Lombok Utara (Primadona) - Kondisi bangunan Madrasah Syifauunnufus NW, yang terletak di ujung timur Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara ini, memang cukup memprihatinkan, karenanya butuh perhatian dari pemerintah kabupaten Lombok Utara.
Bangunan yang ditempati oleh 47 siswa di tingkat Raudhatul Athfal (setingkat TK-red) dan 32 siswa Madarah Tsanawiyah (MTs) Syifauunnufus NW Sambik Elen ini, hanya berdinding kayu randu dan berlantai semen. Padahal lokasi bangunan kedua lembaga pendidikan ini cukup strategis, yakni terletak di pintu masuk Kabupaten Lombok Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lombok Timur.
“Kami sudah berkali-kali mengirim proposal ke instasnsi terkait, khususnya ke Departemen Agama, namun hingga saat ini belum ada respon, padahal lembaga ini sudah cukup lama berdiri. Raudhatul Athfal berdiri pada tahun 2004, sementara MTs-nya berdiri tahun 2007 lalu, dan dibangun dengan swadaya masyarakat”, tutur Muhlisin Spd, Kepala MTs. Syifauunufus NW Sambik Elen, pada Primadona (28/5).
Disamping bangunan gedungnya memprihatinkan, lanjut Muhlisin, juga khususnya madrasah Tuhfatul Athfal ini belum memiliki sarana alat permainan anak-anak, seperti ayunan dan lainnya. “Dulu kami pernah memiliki beberapa alat permainan anak-anak, tapi sekarang ini sudah rusak, dan belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah”, ujarnya.
Sementara untuk tingkat MTs, sejak didirikan tahun 2007 lalu, baru menamatkan satu kali dengan tingkat kelulusan siswanya 90 persen. Dan 10 persen diantaranya harus mengikuti ujian ulang.
Kendati serba kekurangan, namun tidak sampai mengendurkan semangat para siswa dan guru terutama dalam proses belajar mengajar di kedua lembaga pendidikan tersebut. “Alhamdulillah, semangat para siswa untuk belajar, dan para guru untuk mengajar cukup membanggakan, dengan jumlah guru 18 orang. Dari jumlah tersebut yang sudah memperoleh Tunjangan Fungsional (TF) baru 6 orang guru, sehingga terpaksa dibagi rata dengan guru yang belum mendapat TF”, jelas Muhlisin.
Muhlisin mengharapkan kepada pemerintah kabupaten Lombok Utara, untuk membantu pembangunan madrasah yang terletak di ujung timur pintu masuk bumi “tiok-tata-tunaq” ini. “Karena sejak didirikan, pihak sekolah sudah berkali-kali mengusulkan ke instansi terkait, namun belum mendapat tanggapan sama sekali dari pemerintah”, pungkasnya.
“Kami sudah berkali-kali mengirim proposal ke instasnsi terkait, khususnya ke Departemen Agama, namun hingga saat ini belum ada respon, padahal lembaga ini sudah cukup lama berdiri. Raudhatul Athfal berdiri pada tahun 2004, sementara MTs-nya berdiri tahun 2007 lalu, dan dibangun dengan swadaya masyarakat”, tutur Muhlisin Spd, Kepala MTs. Syifauunufus NW Sambik Elen, pada Primadona (28/5).
Disamping bangunan gedungnya memprihatinkan, lanjut Muhlisin, juga khususnya madrasah Tuhfatul Athfal ini belum memiliki sarana alat permainan anak-anak, seperti ayunan dan lainnya. “Dulu kami pernah memiliki beberapa alat permainan anak-anak, tapi sekarang ini sudah rusak, dan belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah”, ujarnya.
Sementara untuk tingkat MTs, sejak didirikan tahun 2007 lalu, baru menamatkan satu kali dengan tingkat kelulusan siswanya 90 persen. Dan 10 persen diantaranya harus mengikuti ujian ulang.
Kendati serba kekurangan, namun tidak sampai mengendurkan semangat para siswa dan guru terutama dalam proses belajar mengajar di kedua lembaga pendidikan tersebut. “Alhamdulillah, semangat para siswa untuk belajar, dan para guru untuk mengajar cukup membanggakan, dengan jumlah guru 18 orang. Dari jumlah tersebut yang sudah memperoleh Tunjangan Fungsional (TF) baru 6 orang guru, sehingga terpaksa dibagi rata dengan guru yang belum mendapat TF”, jelas Muhlisin.
Muhlisin mengharapkan kepada pemerintah kabupaten Lombok Utara, untuk membantu pembangunan madrasah yang terletak di ujung timur pintu masuk bumi “tiok-tata-tunaq” ini. “Karena sejak didirikan, pihak sekolah sudah berkali-kali mengusulkan ke instansi terkait, namun belum mendapat tanggapan sama sekali dari pemerintah”, pungkasnya.
Home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar