Rabu, 02 November 2011

Dana Konpensasi Untuk TKW Sumiati Tak Sepadan

Mataram - Masih segar dalam ingatan, nasip malang yang dialami salah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berasal dari Desa Jala, Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dialah Sumiati binti Salan Mustapa (26) yang berangkat ke Arab Saudi 18 Juli 2010, yang mendapat perlakukan tak manusiawi dari majikannya.

Tubuhnya disengat dengan besi panas, luka serius di kaki dan mukanya bonyok serta bibir bagian atas digunting. Padahal dulu ketika pertama kali ikut majikan itu, dia dijanjikan gaji 800 real per bulan atau kurang dari Rp 2 juta.

Entah karena dituduh mencuri atau cemburu, karena yang melakukan penyiksaan justru majikan perempuan dan anak perempuannya. Penderitaan Sumiati mulai terungkap ketika dirinya dibawa ke RS swasta di Madinah.

Setelah dibawa kembali ke tanah air, pemulihan fisik, Sumiati  mengalami peningkatan dari segi mental. dan terlihat sumringah dan ceria. "Perhatian yang diberikan kepada Sumiati membantu dia menuju pemulihan secara mental," papar Zakariya.

Sumiati juga merasa pede jika dirinya bisa kembali sembuh. Hal itu ditunjukan dari perubahan sikap yang ditunjukkan dari hari ke hari. Sayang konpensasi yang diharapkan setelah sembuh tak sepadan dengan penderitaan yang dialaminya. 

Terkait tidak sepadannya konpensasi yang diberikan, ayah Sumiati kemarin, mengadu kepada ketua DPRD NTB, Drs. H.L. Sujirman.

“Kompensasi yang diterima Sumiati hanya beberapa juta rupiah, sangat tidak sepadan dengan penderitaannya,” ujar Sujirman seusai menerima pengaduan ayah Sumiati tanpa menjelaskan berapa rupiah yang diterima korban. 

Menurutnya, untuk mendorong diperolehnya keadilan atas penganiayaan yang diterima Sumiati, pihaknya bersama Gubernur NTB telah bersurat ke Presiden, meminta agar Sumiati bisa diberikan kompensasi yang layak.

Sayangnya, hingga kini kompensasi dimaksud rupanya belum tercapai. Bahkan, dana kompensasi dan asuransi yang diterima diduga telah dipotong sejumlah biaya sehingga nilai yang diterima keluarga Sumiati tinggal sedikit. Kontan saja, dana tersebut dianggap tidak sepadan dengan penderitaan yang sudah dialami.

Sujirman mengungkapkan, saat dirinya dan Gubernur NTB bertemu Presiden beberapa waktu lalu, ia telah menyampaikan pula persoalan ini serta sejumlah TKI asal NTB yang terancam dihukum pancung. “Dan tampaknya sudah direspon, sedang ditindaklanjuti,” ujar politisi Golkar ini.

Menurut Sujirman, untuk mengkomunikasikan berbagai persoalan menyangkut TKI yang bermasalah di Arab Saudi, Presiden juga telah mengutus mantan Menteri Agama. 

“Nanti ini akan dikomunikasikan. Yang jelas, Sumiati ini kita harapkan bisa menerima dana kompensasi yang layak. Karena kalau dilihat, yang paling berat penderitaannya memang Sumiati ini,”janjinya. 

Derita-demi derita terus menyandera para TKW yang bekerja di luar negeri, ada yang mengalami penyiksaan oleh majikan, tak menerima gaji, bahkan puluhan TKW yang terjerat hukum masih menanti hukuman pancung dinegeri orang. Akankan semuanya kita biarkan? (Primadona)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar