Sabtu, 14 April 2012

Kenalan Lewat HP, Siswi SMP Diperkosa Teman Kencan

Mataram (Suara NTB)
Nasib malang dialami salah seorang siswi kelas dua salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Mataram yang menjadi korban pemerkosaan teman kencan yang baru dikenalnya satu minggu.     

Ditemui di rumahnya di Lingkungan Kapung Melayu Bangsal, Kecamatan Ampenan Kota Mataram, Bunga (14) nama samaran, hanya terlihat murung dengan tubuh yang lemas, sesekali ia meringih kesakitan akibat luka di bagian kemaluannya. Bersama sang kakak, Bunga baru saja pulang dari markas Polres Mataram untuk melaprokan kejadian yang dialaminya. Sementara sang ibu yang duduk di dekatnya tidak kuasa menahan tangis mengingat apa yang dialami anaknya.

Kejadian yang merenggut kehormatan Bunga bermula dari kebiasaannya cahating dan kenalan dengan orang melalui handpon gemgam. Kebiasaanya tersebut berlanjut sampai akhirnya ia berkenalan dengan Zul, salah seorang siswa SMK 2 Kuripan, Lombok Barat. Dari pengakuan Bunga mereka sempat melakukan “ketemuan” di Taman Malomba, komunikasi terus berlanjut sampai Rabu malam (11/4) si lelaki mengajak kencan untuk pertama kalinya.

Sekitar pukul 19:00 wita, Bunga dijemput untuk diajak jalan-jalan ke kawasan Jalan Lingkar Selatan. Namun perasaan Bunga mulai dihinggapi rasa was-was bercampur takut, ketika si lelaki itu tidak mau mengajaknya pulang. Bunga malah dibawa ke sebuah tempat yang gelap dan bersemak, tepatnya di sebuah gang Guntur, Mapak. Di tempat tersebut dua orang laki-laki sudah menunggu mereka, salah satu diantaranya mengaku paman dari Zul.

Bunga semakin curiga dan takut dengan gerak gerik ketia pria yang baru dikenalnya tersebut. Sekitar pukul 22:00 malam, si laki-laki mulai melancarkan niat jahatnya, Ia merebahkan tubuh bunga di sebuah semak-semak. Saat itu Bunga mengaku sempat berontak dan lari, namun dua laki-laki yang bertugas berjaga-jaga di luar berhasil menangkapnya kembali. Bunga yang seorang diri tidak berdaya melawan tiga laki-laki itu, akhirnya si Zul berhasil melampiaskan nafsu birahinya.

Awalnya Bunga akan digilir oleh tiga orang laki-laki, namun karena bunga mengalami pendarahan yang cukup parah kedua laki-laki lainnya tidak berani menggauli Bunga. Dalam kondisi yang babak belur akhirnya bunga diantar pulang oleh lelaki yang mengaku paman dari Zul, di tengah perjalanan menuju rumah, Bunga sempat akan diperkosa kembali namun ia berontak dan ditampar oleh laki-laki tersebut.

“Dia sempat mau perkosa saya lagi, tapi saya berontak, dan dia tampar saya,”tuturnya.

Kondisi Bunga cukup parah akibat pendaraan yang dialaminya, akhirnya dia dibawa pihak keluarga ke Puskesmas setempat dan harus dijahir untuk menyembuhkan luka sobek dibagian kemaluannya sebanyak enam jahitan.

Rini kakk bunga mengaku sangat sedih melihat kondisi adiknya, ia menginginkan pelaku diberikan ganjaran hukuman yang setimpal. “Kami ingin mereka dihukum seberat-beratnya,”katanya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, yang datang melihat kondisi Korban mengaku sangat miris dengan kejadian tersebut. Apalagi pemerkosaan terencana tersebut dilakukan oleh seorang siswa SMK terhadap siswi SMP.

“Kami sangat miris dengan kejadian ini,” katanya.

Peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi semua orang tua agar lebih memperhatikan kembali perilaku anak-anaknya. Jangan sampai kejadian semacam itu terjadi kembali. Kecanggihan teknologi seperti internet dan penggunaan HP perlu diantisipasi dampaknya.  

“Tentunya kami sangat miris, karena yang melakukan adalah anak sekolah. Untuk itu saya minta kepada semua orang tua untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak agar mereka tidak terlibat pergaluan yang tidak benar. Kita menghimbau kepada orang tua agar lebih berhati-hati,”katanya.

Pihaknya melalui Lembaga Perlindungan Anak (LPA) akan melakukan pendampingan terhadap anak tersebut. Nyayu menambhakan, kekerasan seksual terhadap anak setiap tahun menujukan tren yang terus meningkat. Hal ini perlu diwaspadai semua pihak untuk mencegah kekerasan seks terus terjadi pada anak-anak.

Berdasarkan data LPA Kota Mataram kasus kekerasan terhadap anak yang ditangani LPA sejak tahun 2010/2011 sebanyak 18 kasus, yang meliputi pengeroyokan, video porno, penganiayaan, dan lain sebagainya. (sir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar