Lombok Utara (Primadona) – Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu dari 7 provinsi yang tekena dampak atau pengaruh El-nino, namun demikian tidak sampai mengurangi luas tanam, tapi yang terjadi adalah pengunduran waktu tanam dan panen. Sedangkan pada kondisi normal puncak tanam terjadi pada bulan Desember sedangkan pada musim el-nino puncak tanam terjadi bulan Januari 2010, dan berdampak pada waktu panen raya yang biasanya bulan Maret – April tapi akan mundur menjadi bulam April – Mei. Sedangkan 1 hingga 1,5 bulan lebih lambat datang dan pergi lebih cepat dari biasanya dan tidak merata, “ ungkap Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB, Ir. Pending Dandih Permana, M.Ec.Dev, saat menhadiri panen raya jagung di desa Mumbul Sari kecamatan Bayan, KLU Rabu (14/4).
Sedangkan realisasi tanaman padi musim hujan (MH) tahun 2009 /2010 hingga bulan Februari 2010 di NTB mencapai 290.639 hektar, jika di bandingkan dengan luas tanam MH tahun 2008/2009 pada priode yang sama seluas 279.744 haktar dan terjadi peningkatan seluas 10.895 hektar (3,6 persen). Begitu juga halnya dengan tanaman jagung luas tanaman hingga bulan Februari 2010 mencapai 63.003 hektar sedangkan pada MH tahun lalu pada posisi yang sama mencapai 48.186 hektar, untuk puncak tanam biasanya terjadi bulan Desember, namun mundur pada bulan Januari sehingga berpengaruh pada puncak panen yang juga mundur hingga bulan April – Mei, “ katanya.
Di KLU sendiri termasuk zona 138 yang awal musim kemaraunya mulai dari bulan April, sehingga petani kita anjurkan untuk tidak menanam padi pada lahan yang tidak memiliki sumeber irigasi, akan tetapi kita anjurkan petani untuk menanam jagung, kedelai atau kacang hijau yang tidak membutuhkan banyak air. Untuk membantu petani di KLU tahun 2010 melalui dana APBN kita telah mengalokasikan kegiatan SL-PTT untuk lahan sawah seluas 8.500 hektar, padi gogo 500 hektar dan jagung hibrida seluas 650 hektar, sedangkan khusus untuk petani kedelai kita anggarkan melalui program UPSUS kedelai dan nominalnya tergantung dari kemampuan petani, “ janjinya.
Untuk tahun ini merupakan masa yang sulit dan memprihatinkan untuk tanaman pangan karena banyak daerah yang mengalami kekeringan bahkan ada yang masuk katagori puso terutama pada padi gogo dan jagung. Untuk padi yang mengalami puso hingga 31 Maret 2010 seluas 4.654 hektar atau 1.6 persen dari luas tanam 290.639 hektar yang terdiri dari padi gogo seluas 4.071 hektar atau 6,55 persen dari luas tanaman 62.141 hektar dan padi gora 583 hektar atau 0,2 persen dari luas tanam padi sawah 288.489 haktar. Sedangkan kekeringan dan puso untuk tanaman jagung seluas 5.995 hektar atau 9,5 persen dari luas tanam 63.003 hektar, akan tetapi khusus untuk KLU hingga saat ini belum ada laporan tentang kekeringan, dan jika ada kita harapkan untuk segera di laporkan termasuk jumlah KK yang pangannya hanya bergantung pada lahan kering, “ tambahnya Dadih menyarankan. (Adam / Ari)
Sedangkan realisasi tanaman padi musim hujan (MH) tahun 2009 /2010 hingga bulan Februari 2010 di NTB mencapai 290.639 hektar, jika di bandingkan dengan luas tanam MH tahun 2008/2009 pada priode yang sama seluas 279.744 haktar dan terjadi peningkatan seluas 10.895 hektar (3,6 persen). Begitu juga halnya dengan tanaman jagung luas tanaman hingga bulan Februari 2010 mencapai 63.003 hektar sedangkan pada MH tahun lalu pada posisi yang sama mencapai 48.186 hektar, untuk puncak tanam biasanya terjadi bulan Desember, namun mundur pada bulan Januari sehingga berpengaruh pada puncak panen yang juga mundur hingga bulan April – Mei, “ katanya.
Di KLU sendiri termasuk zona 138 yang awal musim kemaraunya mulai dari bulan April, sehingga petani kita anjurkan untuk tidak menanam padi pada lahan yang tidak memiliki sumeber irigasi, akan tetapi kita anjurkan petani untuk menanam jagung, kedelai atau kacang hijau yang tidak membutuhkan banyak air. Untuk membantu petani di KLU tahun 2010 melalui dana APBN kita telah mengalokasikan kegiatan SL-PTT untuk lahan sawah seluas 8.500 hektar, padi gogo 500 hektar dan jagung hibrida seluas 650 hektar, sedangkan khusus untuk petani kedelai kita anggarkan melalui program UPSUS kedelai dan nominalnya tergantung dari kemampuan petani, “ janjinya.
Untuk tahun ini merupakan masa yang sulit dan memprihatinkan untuk tanaman pangan karena banyak daerah yang mengalami kekeringan bahkan ada yang masuk katagori puso terutama pada padi gogo dan jagung. Untuk padi yang mengalami puso hingga 31 Maret 2010 seluas 4.654 hektar atau 1.6 persen dari luas tanam 290.639 hektar yang terdiri dari padi gogo seluas 4.071 hektar atau 6,55 persen dari luas tanaman 62.141 hektar dan padi gora 583 hektar atau 0,2 persen dari luas tanam padi sawah 288.489 haktar. Sedangkan kekeringan dan puso untuk tanaman jagung seluas 5.995 hektar atau 9,5 persen dari luas tanam 63.003 hektar, akan tetapi khusus untuk KLU hingga saat ini belum ada laporan tentang kekeringan, dan jika ada kita harapkan untuk segera di laporkan termasuk jumlah KK yang pangannya hanya bergantung pada lahan kering, “ tambahnya Dadih menyarankan. (Adam / Ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar