Selasa, 01 Desember 2009

Tiga Kaur Masih Lowong di Loloan

LOLOAN-KLU: Sejak kepemipinan kepala desa yang lama (Nurjati), di Desa Loloan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, sedikitnya ada tiga Kaur yang belum diterbitkan SK nya, yang hingga pelantikan kepala desa terpilih (R. Nyakrasana) (30/11), ke tiga kaur tersebut masih lowong.

Demikian dikatakan oleh ketua BPD Desa Loloan, Nurbakti, Sag pada PRIMADONA LOMBOK (1/12) di rumahnya di desa Loloan. Kaur yang lowong tersebut antara lain, Kaur Umum, Trantib dan Kaur Pembangunan. "Dan pemantapan ruang kerja inilah yang perlu dilakukan oleh kepala desa terpilih", jelasnya.

Namun sebelum menetukan petugasnya (kaur), kata Nurbakti. tentu diperlukan koordinasi yang mantap antara lembaga-lembaga yang ada di desa. Ini sesuai dengan saran dari Sekda KLU pada ketika pelantikan yakni menjaga kekompakan antara segenap lapisan masyarakat, bertindak sesuai dengan aturan yang ada serta melakukan koordinasi antara lembaga di desa maupun di dinas instansi di tingkat kecamatan atau daerah.

“Di desa Loloan memang masih ada dua stap yang belum memegang jabatan, hanya saja yang oleh kepala desa lama belum dibuatkan SK, sehingga kita tidak tahu apa jobnya di kantor desa, apakah stap atau kaur”, tutur Nurbakti.

Ketika ditanya apa harapan masyarakat terhadap Kades yang baru dilantik ini ? Nurbakti menjawab dengan cukup demokratis. Dalam hal ini, masyarakat tentu belum bisa berharap banyak kepada kepala desa, karena beliau baru dilantik. “Masyarakat masih menunggu kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kepala desa, yang jika kebijakan itu baik akan didukung, tapi jika kurang baik tentu akan diluruskan”, kata Nurbakti yang juga guru SMPN 4 Bayan ini.

Lalu apakah ada target 100 hari kerja seperti presiden? Menurut Nurbakti, selama ini belum pernah dia dengar, karena pada penyampaian visi-misi saat pencalonan dulu target kerja tersebut tidak dipaparkan. “Jadi lihat aja dulu”, katanya.

Sementara R. Nyakrasana ketika dihubungi beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa program kerja yang akan dilakukan adalah melengkapi sarana air bersih, karena masih banyak masyarakatnya yang belum dapat menikmati air bersih ini. “Kalau air bersihnya sudah lengkap baru kita bangun yang lain, karena air ini merupakan kebutuhan masyarakat sehari-hari”, katanya.

Selain itu dia juga akan melihat potensi apa yang akan bisa dikembangkan di desa Loloan, yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakatnya.

Nurbakti mengharapkan kepada kepala desa baru, untuk bekerja dengan penuh kekeluargaan dan kebersamaan; bertindak sesuai dengan aturan yang ada baik tindakan maupun kebijakan-kebijakan yang akan diambil di desa.

“Bagaiamanapun dalam pemilihan kepala desa yang lalu jika dihitung secara prosentasi perolehan suara, kepala desa terpilih memperoleh suara kurang dari 40 persen. Dan yang menjadi tantangan terberat kepala desa baru ini adalah bagaimana merangkul dan mengakomodir masyarakat yang kira-kira pilihannya lain kemarin, termasuk merangkul para calon yang kalah, demi untuk kita bersama-sama membangun desa Loloan yang jauh lebih maju kedepan”, pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar