Minggu, 17 Juli 2011

Pimpinan Ponpes UBK Tiba di Polda NTB

MATARAM - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Umar Bin Khatab Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima digelandang ke Polda NTB,Sabtu (16/7/11) pagi. Kepolisian Daerah (Polda) NTB menggelandang pimpinan ponpes UBK, Ust. Abrory (31) untuk dimintai keterangannya terkait dengan aktifitas ponpes yang dipimpinnya.

Setelah sehari sebelumnya berhasil diamankan dirumah orang tuanya di Desa Kananga Sila Kecamatan Bolo. Namun sebelum diterbangkan ke Mataram, pimpinan Ponpes UBK ini terlebih dahulu diinapkan di Polres Dompu untuk diminta keterangan awal.

Ust. Abrory, diterbangkan dari Kabupaten Dompu dengan menggunakan helikopter milik Polri dan mendarat di Bandara Selaparang Mataram tepat pada pukul 08.00 wita. Pengawalan terhadap pimpinan UBK ini tergolong cukup istimewa pasalnya Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs Arif Wachyunadi didampingi dua anggota Gegana Polda NTB langsung melakukan pengawalan, bahkan dalam satu helikopter.

Sementara itu, bandara Selaparang pengamanan juga terlihat begitu ketat, personil Tim Gegana sebanyak satu Regu lengkap dengan senjata Laras Panjang. Begitu turun dari helikopter, Ust. Abrory yang menggunakan penutup kepala itu langsung digiring kedalam mobil bara kuda yang telah disediakan tidak jauh dari landasan helikopter, setelah itu langsung dibawah ke Mapolda NTB.

[Tersangka Teroris Ust. Abrory, saat digiring ke Mobil Bara Kuda Polda NTB]

Tersangka Teroris Ust. Abrory, saat digiring ke Mobil Bara Kuda Polda NTB
Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs Arif Wachyunadi, mengatakan untuk penanganan terhadap pimpinan Ponpes UBK ini dilakukan di Polda NTB, ” penanganan mulai dari penyelidikan hingga seterusnya dilakukan di Polda NTB,” Ucapnya ketika ditemui di Bandara Selaparang Mataram.

Lanjutnya, terkait dengan apakah ponpes yang dipimpin Ust. Abrory ini terkait dengan jaringan terorisme masih dilakukan penyelidikan yang mendalam, namun jika dilihat dari barang bukti yang ditemukan diwilayah Ponpes sendiri seperti, anak panah, bom molotov dan lain sebagainya, maka ada indikasi,” jika dilihat dari Barang Bukti (BB) dan keterangan saksi-saksi mengarah kepada yang kita duga,” Terang Kapolda termuda di Indonesia ini.

Ditambahkannya, mengenai keterkaitan dengan jaringan Ust. Abrory, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Disebutkan pula oleh Kapolda bahwa santri yang menuntut ilmu di ponpes UBK sebanyak 36 orang, sedangkan alumninya sudah 15 orang. Ust. Abrory diketahui pernah mengeyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) disalah satu sekolah umum di Kota Mataram, dalam kasus ini pihak kepolisian sudah menetapkan 8 orang sebagai tersangka. (ok/MataramNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar