Rabu, 24 Oktober 2012

Lombok Utara Dinyatakan Steril Dari Aksi Pencurian Anak, Warga Diminta Tak Terprovokasi

Lombok Utara - Meski belum ditemukan ada kejadian penculikan anak/orang diwilayah Lombok Utara, namun aksi brutal warga Kediri dan Narmada Lombok Barat yang menghakimi seorang pria, minggu sore hingga meregang nyawa karena diduga salah satu anggota sindikat pelaku penculik anak, membuat warga di lima kecamatan daerah Lombok Utara diselimuti keresahan.

AKBP. Rony Azwawi, SH,SIK (Kapolres KLU)
Selain mulai membatasi aktivitas kegiatan anak-anak mereka diluar rumah, bahkan rela menunggu selama jam belajar sampai jam pulang sekolah untuk memastikan keamanan anak-anak mereka. Warga disejumlah desa juga melakukan ronda sejak siang hingga pagi.  

Issu penculikan anak itu rupanya membuat masyarakat Lombok Utara meningkatkan kewaspadaan guna memastikan tidak terjadi dikampung halaman mereka, terlebih menyebar informasi bahwa kelompok pelaku pencurian anak tersebut, melarikan diri kelombok utara daerah yang selama ini dikenal paling aman.

Sementara disisi lain Kapolda NTB melalui Kapolres Lombok Utara, AKBP. Rony Azwawi, SH,SIK., yang dihubungi  wartawan, senin siang (22/10) menyatakan, hingga sejauh ini daerah Lombok Utara steril dari kejadian penculikan anak. 

“issue tentang adanya gerombolan penculik anak yang disebar melalui pesan singkat/SMS (Short Massages Service)  itu sama sekali tidak benar dan dipastikan adalah SMS gelap dari oknum tertentu yang ingin memperkeruh suasana,” Tandas Rony. 

“Untuk itu kita menghimbau agar masyarakat tidak panik dan tidak menanggapi issu penculikan itu secara berlebihan, namun harus tetap waspada,”. Sebab berita seperti itu akan selalu dihembuskan oleh pihak tak bertanggujawab untuk membuat daerah NTB khususnya pulau Lombok menjadi rusuh, setelah keributan di Bima dan daerah lainnya bergejolak yang disulut oleh issu semacam itu, kata Kapolres.

Disebutkan Mantan Wakapolresta Mataram itu, untuk mengantisipasi kejadian anarkisme sekaligus sebagai upaya menghilangkan keresahan masyarakat, pihaknya telah menerjunkan sebanyak 235 orang personil kepolisian Mapolres Lombok Utara yang dibagi menjadi Tiga Shift guna melakukan sosialisasi tentang kebohongan issu tersebut. 

“Aparat keamanan yang juga bekerjasama dengan Pemda, unsur TNI dan para tokoh masyarakat itu,  juga kita ditugaskan untuk memantau setiap perkembangan terkait beredarnya issu penculikan anak itu,” ujarnya. (Lalu Supriadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar