Lombok Utara - Keinginan dan semangat pemerintah dan masyarakat dalam membangun Kabupaten Lombok Utara (KLU) sungguh sangat membanggakan. Dan jihad (perjuangan) besar yang dihadapi KLU saat ini adalah jihad memerangi kemiskinan dan kebodohan.
Penegasan tersebut disampaikan Wakil Bupati (Wabup) KLU, H. Najmul Akhyar, SH. MH dalam acara safari Ramadhan di masjid Raudhatul Hikmah Dusun Tumpangsari Desa Senaru Kecamatan Bayan, sabtu malam 13/8/11.
Menurutnya, angka kemiskinan di KLU merupakan urutan pertama tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bahkan secara rata-rata nasional yaitu mencapai 40,17 persen. Tapi dilain sisi angka penggurannya cukup rendah.
“Jadi kemiskinan yang terjadi di KLU bukan semata-mata masyarakat tidak memiliki pekerjaan, hanya saja aktivitas kerja masyarakat yang belum meningkat, padahal KLU memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup mampu mensejahterakan masyarakat bila dikembangkan kedepan”, kata H. Najmul.
Untuk mengatasi dan menurunkan angka kemiskinan ini, pemerintah KLU terus berusaha memfasilitasi untuk meningkatkan aktifitas kerja, yang pada tahap awal digelontorkan program membantu 1000 orang pedagang bakulan dengan nila anggaran sebesar Rp. 1 miliar.
Dikatakan, selain angka kemiskinan, juga KLU memiliki angka anak kurang gizi dan gizi buruk tertinggi di NTB yaitu mencapai 2500 lebih anak yang kekurangan gizi.
“Penyebab tingginya gizi buruk ini, bukan karena kemiskinan, tapi factor pola asuh, dimana kebiasaan masyarakat yang tidak rasional perlu diubah. Artinya jika ada anak yang sakit perlu segera dibawa ke Puskesmas terdekat, jangan sampai dibawa kedukun”, katanya.
Selain itu, lanjut Wabup KLU, adalah faktor keluarga, dimana ketika anak membutuhkan ASI, kadang-kadang ibu mereka berangkat menjadi tenaga kerja ke luar negeri, sehingga anak-anak mereka dipelihara oleh kakek atau neneknya.
“Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah KLU yang dalam hal ini Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Dukcapiltransker) KLU akan segera mengeluarkan aturan, bahwa bagi ibu yang sedang menyusui tidak akan diberikan ijin untuk menjadi TKW sebelum anaknya berusia dua tahun”, tegasnya.
Menyoroti pendidikan di KLU, Wabup mengajak untuk kembali kepada khittoh pendidikan sesuai dengan tujuannya yaitu menciptakan generasi yang berilmu dan beriman. “Kalau dulu, para siswa atau murid cukup segan dan menghormati gurunya, tapi sekarang malah sebaliknya, guru mereka dianggap hanya sebagai teman biasa”, jelasnya.
“Jadi kalau kita melihat pendidikan kita sekarang ini memang cukup parah, lebih-lebih bila dilihat dari pergaulan bebas yang mereka lakukan. Bahkan ketika LIPI melakukan penelitian dan menyebarkan 1000 angket kepada siswa SMP dan SMU, dengan pertanyaan, pernahkah mereka melakukan hubungan, 600 siswa diantaranya menjawab pernah melakukan hubungan seksual. Tentu saja pengakuan seperti ini sangat mengejutkan, dan inilah yang perlu kita rubah bersama”, pintanya.
Wabup mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama mengatasi semua persoalan yang dihadapi KLU, mulai dari persoalan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan. “Ulama dan umara serta masyarakat perlu bersatu untuk mengatasi ini semua, karena tanpa kebersamaan kita, tentu akan sulit membangun KLU ini”, harapnya.
Sementara Ketua MUI KLU, KH. Abdul Karim dalam ceramah agamanya mengajak jama’ah masjid setempat untuk terus meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
“Iman bagi seseorang adalah sangat berharga. Karena kalau iman kita lemah tentu akan mudah melakukan hal-hal yang negatif. Sebaliknya bila iman kita kuat, walaupun kita orang yang tidak memiliki harta tentu kita akan takut melakukan larangan Allah SWT”, jelas H. Abdul Karim yang juga pimpinan Ponpes Nurul Bayan Telaga Begek Desa Anyar ini.(Ari)
Menurutnya, angka kemiskinan di KLU merupakan urutan pertama tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bahkan secara rata-rata nasional yaitu mencapai 40,17 persen. Tapi dilain sisi angka penggurannya cukup rendah.
“Jadi kemiskinan yang terjadi di KLU bukan semata-mata masyarakat tidak memiliki pekerjaan, hanya saja aktivitas kerja masyarakat yang belum meningkat, padahal KLU memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup mampu mensejahterakan masyarakat bila dikembangkan kedepan”, kata H. Najmul.
Untuk mengatasi dan menurunkan angka kemiskinan ini, pemerintah KLU terus berusaha memfasilitasi untuk meningkatkan aktifitas kerja, yang pada tahap awal digelontorkan program membantu 1000 orang pedagang bakulan dengan nila anggaran sebesar Rp. 1 miliar.
Dikatakan, selain angka kemiskinan, juga KLU memiliki angka anak kurang gizi dan gizi buruk tertinggi di NTB yaitu mencapai 2500 lebih anak yang kekurangan gizi.
“Penyebab tingginya gizi buruk ini, bukan karena kemiskinan, tapi factor pola asuh, dimana kebiasaan masyarakat yang tidak rasional perlu diubah. Artinya jika ada anak yang sakit perlu segera dibawa ke Puskesmas terdekat, jangan sampai dibawa kedukun”, katanya.
Selain itu, lanjut Wabup KLU, adalah faktor keluarga, dimana ketika anak membutuhkan ASI, kadang-kadang ibu mereka berangkat menjadi tenaga kerja ke luar negeri, sehingga anak-anak mereka dipelihara oleh kakek atau neneknya.
“Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah KLU yang dalam hal ini Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Dukcapiltransker) KLU akan segera mengeluarkan aturan, bahwa bagi ibu yang sedang menyusui tidak akan diberikan ijin untuk menjadi TKW sebelum anaknya berusia dua tahun”, tegasnya.
Menyoroti pendidikan di KLU, Wabup mengajak untuk kembali kepada khittoh pendidikan sesuai dengan tujuannya yaitu menciptakan generasi yang berilmu dan beriman. “Kalau dulu, para siswa atau murid cukup segan dan menghormati gurunya, tapi sekarang malah sebaliknya, guru mereka dianggap hanya sebagai teman biasa”, jelasnya.
“Jadi kalau kita melihat pendidikan kita sekarang ini memang cukup parah, lebih-lebih bila dilihat dari pergaulan bebas yang mereka lakukan. Bahkan ketika LIPI melakukan penelitian dan menyebarkan 1000 angket kepada siswa SMP dan SMU, dengan pertanyaan, pernahkah mereka melakukan hubungan, 600 siswa diantaranya menjawab pernah melakukan hubungan seksual. Tentu saja pengakuan seperti ini sangat mengejutkan, dan inilah yang perlu kita rubah bersama”, pintanya.
Wabup mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama mengatasi semua persoalan yang dihadapi KLU, mulai dari persoalan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan. “Ulama dan umara serta masyarakat perlu bersatu untuk mengatasi ini semua, karena tanpa kebersamaan kita, tentu akan sulit membangun KLU ini”, harapnya.
Sementara Ketua MUI KLU, KH. Abdul Karim dalam ceramah agamanya mengajak jama’ah masjid setempat untuk terus meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
“Iman bagi seseorang adalah sangat berharga. Karena kalau iman kita lemah tentu akan mudah melakukan hal-hal yang negatif. Sebaliknya bila iman kita kuat, walaupun kita orang yang tidak memiliki harta tentu kita akan takut melakukan larangan Allah SWT”, jelas H. Abdul Karim yang juga pimpinan Ponpes Nurul Bayan Telaga Begek Desa Anyar ini.(Ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar