Rabu, 11 Januari 2012

Bupati KLU Tolak Tambang

Lombok Utara - BUPATI Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, berkomitmen tidak akan memberikan izin penambangan pasir besi yang ada di sepanjang pantai KLU dari Pemenang hingga Bayan. Penolakan itu menyusul kontraproduktifnya sektor tersebut terhadap sektor pariwisata di KLU.

‘’Sudah tiga pengusaha yang datang ke saya, meminta untuk menambang pasir besi, tetapi tidak saya respon. Pokoknya, selama saya jadi Bupati, tidak akan pernah saya keluarkan izin tambang di sini,’’ ujar Djohan Sjamsu, saat menerima kunjungan silaturahmi Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H. Agus Talino dan rombongan di ruang kerjanya, Selasa (10/1).

Menurut Djohan, di antara pengusaha tersebut ada yang berasal dari Singapura. Permintaan penambangan diajukan ke Pemda KLU, dalam dua tahun terakhir. Namun oleh Djohan Sjamsu selaku pemegang otoritas, sama sekali tak menggubris pengajuan izin tambang pasir besi di sepanjang pantai KLU tersebut.

Bupati melihat, beberapa persoalan tambang di NTB seperti di Lombok Barat (dengan Sekotongnya, red) dan Bima (dengan tambang Lambu, red), berpotensi menciptakan ketidaknyamanan warga sekitar. Di samping tambang di daerah itu, Bupati juga mempunyai pengalaman sendiri terhadap konflik yang melibatkan pengusaha dan warga. Sebut saja PT. WAH, di Gili Terawangan.

Bupati sebagaimana dalam program pembangunan yang diusungnya, lebih memilih sektor pariwisata berdampingan dengan pengembangan pertanian (secara luas). Topografi KLU berbukit dan pertanian yang subur, menurutnya lebih berpeluang mengangkat derajat ekonomi masyarakat dari keterpurukan.

‘’Dengan 215 ribu lebih penduduk, angka kemiskinan memang masih tinggi, sekitar 43,14 persen. Sebagai kabupaten baru, kemiskinan tinggi ini tergolong wajar karena merupakan ‘’warisan’’,’’ sambungnya.

Djohan meyakini, potensi pertanian, peternakan sampai perikanan yang cukup besar di KLU, merupakan ruang yang dapat mengintervensi sekaligus mereduksi problem sosial di tingkat akar rumput penduduknya. Djohan merinci, setiap kecamatan di KLU memiliki potensi. Kecamatan Pemenang berpeluang menjadi objek wisata internasional, Kecamatan Tanjung dengan perdagangan dan pertanian serta perkebunan, Kecamatan Gangga sebagai penghasil kakao, coklat, vanili, kelapa dan lainnya, akan mendorong KLU untuk berkembang lebih cepat. Akan halnya dua kecamatan lain, Kayangan dan Bayan, juga sebagai sumber penghasil komoditas pertanian.

‘’Sepanjang 2011, kami sudah memberikan bantuan kepada 190 kelompok sapi dan kambing. Bahkan ada salah satu kelompok kambing etawa di Dusun Kertaraharja, susu kambingnya sudah bisa diperah untuk konsumsi. Susu kambing ini kita harapkan dapat mengurangi gizi buruk dan gizi kurang yang potensinya 3.000 anak lebih,’’ harapnya. (joe) Suara NTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar