Lombok Timur - Kondidi ruas jalan yang menghubungkan antara kecamatan Sembalun dengan ibukota Lombok Timur (Lotim), tepatnya di sekitar kawasan Pusuk, hingga kini kian memperihatinkan. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi belakangan ini telah membuat jalur transportasi dan angkutan ekonomi di sana sangat rentan terhadap kecelakaan.
Beberapa penduduk Sembalun kepada Suara NTB, Kamis (23/12) kemarin mengemukakan, penduduk di lereng gunung Rinjani terpaksa harus membatasi beban tonase angkutan sayur dan hasil pertanian penduduk Sembalun. ‘’Hal itu tentu sangat memberatkan. Kerusakan ruas jalan telah menyebabkan biaya ekonomi tinggi, yang pada akhirnya petani merugi,’’ kata Hamdilah, seorang petani Sembalun.
Kondisi jalan yang beberapa pekan terakhir ini rusak parah karena longsor yang sebagai akibat curah hujan yang cukup tinggi di lereng gunung Rinjani itu, juga menimbulkan beragam kekhawatiran penduduknya. ‘’Beberapa keluarga di kecamatan Aikmel yang tadinya punya hajatan ke rumah keluarganya di Sembalun, terpaksa hanya mengirim perwakilan ke Sembalun. Tebing di sebelah jalan raya longsor dan jurang yang menganga lebar sewaktu-waktu bisa memakan korban,’’ lanjut Marsoan, warga desa Kembang Kerang.
‘’Kondisi jalan raya yang ada di Pusuk itu kini semakin parah dan nyaris tidak bisa dilewati kendaraan, terebih lagi untuk kendaraan roda empat,” ujar Surdian. Menurut salah seorang tokoh masyaakat Sembalun yang sekaligus sebagai salah seorang anggota DPRD Loti mini, hingga saat ini tidak ada penanganan serius dari pemerintah, baik pemerintah kabupaten Lotim maupun pemprov NTB. ‘’Padahal persoalan ini sudah terlalu sering kami diskusikan bersama teman-teman di parlemen, dan bahkan hal ini juga sudah masuk dalam pembahasan Dewan,” ujarnya.
Namun demikian, pihak pemerintah kabupaten Lotim mengatakan kalau persoalan ruas jalan yang menghubungkan antara Ibukota kabupaten Lotim kecamatan Sembalun itu bukan tanggungjawab pemkab setempat, melainkan hal itu sudah menjadi kewenangan pemprov NTB. Dijelaskannya, jalan yang kini rusak parah itu merupakan akses jalan ekonomi bagi masyarakat, yang mana untuk setiap harinya tidak kurang dari 10 truk sayur diangkut melalui jalur itu. ‘’Kalau kini jalan itu tidak segera diperbaiki, maka petani akan mengalami kerugian yang cukup besar, sebab bagaimana pun juga biaya transportasi akan menjadi naik hingga 100 persen akibat rusaknya jalan raya dipusuk itu,” tambahnya. (038) www.suarantb.com
Beberapa penduduk Sembalun kepada Suara NTB, Kamis (23/12) kemarin mengemukakan, penduduk di lereng gunung Rinjani terpaksa harus membatasi beban tonase angkutan sayur dan hasil pertanian penduduk Sembalun. ‘’Hal itu tentu sangat memberatkan. Kerusakan ruas jalan telah menyebabkan biaya ekonomi tinggi, yang pada akhirnya petani merugi,’’ kata Hamdilah, seorang petani Sembalun.
Kondisi jalan yang beberapa pekan terakhir ini rusak parah karena longsor yang sebagai akibat curah hujan yang cukup tinggi di lereng gunung Rinjani itu, juga menimbulkan beragam kekhawatiran penduduknya. ‘’Beberapa keluarga di kecamatan Aikmel yang tadinya punya hajatan ke rumah keluarganya di Sembalun, terpaksa hanya mengirim perwakilan ke Sembalun. Tebing di sebelah jalan raya longsor dan jurang yang menganga lebar sewaktu-waktu bisa memakan korban,’’ lanjut Marsoan, warga desa Kembang Kerang.
‘’Kondisi jalan raya yang ada di Pusuk itu kini semakin parah dan nyaris tidak bisa dilewati kendaraan, terebih lagi untuk kendaraan roda empat,” ujar Surdian. Menurut salah seorang tokoh masyaakat Sembalun yang sekaligus sebagai salah seorang anggota DPRD Loti mini, hingga saat ini tidak ada penanganan serius dari pemerintah, baik pemerintah kabupaten Lotim maupun pemprov NTB. ‘’Padahal persoalan ini sudah terlalu sering kami diskusikan bersama teman-teman di parlemen, dan bahkan hal ini juga sudah masuk dalam pembahasan Dewan,” ujarnya.
Namun demikian, pihak pemerintah kabupaten Lotim mengatakan kalau persoalan ruas jalan yang menghubungkan antara Ibukota kabupaten Lotim kecamatan Sembalun itu bukan tanggungjawab pemkab setempat, melainkan hal itu sudah menjadi kewenangan pemprov NTB. Dijelaskannya, jalan yang kini rusak parah itu merupakan akses jalan ekonomi bagi masyarakat, yang mana untuk setiap harinya tidak kurang dari 10 truk sayur diangkut melalui jalur itu. ‘’Kalau kini jalan itu tidak segera diperbaiki, maka petani akan mengalami kerugian yang cukup besar, sebab bagaimana pun juga biaya transportasi akan menjadi naik hingga 100 persen akibat rusaknya jalan raya dipusuk itu,” tambahnya. (038) www.suarantb.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar