SENARU-KLU: Para petani di Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, yang tergabung dalam kelompok tani yang didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agrobisnis Pedesaan (PNPM-AP) sejak beberapa bulan lalu, melakukan penakaran benih jagung yang hasilnya sudah diuji di Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) provinsi Nusa Tenggara Barat.
Munculnya agrobisnis penakaran benih jagung ini, menurut Fasilitator yang menangani PNPM-AP kecamatan Bayan, Mahrin, karena pada saat musim tanam jagung, harga benih (bibit) melonjak tinggi sampai Rp. 200 ribu per lima kilogram, sehingga para petani tidak mampu membeli benih jagung yang berkualitas.
“Kalau harga benih jagung tetap mahal, tentu para petani tidak akan mampu membeli bibit yang bagus (berkualitas-red), sehingga muncul usulan dari para petani khususnya di Desa Senaru untuk melakukan penakaran benih jagung sendiri yang danai PNPM-AP”, tutur Mahrin pada PRIMADONA LOMBOK ketika ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Dengan adanya penakaran benih ini, lanjut Mahrin, petani bisa lebih mengefesiensikan pengeluaran biaya untuk membeli bibit jagung. Dan agar hasil penakaran benih ini berkualitas, pihaknya juga mendatangkan para pakar dan ahli dari Universitas Mataram (Unram) dan BPSB NTB, untuk melatih para petani yang berkaitan dengan bagaimana caranya melakukan budidaya benih jagung yang baik dan berkualitas. “Kami sudah melatih para petani untuk penakaran benih dan Alhamdulillah hasilnya sudah bagus”, ungkap Mahrin.
Mahrin mengatakan, komposit benih jagung yang dibudidayakan oleh para petani di Senaru adalah benih jagung Sugmaraga yang mampu bersaing dengan benih lainnya.. “Kalau bibit jagung lainnya tidak bisa ditanam sampai dua kali, tapi benih yang dibudidayakan seperti Sugmaraga ini dapat ditanam berkali-kali dan hasilnya tidak jauh beda dengan benih unggul lainnya”, jelasnya.
Hasil penakaran benih ini dinilai sudah cukup bagus dan sudah diteliti di BPSB NTB. “Petugas Dario BPSB sudah langsung turun ke lapangan untuk mengambil sampelnya dan semuanya sudah lulus uji”, pungkasnya.
Munculnya agrobisnis penakaran benih jagung ini, menurut Fasilitator yang menangani PNPM-AP kecamatan Bayan, Mahrin, karena pada saat musim tanam jagung, harga benih (bibit) melonjak tinggi sampai Rp. 200 ribu per lima kilogram, sehingga para petani tidak mampu membeli benih jagung yang berkualitas.
“Kalau harga benih jagung tetap mahal, tentu para petani tidak akan mampu membeli bibit yang bagus (berkualitas-red), sehingga muncul usulan dari para petani khususnya di Desa Senaru untuk melakukan penakaran benih jagung sendiri yang danai PNPM-AP”, tutur Mahrin pada PRIMADONA LOMBOK ketika ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Dengan adanya penakaran benih ini, lanjut Mahrin, petani bisa lebih mengefesiensikan pengeluaran biaya untuk membeli bibit jagung. Dan agar hasil penakaran benih ini berkualitas, pihaknya juga mendatangkan para pakar dan ahli dari Universitas Mataram (Unram) dan BPSB NTB, untuk melatih para petani yang berkaitan dengan bagaimana caranya melakukan budidaya benih jagung yang baik dan berkualitas. “Kami sudah melatih para petani untuk penakaran benih dan Alhamdulillah hasilnya sudah bagus”, ungkap Mahrin.
Mahrin mengatakan, komposit benih jagung yang dibudidayakan oleh para petani di Senaru adalah benih jagung Sugmaraga yang mampu bersaing dengan benih lainnya.. “Kalau bibit jagung lainnya tidak bisa ditanam sampai dua kali, tapi benih yang dibudidayakan seperti Sugmaraga ini dapat ditanam berkali-kali dan hasilnya tidak jauh beda dengan benih unggul lainnya”, jelasnya.
Hasil penakaran benih ini dinilai sudah cukup bagus dan sudah diteliti di BPSB NTB. “Petugas Dario BPSB sudah langsung turun ke lapangan untuk mengambil sampelnya dan semuanya sudah lulus uji”, pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar