Lombok Utara - Program Uji Kompetensi yang menjadi bagian dari tahapan Sertifikasi guru, masih dilakukan secara manual didaerah lombok utara. Dibeberapa kabupaten/kota lainnya di NTB telah menggunakan sistim komputerisasi yang terjaring langsung dengan database Kemendiknas sehingga memudahkan seluruh rangkain pelaksanaan uji kompetensi.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Lombok Utara, Drs. Suhrawardi, kepada wartawan, rabu (10/10) menjelaskan pelaksanaan uji kompetensi yang masih secara manual itu karena Struktur online yang dimiliki belum mampu menampung kapasitas jumlah guru yang mengikuti Uji Kompetensi, sehingga sampai saat ini Dikbudpora masih menerapkan sistem manual.
Suhrawardi mengakui, perangkat yang memungkinkan untuk digelarnya uji kompetensi terkomputerisasi masih belum sanggup diadakan oleh Lombok Utara. Hal itu selain diakibatkan oleh keterbatasan dana, juga karena masih minimnya Sumber Daya Manusia untuk mengoperasionalkan perangkat yang dimaksud.
Suhrawardi menambahkan, selain menghadapi kelemahan pada standarisasi terkomputerisasi uji kompetensi Guru, angka persentase kelulusan grade uji kompetensi dilombok utara juga masih minim. Namun demikian, tetap diupayakan agar semua guru memiliki standarisasi yang sama dalam mendukung proses pembelajaran.
Sebab tujuan dari uji kompetensi ditandaskan nya, adalah untuk mengukur dan memetakan seberapa tinggi peta kapasitas guru berdasarkan keilmuan dasar. Untuk itu sangat ditekankan perlunya bagi seorang guru untuk melewati grade dalam uji kompetensi.
Karena selain sebagai prasyarat bagi yang sedang dalam proses dan belum memperoleh sertifikasi, pemetaan kapasitas guru merupakan orientasi lain agar penempatan dan distribusi guru sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kualitas lulusan.(edi/ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar