Kamis, 01 Maret 2012

MNCTV BIG SHOW Peserta Gempar Brimob Diatas Panggung

JAKARTA -  Dunia hiburan melalui media pertelevisian Indonesia, kian hari kian tidak memperhatikan kaidah dan norma-norma ketimuran, demi bisnis budaya timur yang luhur acapkali dikesampingkan. Demikian dikatakan Ahmad Fauzi Syahputra, ketua Gerakan Reformasi Moral Orang Indonesia (GERMO-OI) memberikan pernyataan kepada wartawan, terkait tayangan "live" BIG SHOW (Dangdutan) di MNCTV yang menayangkan aksi salah satu peserta BIG SHOW (Super Emak) menggampar salah seorang personil Brimob, Andre BM lantaran bersikap canggung menangkapnya pada saat merebahkan diri bak penari India, Rabu (29/2). Program BIG SHOW Rabu (29/2) selesai pukul 24.00 Wib.

Memang membuat lelucon itu adalah sunnah nabi, kata Fauzi, tapi, lanjutnya, harus beretika juga dong, ujarnya. "Jangan mentang-mentang artis, pembawa acara televisi, lalu MNCTV mengundang suatu kesatuan dari institusi negara (TNI/Polri) untuk menjadi penyemarak dan pengisisi acara, lantas dengan sesuka hati diperlakukan sembarangan, bersikap santunlah, bukan malah bercanda secara keterlaluan sebagaimana dipertontonkan di tayangan BIG SHOW MNCTV, Rabu (29/2)," beber Fauzi.

Bukan hanya Super Emak yang bersikap kurang ajar dalam tayangan itu, menurut pantauan media ini, Edric Tjandra yang berduet dengan Jessica Iskandar, pada saat bernyanyi dan mengitari para penonton dari kesatuan Brimob, terlihat jelas bertingkah tidak etis, dia telah menggoda dan menggarai Rustam F, salah satu personel brimob yang ikut nonton sambil mencubiti pipi dan dagu (Rustam F-red) secara halus dan perlahan.

Menurut Fauzi, kejadian seperti ini acapkali terjadi akibat lemahnya kontrol Komisi Penyiaran Indonesia terhadap program televisi yang disajikan dan menjadi konsumsi publik. Bayangkan, kata Fauzi jika aparat polisi kita diberlakukan sedemikian rupa tanpa ada penghormatan sedikitpun, bukankah ini preseden buruk yang bisa dicontoh publik nantinya, tanya Fauzi.

Mengakhiri pernyataannya, Fauzi mendesak Bapak Kapolri agar membatasi institusinya menghadiri undangan acara-acara televisi yang kurang bermanfaat dan bahkan mencemarkan keberadaan Polri itu sendiri. "Kapolri atas dasar ini, harus segera melakukan tindakan "memberikan peringatan tegas" terhadap siapapun dalam acara yang digelar (pembawa acara, artis, dll) bertindak dan bersikap merendahkan Polri baik melalui oknum polri dan atau secara institusi.

Mabes Telah Mengevaluasi Rekaman BIG SHOW MNCTV

Melihat program BIG SHOW MNCTV, Rabu (29/2) menayangkan aksi salah satu peserta BIG SHOW (Super Emak) menggampar salah seorang personil Brimob, Andre BM lantaran bersikap canggung menangkapnya pada saat merebahkan diri bak penari India, secara sepontan menelpon Kapolri, Jenderal Pol. Drs. Timur Pradopo, namun tidak dijawab, lantas mengirim SMS mohon konfirmasi tentang peristiwa tersebut, tidak mendapat balasan, sampai akhirnya wartawan  mendapat MISS CALL dari Kabag Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli (yang ditugaskan khusus oleh Kapolri menerima konfirmasi), Kamis (1/3) pukul. 06.40 wib yang disusul SMS dari beliau beberapa saat kemudian yang berisi kurang lebih" mohon diterima telepon saya".

Setelah dihubungi kembali Kombes Pol Boy Rafli pukul. 7.30 dan langsung dijawab. Kombes Pol Boy Rafli menyesalkan kejadian tersebut, padahal kehadiran polri di tengah acara televisi merupakan keterbukaan polri untuk meciptakan kehangatan dalam silaturrahmi (antara polri dan rakyat), "kami sudah mengevaluasi rekaman BIG SHOW, 16 stasiun televisi kami bisa rekam semuanya acar-acara yang ditayangkan dengan alat yang kami punya. Namun tentang BIG SHOW tadi memang ada artis yang bertingkah "lebay" yang kurang etis diperankannya di acara yang melibatkan Polri." jelas Kabag Penerangan Umum Mabes Polri melalui ponselnya.

Ditanyai tentang desakan elemen masyarakat di Medan agar Kapolri melakukan tindakan tegas terhadap artis atau pembawa acara yang bertingkah tidak menghargai kehadiran Polri sebagai undangan, Kombes Pol Boy Rafli menjawab, enggaklah, gak mungkinlah ditindak, "mereka kan menghibur, tapi mereka juga harus dikontrol agar tidak keterlaluan arah hiburannya." Demikian Kombes Pol Boy Rafli (Delinews Indonesia) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar