Senin, 06 Desember 2010

‘’Tama Beleq’’, Ritual Syukuran Hasil Pertanian di Salut

Lombok Utara - Warga Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) punya tradisi dalam mensyukuri hasil pertanian yang mereka peroleh setiap tahun. Ritual itu dikenal dengan Tama Beleq. Kegiatan ini diadakan selama tiga hari tiga malam dan puncaknya makan bersama pada malam hari. Tempat menyajikan nasi menggunakan ancak (terbuat dari bambu dan daun kelapa) dan lauk daging kambing dan disuguhkan menggunakan tempurung kelapa.

SUARA gamelan atau alat kesenian tradisional Grantung bertalu-talu dibunyikan sejumlah penabuh. Beberapa warga sibuk mengatur ancak atau tempat nasi dan lauk-pauk yang terbuat dari bambu yang ditutupi daun pisang. Di tempat itu sekitar lima warga sibuk mengisi puluhan tempurung kelapa dengan daging kambing yang sudah dimasak.

Sebelum puncak acara berlangsung, yang memimpin ritual Mangku Amaq Tirnip melangsungkan ritual di pawang atau hutan makam Kebaloan Desa Selengen, Kecamatan Kayangan. Lokasi ini diplih karena di tempat inilah ada makam leluhur. Selain sebagai syukuran, Tama Beleq juga sebagai peringatan peralihan musim balit atau kemarau ke musim taon atau penghujan.

Ritual itu diawali dengan mengumpulkan bahan untuk membuat makanan. Ada beras, ternak potong, rempah-rempah, kelapa dan bahan kebutuhan lain yang akan dimasak pada Rabu (1/12) malam lalu. Hari kedua dilanjutkan dengan kegiatan memasak bersama di tempat yang telah ditentukan warga. Pada hari kedua ini Mangku Amaq Tirnip melakukan ritual di makan Pawang Kebaloan, Desa Selengen.

Pada Kamis (2/12) malam dilangsungkan upacara santap malam bersama yang diikuti puluhan warga. Saat itu nasi yang ditempatkan di ancak disuguhkan ke warga untuk dinikmati bersama.. Usai santap malam, bukannya mereka langsung bubar pulang tapi warga masih menunggu dengan tekun. Tak beberapa lama secara serentak warga bersorak gembira.

Sebagai ungkapan rasa syukur atas terselenggaranya acara itu, semua warga memberikan ucapan selamat. Sambil menjunjung bakul salah seorang ibu memberikan ucapan selamat kepada warga yang hadir dalam acara itu.

Kades Salut Karianom, Minggu (5/12) kemarin menerangkan warga bersorak sebagai ungkapan rasa gembira setelah melangsungkan ritual Tama Beleq. Ritual ini diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur warga atas hasil pertanian yang diperoleh selama ini. Ritual ini biasanya diadakan setiap Desember pada saat menjelang musim tanam tiba.

‘’Kalau ritual ini dilanggar akan dikenakan sanksi. Barang siapa yang menanam sebelum ritual ini diselenggarakan tetap dikenakan sanksi,’’tegas Karianom. Sebelum ritual ini dilangsungkan warga juga melaksanakan kegiatan ngaji makam atau berziarah ke makan leluhur di Bayan. Menurut Karianom, selain ke Bayan ngaji makam juga diadakan di Salut di sebuah makam leluhur Seh Tuban. Ibu yang memberikan ucapan selamat sambil menjunjung bakul itu sebagai simbul hasil bumi yang dibawa untuk kepentingan warga.

Ketua Komisi III DPRD KLU yang membidangi kebudayaan Husnaen,S.Pd menyatakan apa yang dilakukan warga Salut merupakan warisan leluhur yang tetap dipertahankan. Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari kegiatan itu. Di antaranya, mengenang budaya leluhur, memperkuat persatuan dan kesatuan dan lebih menguatkan adat. Ia berharap, ritual ini tetap dipertahankan oleh masyarakat Salut. ‘’Saya memberikan dukungan penuh acara ini baik moril maupun materi demi terselenggaranya kegiatan ini,’’jelas Husnaen. (sam) www.suarantb.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar