Lombok Utara - Sejumlah warga Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara (KLU) menggelar demo di kantor desa setempat, Jumat (28/1) kemarin. Mereka menuntut panitia program air minum desa (Pamdes) Genggeang bekerja maksimal mengingat selama tiga hari air macet ke rumah warga.
Kedatangan warga ke Kantor Desa Genggelang sebagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap pengurus Pamdes yang dinilai tak serius menangani air bersih di desa ini. Sejak tiga hari lalu air yang biasa mengalir ke pelanggan di sekitar tujuh dusun macet. Sejumlah warga mengungkapkan air yang macet itu karena pipa sengaja disumbat oknum tertentu agar air tak mengalir.
Warga yang lain menyebutkan macetnya air selama tiga hari akibat ulah panitia Pamdes yang tak serius bekerja melayani kepentingan pelanggan. Yang mengherankan, kata beberapa warga saat ditanya panitia Pamdes tidak tahu siapa yang menyumbat jaringan pipa. Warga lainnya mengungkapkan air macet karena petugas teknisi sedang melakukan perbaikan di bak penampungan air tanpa sepengetahuan pengurus Pamdes.
‘’Saya heran pengurus Pamdes kok tidak tahu petugas teknisi bekerja, padahal mereka merupakan satu kesatuan pengelola air bersih di desa ini,’’ungkap seorang warga.
Warga lainnya mengungkapkan masalah ini terjadi diduga karena ada beberapa warga yang mempermasalahkan bangunan bak penampung air yang ada hanya satu buah. Mereka menghendaki dibangunkan bak penampung air yang baru. Seperti diketahui sumber mata air di Kakong pemanfaatannya dirasakan warga saat ini awalnya dirintis oleh Latsitarda pada 1982 guna membantu warga setempat mendapatkan air
Sejumah warga menerangkan baru pada 2007 terbentuk Pamdes yang mengelola air bersih di desa ini. Ketika dilakukan perbaikan oleh petugas teknis tiga hari lalu, ternyata tak disampaikan kepada warga sehingga para pelanggan air bersih di desa ini kesulitan mendapatkan air baku. Sebagai ungkapan kemarahan warga di beberapa titik jaringan pipa dirusak oknum tertentu semakin menambah kemacetan air ke rumah warga.
Dikatakan kalau saja Pamdes berencana memperbaiki jaringan pipa dan mengajak warga, mereka tetap memberikan dukungan dengan bekerja bergotong royong. Namun, hal itu tak dilakukan mengakibatkan semua pelanggan air bersih di tempat ini kebingungan mendapatkan air untuk kebutuhan keluarganya. Karena itu, kedatangan mereka ke Kantor Desa guna menuntut tanggung jawab Pamdes agar mengalirkan air ke rumah warga.
Hasil pertemuan antara kades Genggelang, perwakilan warga, pengurus Pemdes dan aparat terkait berhasil disepakati beberapa hal. Menurut Kades Genggelang Syaeful Ihsan tuntutan warga agar dibangunkan bak air tambahan akan diusahakan dalam waktu dekat setelah dilakukan musyawarah dengan sejumlah pihak. Demi memenuhi kebutuhan warga, air yang ada harus dialirkan ke rumah warga.
Camat Gangga, H.M. Sumadi, SH., menyatakan biaya pembangunan bak penampung air agar diperjuangkan melalui program PNPM guna membantu kebutuhan masyarakat akan air bersih. (051)Suarantb
Kedatangan warga ke Kantor Desa Genggelang sebagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap pengurus Pamdes yang dinilai tak serius menangani air bersih di desa ini. Sejak tiga hari lalu air yang biasa mengalir ke pelanggan di sekitar tujuh dusun macet. Sejumlah warga mengungkapkan air yang macet itu karena pipa sengaja disumbat oknum tertentu agar air tak mengalir.
Warga yang lain menyebutkan macetnya air selama tiga hari akibat ulah panitia Pamdes yang tak serius bekerja melayani kepentingan pelanggan. Yang mengherankan, kata beberapa warga saat ditanya panitia Pamdes tidak tahu siapa yang menyumbat jaringan pipa. Warga lainnya mengungkapkan air macet karena petugas teknisi sedang melakukan perbaikan di bak penampungan air tanpa sepengetahuan pengurus Pamdes.
‘’Saya heran pengurus Pamdes kok tidak tahu petugas teknisi bekerja, padahal mereka merupakan satu kesatuan pengelola air bersih di desa ini,’’ungkap seorang warga.
Warga lainnya mengungkapkan masalah ini terjadi diduga karena ada beberapa warga yang mempermasalahkan bangunan bak penampung air yang ada hanya satu buah. Mereka menghendaki dibangunkan bak penampung air yang baru. Seperti diketahui sumber mata air di Kakong pemanfaatannya dirasakan warga saat ini awalnya dirintis oleh Latsitarda pada 1982 guna membantu warga setempat mendapatkan air
Sejumah warga menerangkan baru pada 2007 terbentuk Pamdes yang mengelola air bersih di desa ini. Ketika dilakukan perbaikan oleh petugas teknis tiga hari lalu, ternyata tak disampaikan kepada warga sehingga para pelanggan air bersih di desa ini kesulitan mendapatkan air baku. Sebagai ungkapan kemarahan warga di beberapa titik jaringan pipa dirusak oknum tertentu semakin menambah kemacetan air ke rumah warga.
Dikatakan kalau saja Pamdes berencana memperbaiki jaringan pipa dan mengajak warga, mereka tetap memberikan dukungan dengan bekerja bergotong royong. Namun, hal itu tak dilakukan mengakibatkan semua pelanggan air bersih di tempat ini kebingungan mendapatkan air untuk kebutuhan keluarganya. Karena itu, kedatangan mereka ke Kantor Desa guna menuntut tanggung jawab Pamdes agar mengalirkan air ke rumah warga.
Hasil pertemuan antara kades Genggelang, perwakilan warga, pengurus Pemdes dan aparat terkait berhasil disepakati beberapa hal. Menurut Kades Genggelang Syaeful Ihsan tuntutan warga agar dibangunkan bak air tambahan akan diusahakan dalam waktu dekat setelah dilakukan musyawarah dengan sejumlah pihak. Demi memenuhi kebutuhan warga, air yang ada harus dialirkan ke rumah warga.
Camat Gangga, H.M. Sumadi, SH., menyatakan biaya pembangunan bak penampung air agar diperjuangkan melalui program PNPM guna membantu kebutuhan masyarakat akan air bersih. (051)Suarantb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar