Jumat, 20 Januari 2012

Ironis, Proyek Miliran Rupian Hanya Bertahan Dalam Hitungan Hari

Lombok Utara – sangat ironis! Program pemerintah daerah khususnya dibidang pembangunan pengaspalan jalan yang seharusnya mampu dimanfaatkan dalam jangka waktu berpuluh-puluh tahun ternyata hanya bertahan dalam hitungan hari. Dibeberapa titik ruas jalan Sumur Pande, Lokok Ara, Aur Kuning, Kebaloan, Batu Jompang dan Pansor Desa Sesait sepanjang 3, 5 Km yang baru beberapa hari setelah diaspal rusak tergerus derasnya air hujan.

Menurut kesaksian warga Dusun Aur Kuning, jalan dititik kolometer 1 persisnya tanjakan Megatan Bangket (batas antar sawah dan Dusun) duguyur hujan sejak siang hari Kamis (12-01-2012) hingga tengah malam. Akibatnya  warga Dusun Aur Kuning pada pagi hari Jum’at (13-01-2012) terkejut melihat kondisi jalan meski tersedia saluran atau drainase jalan. Kami tidak mengerti mengapa jalan aspal ini bisa tergerus air hujan padahal baru saja dibangun, ujar Borang, salah satu warga yang biasanya setiap pagi hari memanfaatkan jalan untuk berolahraga.

Menurut salah satu tokoh pemuda Sesait Mursaid Mariadi, SPd.i, Jalan sepanjang 3,5 Km yang menghubungkan sebelas Dusun ini baru empat belas hari selesai dibangun dengan pagu anggaran sekitar 2 miliar. Kami sering mengingatkan para pekerja lapangan untuk betul-betul memperhatikan kualitas pelaksanaan pengaspalan jalan sehingga bisa dinikmati oleh warga dalam jangka waktu yang lama, akan tetapi, imbuhnya, mungkin karena warga kami terbilang awam dalam hal teknis pengaspalan jalan sehingga saran dan kritik diabaikan begitu saja, lebih-lebih konsultan pengawas jarang turun ke lokasi. Kami harapkan kepada pemerintah daerah kedepannya jangan sampai program pembangunan dilaksanakan pada musim hujan, beginilah hasilnya kalau dipaksakan asal selesai, belum satu bulan jalan pun rusak, ketusnya.

Bahakan, sambung pemuda yang biasa disapa Said menuturkan, baru sehari setelah pengaspalan, setelah dilewati truk, jalan aspal pun pecah dan terangkat kepermukaan. Mungkin karena aspalnya yang kurang, ditambah lagi alat beratnya kurang memperhatikan tingkat kepadatan badan jalan, baru dua kali di gilas langsung diaspal dan ditaburkan pasir pantai. Akhirnya setelah di lewati truk, badan jalanpun terangkat dan lebur. Sedangkan untuk mengantisipasi derasnya air hujan mengingat pengaspalannya dilakukan pada musim hujan seharusnya terlebih dahulu dibuatkan drainase atau got miring sehingga luapan air hujan baik dari badan jalan maupun limpahan sawah warga tidak menggerus badan jalan.

Selain itu lanjutnya, masyarakat juga memiliki keterbatasan dalam melakukan pengawasan. Bagaimana kita optimal dalam mengawas pelaksanaan pembangunan, plang-nya saja tidak ada. Seharusnya jika pemerintah transparan dalam pembangunan maka hasilnya juga pasti maksimal. Ini, ibarat kata orang seperti proyek siluman datang tanpa pemberitahuan, identitas kontraktor tidak ada, disamping itu pagu anggaran-nya juga tertutup. Kebetulan ada teman yang ngasih tahu bahwa dana-nya mencapai 2 miliar, sebut Said.   

Sementara itu Kabid Bina Marga Rusdy, ST. Saat dikonfirmasi Via HP mengungkapkan bahwa mengingat saat ini ia sedang ada kegiatan, pihaknya telah mengutus salah satu stafnya untuk memantau ke lokasi. Dengan tegas Rusdy mengungkapkan bahwa selama enam bulan masih menjadi tanggung jawab pihak kontraktor, karena saat ini baru hanya dilakukan serah terima sementara saja. Oleh karena itu kami akan meminta pihak kontraktor untuk segera memperbaiki semua kerusakan jalan, ujarnya.

Memang kebanyakan proyek fisik Pemerintah Daerah Lombok Utara dilaksanakan pada akhir tahun anggaran yang bertepatan dengan datangnya musim hujan. Dalam hitungan hari setelah diaspal, Kerusakan badan jalan pun tak dapat dipungkiri. Ruas jalan Boyotan Gumantar sepanjang 4 KM, ruas jalan Dangiang-Melepah juga mengalami kerusakan yang sama. Belum lagi  proyek pengaspalan jalan di Dusun Leong Tengah sepanjang 4 Km terkena Pinalti akibat pengerjaannya pada musim hujan. Mudah-mudahan para pejabat kita akan segera Insyaf, sehingga permasalahan yang sama tidak terulang kembali, harap Bagiarti, SH. Ketua Nusa tenggara Parlament wacht (NPW) Lombok Utara. (DN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar