Lombok Utara (Primadona) - Pendanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) khususnya untuk Desa Loloan dan Bayan akan dimamfaatkan untuk membangun Posyandu.
Hal tersebut dikatakan Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Loloan Kecamatan Bayan-Lombok Utara, Lalu Sudarsah, ektika ditemui Primadona (21/4), di kantor desa setempat. Pembangunan lima buah posyandu tersebut bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, yang selama ini dinilai masih kurang. “Untuk dana PNPM di desa Loloan, kami mamfaatkan untuk membangun lima buah Posyandu, yang masing-masing berada di Dusun Tanak Petak Daya, Batu Gerantung, Loloan, Telaga Segoar dan Tunjung Biru, dengan dana Rp. 250 juta lebih”, kata Sudarsah.
Pembangunan posyandu ini, lanjut Sudarsah sudah menjadi kesepakatan antar masyarakat, pemerintah desa dan TPK, jadi kita tinggal menunggu dananya cair, baru pembangunannya dimulai. “Kalau masalah lokasi pembangunan sudah clear, tinggal menunggu pendanaan saja”, jelasnya.
Pembangunan yang sama juga akan dilakukan oleh pengurus TPK Desa Bayan. Menurut Sabardi, selaku ketua TPK Bayan mengatakan, bahwa dana PNPM-MP tahun 2010 ini akan digunakan untuk membangun lima buah posyandu yang lokasinya di 5 dusun yaitu, Dusun Montong Baru, Mandala, Sembulan, Nangka Rempek dan Dusun Teres Genit, yang tujuannya disamping mengurangi angka kematian ibu dan bayi, juga meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kesehatan.
Lebih jauh Sabardi menjelaskan, bahwa total anggaran yang digunakan untuk membangun 5 unit posyandu ini sebesar Rp. 255 juta lebih. “Selain itu PNPM di desa Bayan juga akan mengelola tambahan dana Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP) dengan total dana Rp. Juta untuk 2 kelompok atau sekitar 23 orang”, katanya.
“Alhamdulillah, tujuan dari PNPM untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, khususnya di Desa Bayan, sedikit demi sedikit sudah mulai terasa dan dapat dinikmati hasil pembangunannya oleh masyarakat secara luas. Demikian juga dalam tahapan perencanaan dilakukan musyawarah khusus untuk perempuan untuk menyampaikan apa yang menjadi programnya kedepan”, tutur Sabardi.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh R. Madikusuma, stap kantor Desa Bayan. Menurut penilaiannya, kaum perempuan mampu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki seperti misalnya kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan atau jembatan penghubung ke desa lain.
“Namun demikian, perjuangan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan bukan tanpa halangan. Selain kapasitas mereka yang masih harus ditingkatkan, juga kondisi masyarakat kita yang masih paternalistic, menjadi tantangan yang harus dihadapi”, jelas Madikusuma. (M.Syairi)
Pembangunan posyandu ini, lanjut Sudarsah sudah menjadi kesepakatan antar masyarakat, pemerintah desa dan TPK, jadi kita tinggal menunggu dananya cair, baru pembangunannya dimulai. “Kalau masalah lokasi pembangunan sudah clear, tinggal menunggu pendanaan saja”, jelasnya.
Pembangunan yang sama juga akan dilakukan oleh pengurus TPK Desa Bayan. Menurut Sabardi, selaku ketua TPK Bayan mengatakan, bahwa dana PNPM-MP tahun 2010 ini akan digunakan untuk membangun lima buah posyandu yang lokasinya di 5 dusun yaitu, Dusun Montong Baru, Mandala, Sembulan, Nangka Rempek dan Dusun Teres Genit, yang tujuannya disamping mengurangi angka kematian ibu dan bayi, juga meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kesehatan.
Lebih jauh Sabardi menjelaskan, bahwa total anggaran yang digunakan untuk membangun 5 unit posyandu ini sebesar Rp. 255 juta lebih. “Selain itu PNPM di desa Bayan juga akan mengelola tambahan dana Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP) dengan total dana Rp. Juta untuk 2 kelompok atau sekitar 23 orang”, katanya.
“Alhamdulillah, tujuan dari PNPM untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, khususnya di Desa Bayan, sedikit demi sedikit sudah mulai terasa dan dapat dinikmati hasil pembangunannya oleh masyarakat secara luas. Demikian juga dalam tahapan perencanaan dilakukan musyawarah khusus untuk perempuan untuk menyampaikan apa yang menjadi programnya kedepan”, tutur Sabardi.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh R. Madikusuma, stap kantor Desa Bayan. Menurut penilaiannya, kaum perempuan mampu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki seperti misalnya kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan atau jembatan penghubung ke desa lain.
“Namun demikian, perjuangan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan bukan tanpa halangan. Selain kapasitas mereka yang masih harus ditingkatkan, juga kondisi masyarakat kita yang masih paternalistic, menjadi tantangan yang harus dihadapi”, jelas Madikusuma. (M.Syairi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar