Senin, 30 November 2009

Gugus II Bayan Gelar Pelatihan Participant Teacher

SDN 1 BAYAN-KLU: Sesuai dengan perkembangan zaman, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional  (Depdiknas), senantiasa meningkatkan  mutu pendidikan melalui berbagai program, salah satu diantaranya dengan mengadakan pelatihan Master Teacher yang setiap Gugus diikuti oleh tiga peserta.

“Untuk menginflimentasikan hal tersebut setiap Master Teacher  yang pernah mengikuti pelatihan, akan melatih enam orang yang disebut dengan pelatihan Participant Teacher”, jelas kepala SDN 1 Bayan Tawaf Spd, di depan para guru yang mengikuti pelatihan  Participant Teacher KKG Daerah Tertinggal  berbasis information, communication dan teknologi (ICT), Gugus II Bayan.

Menurut Tawaf Spd, pelatihan ini dilaksanakan mulai 30 November sampai dengan 3 Desember 2009 mendatang, yang diikuti oleh 18 peserta dari 5 sekolah yang tergabung dalam Gugus II Bayan yaitu SD. 1, 2, 3  Bayan dan MI Maraqitta’limat Lekok Aur dan Mandala Desa Bayan, yang tujuanya untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama para guru.

“Kedepan para tenaga pengajar harus bisa menggunakan peralatan yang canggih seperti computer, LCD dan internet, karena tidak jamanya lagi mengirim laporan berbagai kegiatan atau proses belajar-mengajar dengan menggunakan surat, dan harus menggunakan  alat elektronik seperti email atau gmail”, ungkap Tawaf.

Sementara Suwarto Spd, yang mewakili Kepala UPTD Kecamatan Bayan-Lombok Utara yang didaulat sebagai pembuka Pelatihan, dalam sambutannya mengatatakan,  kegiatan pelatihan  Participant Teacher ini sangat penting, karena sehubungan dengan terus berkembangnya zaman abad teknologi, dimana guru juga dituntut  untuk mengikuti dan memamfaatkan teknologi yang canggih dalam proses belajar-mengajar. “Bila para guru tidak mampu mengikuti perkembangan zaman  maka dia akan tergilas dengan zaman itu sendiri”, tegasnya.

“Jadi sebaiknya para guru kita harus terus menerus belajar, karena itu merupakan salah satu ciri  guru yang professional. Karena pada setiap kali pertemuan Gugus saya melihat ada sebagian guru yang kadang-kadang kurang memperhatikan si pembawa materi , padahal kalau ingin maju apapun yang disampaikan oleh si pemakalah perlu diperhatikan serta dicoba dalam melakukan proses belajar mengajar”, katanya.

Karenanya Suwarto meminta kepada peserta pelatihan, untuk tekun mengikutinya sampai selesai, dan hasilnya bisa dimamfaatkan untuk dikembangkan dalam menjalankan tugas sebagai guru, lebih-lebih saat ini banyak casset CD yang berisi pembelajaran yang belum dimamfaatkan secara maksimal.

Selain itu dia juga mengharapkan, agar kegiatan (program-red) ini  jangan dianggap sebuah proyek, bila perlu dana yang diberikan untuk pelatihan ini bisa digunakan seefesien mungkin sehingga dapat dikembangkan dan dimamfaatkan pada proses pembelajaran yang lainnya.

Kompotensi yang harus dimiliki oleh setiap guru, menurut Suwarto, ada lima yaitu , menguasai landasan pendidikan yang baik; menguasai materi dan bahan ajar; menguasai kelas (proses belajar mengajar bisa menciptkana suasana yang kondusif dan aman); mampu menggunakan media atau sumber belajar secara optimal serta mampu menilai dan mengevaluasi hasil belajar dengan baik.

Sementara Ketua Gugus II Bayan, Saifuddin Spd, ketika ditemui PRIMADONA LOMBOK  (30/11) mengatakakan, salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan ini adalah para guru mampu memamfaatkan dan menggunakan ICT dalam proses belajar mengajar. Dan dalam pengembangannya kedepan pihaknya akan mengelola blog pendidikan sendiri yang akan bekerjasama dengan Radio Komunitas Primadona FM. “Insya Allah kita akan jalin

kerjasama dengan radio dalam mengelola Web pendidikan”, janjinya.Karenanya para guru yang memiliki ilmu tentang tulis menulis, dia meminta agar hasil tulisannya bisa dikirim ke ketua Gugus II untuk diedit, kemudian  akan dipublikasikan baik melalui media maya maupun media cetak.

1 komentar:

  1. Untuk meningkatkan kapasitas guru dapat dilakukan berbagai cara (strategi)diantaranya dengan pelatihan partichipant teacher, kegiatan ini lebih efektif dibanding dengan dipaksakan harus melalui pendidikan formal S1 PGSD, karena program ini banyak menelan biaya dan waktu yang tidak sedikit. semoga pengalaman program partichipant teacher dapat ditularkan ke wilayah lain di Indonesia. Program ini selaras dengan program induksi yang sedang dirancang.

    BalasHapus