Senin, 31 Oktober 2011

MATARAM - Menjelang perayaan hari raya Idul Adha atau yang biasa disebut hari raya kurban, tidak hanya berimbas terhadap naiknya kebutuhan daging, akan tetapi komoditi lain seperti minyak tanah (mitan) juga meningkat. Hal ini berdampak terhadap tingginya harga mitan bersubsidi di tingkat harga eceran. Tak pelak, masyarakatpun disusahkan dengan harga mitan yang melambung tinggi.

“Sebelumnya pada awal Oktober harga mitan bersubsidi hanya Rp 8.000 hingga Rp 9000 per liter, kini harga mitan bersubsidi mencapai Rp 10.000 sampai Rp 11 ribuan per liternya,” demikian pengakuan Aton salah seorang ibu Rumah Tangga yang berdomisili di Ampenan Mataram Minggu (30/10) kemarin. Dakuinya, sudah dua minggu ini harga mitan di tingkat eceran mulai naik.

Diutarakan, harga mitan di tingkat pengecer berbeda antara pengecer satu dengan yang lain. Seperti pengecer yang biasa tempat ia membeli, harganya mencapai Rp 11.000 -an, sedangkan di pengecer lainnya menjual dengan harga Rp 9 ribu sampai 10 ribu-an. Ia sendiri tidak mengetahui kenapa harga mitan itu berbeda.

Naiknya harga mitan ini diakuinya menyusahkan dirinya, karena penghasilannya sebagai pembantu rumah tangga dan suaminya yang bekerja sebagai buruh tidak cukup membiayai hidupnya sehari-hari, ditambah biaya hidup makin hari terus meningkat. “Kami harapkan agar ada bantuan dari pemerintah,” ujarnya.

Ia sendiri tidak berani menggunakan LPG yang telah dibagikan pemerintah, karena ia masih trauma dengan peristiwa ledakan yang banyak disiarkan di TV. Karena itu, terkadang  ia masih mengggunakan kayu bakar untuk memasak. Ia berharap agar mitan bersubsidi yang diberikan melalui operasi pasar (OP) mitan seperti dijanjikan pemerintah tetap dilaksanakan.

Seperti disampaikan, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram, Wartan, mitan bersubsidi dipastikan akan tetap beredar di Mataram hingga awal bulan Desember 2011 mendatang. Penghentian mitan bersubsidi tersebut dilakukan seiring pelaksanaan program konversi bahan bakar dari Mitan ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang telah berlangsung.

Ia juga memastikan, kendati mitan bersubsidi ditarik dari pasaran tetapi mitan non subsidi akan tetap didistribusikan dengan harga yang lebih mahal. Ia memastikan, Operasi pasar mitan akan tetap dilakukan di Kota Mataram hingga Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang ada di Lembar, Lombok Barat akan mulai beroperasi. (her)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar