Lombok Utara sebagai salah satu daerah otonomi baru memang memiliki segudang keunikan dan kelebihan dibandingkan dengan daerah lain, mulai dari pariwisata, okosistim alam yang strategis dan subur, kerukunan, keamanan masyarakat, hingga kearifan lokal yang berusia ratusan tahun yang masih lestari hingga sekarang ini, salah satunya yang ada di Kecamtan Bayan, KLU yang merupakan daerah yang sangat bersejarah di pulau Lombok karena awal masuknya ajaran Agama Islam berada ditempat ini.
Salah satu keraifan lokal yang masih eksis dipertahankan adalah Tarian Gegeruk Tandak, salah satu tarian kesenian yang diperkirakan ada sejak abad 16 silam, dimana tarian ini dilakukan oleh komunitas adat Bayan Beleq untuk mengusir binatang buas yang akan menggangu tanam.
” Pada zaman dulu salah satu Penghulu Alim (tokoh agama) dapat menyamar menjadi salah satu bitang yang menyerupai Mayung Puteq (menjangan putih-red), setelah penyamaran dilakukan Mayung Puteq tersebut mengumpulkan semua binatang buas yang akan merusak tanaman masyarakat, setelah itu mereka (binatang) pun begundem (musyawarah) yang kemudian secara bersama melakukan sebuah tarian (gegeruk), berkat kesaktian yang dimiliki penghulu alim yang sedang melakukan penyamaran, semua bitang buas dapat dipengaruhi, sehingga niat untuk merusak tanaman atau mengganggu manusia pun hilang”.
Karena keampuhan tarian ini maka dijadikan salah satu seni adat atau ritual oleh komunitas ada zaman dulu, bahkan masih dilakukan dan diperagakan oleh komunitas adat khususnya yang ada dikecamatan Bayan, terutama pada acara atau ritual adat tertentu seperti, Begawe Beleq, Begawe Alif, Memayas, Nyunatang dan bercocok tanam pare oma atau pare rau (padi bulu) yang dilakukan pada proses penanaman dan diperagakan dengan berbalas pantun, tutur Rianom S.Sos, Anggota Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kecamatan Bayan, KLU saat di jumpai Suara Komunitas.
“Tarian atau pun kesenian adat lainnya juga sudah sering kita peragakan pada even-even penting lainnya untuk mempertahankan eksistensinya, Namun demikian secara umum kita sadari kearifan lokal yang ada di KLU keberadaanya juga sudah mulai tergeser karena perkembangan zaman. Untuk itu menjadi PR bersama antara pemerintah terkait untuk dapat menjawab persoalan ini, tambah Rianom.
Salah satu keraifan lokal yang masih eksis dipertahankan adalah Tarian Gegeruk Tandak, salah satu tarian kesenian yang diperkirakan ada sejak abad 16 silam, dimana tarian ini dilakukan oleh komunitas adat Bayan Beleq untuk mengusir binatang buas yang akan menggangu tanam.
” Pada zaman dulu salah satu Penghulu Alim (tokoh agama) dapat menyamar menjadi salah satu bitang yang menyerupai Mayung Puteq (menjangan putih-red), setelah penyamaran dilakukan Mayung Puteq tersebut mengumpulkan semua binatang buas yang akan merusak tanaman masyarakat, setelah itu mereka (binatang) pun begundem (musyawarah) yang kemudian secara bersama melakukan sebuah tarian (gegeruk), berkat kesaktian yang dimiliki penghulu alim yang sedang melakukan penyamaran, semua bitang buas dapat dipengaruhi, sehingga niat untuk merusak tanaman atau mengganggu manusia pun hilang”.
Karena keampuhan tarian ini maka dijadikan salah satu seni adat atau ritual oleh komunitas ada zaman dulu, bahkan masih dilakukan dan diperagakan oleh komunitas adat khususnya yang ada dikecamatan Bayan, terutama pada acara atau ritual adat tertentu seperti, Begawe Beleq, Begawe Alif, Memayas, Nyunatang dan bercocok tanam pare oma atau pare rau (padi bulu) yang dilakukan pada proses penanaman dan diperagakan dengan berbalas pantun, tutur Rianom S.Sos, Anggota Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kecamatan Bayan, KLU saat di jumpai Suara Komunitas.
“Tarian atau pun kesenian adat lainnya juga sudah sering kita peragakan pada even-even penting lainnya untuk mempertahankan eksistensinya, Namun demikian secara umum kita sadari kearifan lokal yang ada di KLU keberadaanya juga sudah mulai tergeser karena perkembangan zaman. Untuk itu menjadi PR bersama antara pemerintah terkait untuk dapat menjawab persoalan ini, tambah Rianom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar