantongi Rp 40 hingga 50 ribu saja, tergantung permintaan atau pesanan pemilik gabah.
“Saya hanya tamatan SMP dan tidak memiliki ketrampilan yang mampu di andalkan, menjadi buruh kasar seperti buruh angkut gabah harus saya lakukan untuk menghidupi anak dan istri, “ungkap Edo salah satu buruh angkut gabah yang pada Suara Komunitas baru-baru ini.
Hal senada juga dikatakan Iwan, meski dengan penghasilan yang tidak tetap, profesi ini harus tetap dilakukan agar dapur sang istri tetap ngepul. “Kadang-kadang kita hanya mengantongi uang Rp 40 ribu sehari setelah dibagi ke semua anggota buruh, “tutur Iwan.
Untuk satu karung gabah berisikan 100 kg gabah, biasanya dihargai Rp 6 ribu, tergantung dari jarak tempuh (jarak sawah dengan truk pengangkut-red). “Biasanya tenaga buruh dipakai pada waktu mengangkut hingga menaikan ke atas truk saja,”ungkap Iwan. Seraya mengatakan hampir sebagian besar gabah tersebut dibeli dan dibawa keluar wilayah Lombok Utara.
Sedangkan data dari Bappeda KLU, produktivitas lahan pertanian di Kabupaten Lombok Utara rata-rata 49,85 kwintal per hektar per sekali panen. Jumlah produksi padi sawah tahun 2007 mencapai 42.749 ton. Dikecamatan Tanjung mencapai 51,58 kwintal per hektar merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya.(adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar