Jumat, 28 Januari 2011

Mengintegrasikan Budaya Lokal Kedalam Kurikulum

Adenan Spd.M.Pd (Kepala SMAN 1 Bayan)
Lombok Utara - Sebagai sekolah Rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (RPBKL), SMAN 1 Bayan Kabupaten Lombok Utara, harus mampu mengintegrasikan antar budaya lokal dengan krikulum pendidikan.

Inilah yang terus dikembangkan kepada 590 siswa dan gurunya, sehingga tidak heran bila pada kegiatan-kegiatan tertentu para siswa dan guru memakaipakaian adat khas Bayan. Lebih-lebih Bayan yang terletak di ujung timur Dayan Gunung ini dikenal dengan kelestarian adat dan budayanya yang masih kental.

Sementara tarian adat (budaya lokal) yang dikembangkan oleh SMAN 1 Bayan yang siswanya telah banyak menoreh prestasi ini adalah tarian Gegeruk Tandak. Dan tarian ini sering dipentaskan ketika ada tamu dari luar daerah. “Kami sering diundang lembaga lain di Kecamatan Bayan untuk menyambut tamu yang datang baik dari pemerintah maupun tamu dari luar daerah”, ungkap puluhan siswa yang tergabung dalam tarian Gegeruk Tandak ini.

Karena prestasi dan kemampuan para pendidik mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kurikulum inilah, sehingga beberapa waktu lalu, SMAN 1 Bayan diundang untuk memperesntasikan RPBKL didepan para budayawan, Dinas Dikbudpora NTB serta beberapa tenaga pendidik setingkat SLTP dan SLTA di Lembaga Penjamin Mutu Pelajaran (LPMP) Mataram.

“Barangkali ini subuah prestasi yang sudah dinilai oleh tim Pembina dari provinsi, sehingga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil RPBKL”, kata Kepala SMAN 1 Bayan, Adenan, Spd, M.Pd, ketika ditemui di ruang kerjanya 28/1.

Dijelaskan, bahwa melalui pendidikan budaya lokal yang dikembangkan selama ini, ternyata mampu meningkatkan kedisiplinan kepada warga sekolah, dimana SMAN 1 Bayan ini yang note benenya berada dipinggiran mampu berbuat maksimal sehingga untuk penegakan disiplin yang cukup berat itu bisa dilakukan. “Alhamdulillah hasinya ternyata sudah mencapai 98 persen, artinya warga sekolah kedisiplinannya meningkat”,jelas Adenan.

Untuk menjadikan 100 persen tingkat kedisiplinan siswa dan guru, menurit Adenan, memang membutuhkan waktu dan perjuangan. “Namun yang jelas melalui pendidikan karakter dan peningkatakan Imtaq di segala bidang ini, Insya Allah akan berhasil”, tegasnya.

Bagaiamana respon peserta ketika memperesntasikan RPBKL pada pertemuan di LPMP? Menjawab pertanyaan tersebut, Adenan sambil tersenyum mengakui, bahwa setelah ditayangkan hasil dari kegiatan RPKBL, ternyata mendapat respon, bahkan melalui via sms ada 5 sekolah dari Pulau Sumbawa dan Lombok yang sudah siap study banding ke SMAN 1 Bayan. “Ada lima sekolah yang mau berkunjung ke SMAN 1 Bayan, hanya pihak sekolah belum siap menerimanya karena mengingat saat ini Ujian Nasional UN sudah dekat. Setelah UN nanti kita siap menerima kunjungan dari kawan-kawan”,ujarnya.

Selain itu, hasil dari presentasi juga, ternyata mendapat respon positif dari Dinas Dikbudpora provinsi NTB, sehingga guru SMAN 1 Bayan kembali diundang untuk memperesentasikan didepan tim pengembangan kurikulum lembaga pendidikan, dan hasilnya cukup positif. “Bahkan Kepala Dinas Dikbudpora NTB bersama tim dari Unram dan Newmont, menurut rencana akan berkunjung langsung ke SMAN 1 Bayan pada minggu kedua bulan Februari mendatang”, pungkas Adenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar