Kamis, 07 Januari 2010

Pembuatan Abon dan Pemipilan Jagung Alami Kendala

Mumbulsari-KLU- Primadona Lombok: Proram pelatihan pembuatan abon ikan dan pemipilan jagung yang didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agrobisnis Pedesaan (PNPM-AP) di desa Mumbulsari Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara belakangan ini mengalami kendala.

“Hal tersebut disebabkan masih minimnya anggaran yang diberikan pemerintah melalui PNPM-AP untuk mengembangkan hasil dari pelatihan yang didapat oleh warga setempat”, kata Fasilitator Desa (FD) Mumbulsari Kecamatan Bayan, Syarifah pada Primadona LOMBOK 7 Januari 2010

Menurut FD Mumbulsari ini, PNPM-AP direalisasikan dalam bentuk program pelatihan pembuatan abon ikan dan pemipilan jagung dengan dana sebesar Rp. 90 juta, yang tujuannya untuk mengembangkan keterampilan masyarakat dalam mengelola hasil alam yang menjadi salah satu potensi tersbesar yang dimiliki Desa Mumbulsari. “Dari pelatihan yang digelar beberapa waktu lalu ini, akan ada out put yang berarti bagi pengembangan perekonomian masyarakat sekaligus mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan keterampilan warga”, jelas FD ini.

“Namun untuk mencapai output ini, masih terdapat kendala anggaran yang masih minim, sehingga warga yang sudah dilatih tidak mampu mengembangkan keahliannya”, tambahnya.

Selain PNPM-AP, Desa Mumbulsari yang terletak di ujung barat kecamatan Bayan ini, juga mendapat PNPM-MP, yaitu pembangunan saluran drainase sepanjang 1500 meter dengan anggaran biaya Rp. 286.894.000, ditambah dengan swadaya masyarakat sebesar Rp. 2.750.000,-. Saluran drainase tersebut dibangun untuk menahan pinggir jalan menuju Dusun pengadang-Mumbilsari agar tidak cepat rusak dengan terjangan air hujan, dan hingga saat ini progresnya sudah mencapai 80 persen.

Menurut beberapa warga setempat,, pembangunan drainase ini sempat mengalami kerusakan karena hujan lebat, sehingga kurang lebih 20 meter pembangunan yang belum sempurna jadi ini tergerus air. “Pembangunan drainase ini memang terlambat selesai, karena terlambatnya pendanaan dari PNPM. Sementara CV yang memenangkan tender tidak berani mengucurkan dana untuk menanggulanginya”, ungkap beberapa warga setempat.
Karenanya, warga berharap, kedepan CV manapun yang memenangkan tender pada program PNPM-MP harus berani berkorban lebih dulu dan ini tentu dibutuhkan kerjasama yang baik dan saling mempercayai. “Apabila terjadi keterlambatan pendanaan seperti tahun 2009 kemarin, pihak CV pemenang tender harus berani menanggulanginya agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Sebab sebelum menentukan pemenang tender telah ada perjanjian antara pihak CV dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang tertuang dalam pelelangan bahkan telah ada di MOU yang bermatrai”, kata salah seorang masyarakat yang juga enggan dikorankan namanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar