SDN Sukadana-KLU: SDN 4 Sukadana yang terletak di Baban Kuta Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara hingga saat ini masih kekurangan ruang belajar. Dari 9 kelas rombongan belajar, yang tersedia hanya 4 kelas ruang belajar.
Untuk menyiasati kekurangan kelas belajar ini, aula dan ruang guru SMPN Satu Atap (Satap) II Kecamatan Bayan dipinjam dan di sket menjadi 3 kelas sehingga para siswa bisa tertampung semuanya. "Kekurangan kelas di SDN 4 dan SD Filial Pawang Tenun yang menjadi tanggungjawab SD induk ini sudah kami usulkan ke Depdiknas Lombok Barat dan juga ke pemerintah KLU, hanya saja sepertinya belum mendapat respon", tutur Kepala SDN 4 Sukadana Muslihin, S.Sos pada PRIMADONA LOMBOK (3/11) pagi ini.
Dari dua sekolah yang tergabung di SDN 4 Sukadana yaitu SPDT yang berubah status menjadi SMPN Satap II dan SD Flial Pawang Tenun dengan jumlah siswa untuk SD 273 orang, SD Filial 116 siswa dan SMPN Satap 43 siswa dengan jumlah tenaga pengajar 36 orang yang dikawal oleh dua orang guru negeri dan 1 orang guru agama yang diperbantukan sebagai koordinator SMPN Satap II Kecamatan Bayan.
Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Muslihin, pihaknya bersama komite dan masyarakat setempat mengangkat guru kontrak (GTT) yang setiap tahun kontrak GTT diperpanjang. "Semua guru GTT honornya untuk sementara tetap mengacu dengan kemampuan sekolah dan dari Biaya Oprasional Sekolah (BOS). Sedangkan aturan di dana BOS, setiap SD hanya boleh mengangkat guru bantu tidak boleh lebih dari tiga orang", katanya.
"Kalau betul-betul pemerintah menginginkan pendidikan yang layak dan bermutu atau yang bisa diharapkan daya kompetitif, maka pembangunan sarana dan prasarana ini adalah unsur yang sangat vital dan menjadi kebutuhan yang mendasar. Jadi betul-betul menjadi skala prioritas kami butuhkan bagaimana penambahan lokal, karena tanah tempat penambahan pembangunan ruang belajar sudah disediakan dan masyarakat juga sudah siap berswadaya karena melihat anaknya yang harus dititip di aula dan tidak layak", sambungnya.
Menyinggung kegiatan ekstra kurikuler, menurut Muslihin yang juga tokoh masyarakat Desa Anyar ini mengatakan, bahwa untuk sementara yang baru bisa digalakkan baru dua kegiatan yaitu pembinaan seni tradisional seperti rudat dan tawak-tawak dan olahraga. "Kalau kita mencoba mengangkat pelajaran exstra kurikuler yang lain, sementara dana yang tersedia untuk 33 orang guru tidak tetap saja kami kewalahan memikirkannya", jelasnya.
Ketika ditanya apa kriteria menjadi seorang guru ? Menurut Muslihin yang paling pokok dan mendasar itu adalah keterpanggilan jiwa. Artinya apapakh dia menjadi seorang guru itu pilihan atau pelarian. Kalau dia menjadi guru atas dasar pilihan maka akan muncul nurani dan komitmen. Tapi kalau pelarian maka menjadi guru itu hanya sebatas melaksanakan tugas tanpa target-target tertentu sehingga pembinaan tidak akan pernah maksimal.
Muslihin menambahkan, bahwa kita tidak bisa pungkiri indikasi-indikasi guru pelarian itu ada juga walaupun prosentasenya ke arah itu kecil. "Dan yang saya lihat di SDN 4 Sukadana rata-rata gurunya memiliki komitmen dan memiliki harapan kedepan. Dan pilihannya tidak salah menjadi guru dan mereka rata-rata senang dengan pilihannya walaupun tidak maksimal di suport pendanaan (honor)" pungkasnya.
Dari dua sekolah yang tergabung di SDN 4 Sukadana yaitu SPDT yang berubah status menjadi SMPN Satap II dan SD Flial Pawang Tenun dengan jumlah siswa untuk SD 273 orang, SD Filial 116 siswa dan SMPN Satap 43 siswa dengan jumlah tenaga pengajar 36 orang yang dikawal oleh dua orang guru negeri dan 1 orang guru agama yang diperbantukan sebagai koordinator SMPN Satap II Kecamatan Bayan.
Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Muslihin, pihaknya bersama komite dan masyarakat setempat mengangkat guru kontrak (GTT) yang setiap tahun kontrak GTT diperpanjang. "Semua guru GTT honornya untuk sementara tetap mengacu dengan kemampuan sekolah dan dari Biaya Oprasional Sekolah (BOS). Sedangkan aturan di dana BOS, setiap SD hanya boleh mengangkat guru bantu tidak boleh lebih dari tiga orang", katanya.
"Kalau betul-betul pemerintah menginginkan pendidikan yang layak dan bermutu atau yang bisa diharapkan daya kompetitif, maka pembangunan sarana dan prasarana ini adalah unsur yang sangat vital dan menjadi kebutuhan yang mendasar. Jadi betul-betul menjadi skala prioritas kami butuhkan bagaimana penambahan lokal, karena tanah tempat penambahan pembangunan ruang belajar sudah disediakan dan masyarakat juga sudah siap berswadaya karena melihat anaknya yang harus dititip di aula dan tidak layak", sambungnya.
Menyinggung kegiatan ekstra kurikuler, menurut Muslihin yang juga tokoh masyarakat Desa Anyar ini mengatakan, bahwa untuk sementara yang baru bisa digalakkan baru dua kegiatan yaitu pembinaan seni tradisional seperti rudat dan tawak-tawak dan olahraga. "Kalau kita mencoba mengangkat pelajaran exstra kurikuler yang lain, sementara dana yang tersedia untuk 33 orang guru tidak tetap saja kami kewalahan memikirkannya", jelasnya.
Ketika ditanya apa kriteria menjadi seorang guru ? Menurut Muslihin yang paling pokok dan mendasar itu adalah keterpanggilan jiwa. Artinya apapakh dia menjadi seorang guru itu pilihan atau pelarian. Kalau dia menjadi guru atas dasar pilihan maka akan muncul nurani dan komitmen. Tapi kalau pelarian maka menjadi guru itu hanya sebatas melaksanakan tugas tanpa target-target tertentu sehingga pembinaan tidak akan pernah maksimal.
Muslihin menambahkan, bahwa kita tidak bisa pungkiri indikasi-indikasi guru pelarian itu ada juga walaupun prosentasenya ke arah itu kecil. "Dan yang saya lihat di SDN 4 Sukadana rata-rata gurunya memiliki komitmen dan memiliki harapan kedepan. Dan pilihannya tidak salah menjadi guru dan mereka rata-rata senang dengan pilihannya walaupun tidak maksimal di suport pendanaan (honor)" pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar