Djasman Hadi (anggota DPRD KLU) |
Narsudin Ketua Fraksi Rakyat Madani (FRM) DPRD KLU pada wartawan Senin (17/10/11) mengatakan program pemberian telur untuk bayi gizi kurang dan gizi buruk, oleh pihak Dikes, tidak tepat sasaran sehingga tidak akan menjawab persoalan yang terjadi.
Menaggapi kasus kematian balita akibat gizi buruk beberapa hari lalu, ia meminta agar dinas kesehatan mengevaluasi program tersebut dengan aksi yang kongkret, dimana lebih ditekankan pada pola asuh dan meberikan pemahaman para orang tua bayi terhadap pola hidup sehat, disamping bantuan makanan yang sehat dan bergizi lainnya.
Hal senada juga dikatakan Jasman Hadi Ketua Komisi I DPRD KLU menyatakan, anggaran sebesar Rp 100 juta yang diambil dari APBD Perubahan tahun 2011 itu bukan untuk program bagi-bagi telur melainkan sebagai dana atau support program dari Dikes pada program yang sifatnya menyentuh dan mengakomodir persoalan. “Kalau hanya bagi-bagi telur dan biscuit gratis masalah gizi buruk dan gizi kurang di KLU kita pastikan tidak akan teratasi, “ungkap politisi Partai Hanura itu menyanyangkan.
Demikian juga dikatakan Anggota DPRD KLU politisi dari Partai PPRN, Ardianto,SH menurutnya, dengan bantuan anggaran sebesar Rp 100 juta legeslatif berharap ada langkah strategis untuk persoalan gizi atau kesehatan bayi. “Seharusnya anggaran itu dipergunakan untuk melakukan upaya khusus seperti penanganan dan pengawasan strategsi bagai balita atau bayi yang bermasalah dengan kesehatan atau gizi, bukan menonjolkan program bagi-bagi telur, “tambahnya menyayangkan. (adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar