Selasa, 17 November 2009

Tingkatkan Kedisiplinan Dengan Program Mentari Pagi

KARANG BAJO,LOMBOK UTARA -Program Mentari pagi yang dilakuakan SDN 1 Bayan, bertujuan agar para siswa kedepan, mampu meningkatkan kedisilinan terutama dalam pergaulannya sehari-hari baik di sekolah maupun dimasyarakat. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan agar para siswa dan guru bisa masuk lebih pagi sehingga kedepan pendidikan budi pekerti dan agama bisa lebih maju dari pada keadaan sekarang ini. Selengkapnya....

Harapan tersebut diungkapkan kepala SDN 1 Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU), Tawaf Spd pada PRIMADONA ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin. Menurutnya, sangat disayangkan pada masa sekarang ini tidak sama dengan masa yang dulu. “Namun sistem pendidikan memang agak beda sedikit tapi tujuannya tetap sama sehingga banyak hal-hal yang perlu penyempurnaan”, katanya

Program yang disampaikan melalui Mentari Pagi ini adalah menyangkut kebiasaan sehari-hari seperti kebersihan, keimanan, sholat dhuha, do’a-do’a seperti sebelum dan sesudah makan-tidur dan lainnya termasuk shalat zuhur secara berjama’ah. “Kegiatan ini sudah berjalan satu bulan dan dilakukan tiga hari dalam seminggu. Sementara siswa yang mengikuti mentari pagi mulai dari kelas IV,V dan VI. Kalau shalat zuhur secara berjama’ah dilaksanakan setiap hari oleh para siswa dan guru di masjid Ancak Desa Karang Bajo”, tuturnya.

“Sementara pembinanya dijadwalkan secara bergiliran terutama bagi guru yang sudah memiliki kompetensi ilmu di bidang agama dan budi pekerti”, tambah kepala sekolah yang sudah bertugas tiga tahun ini.

“Program mentari pagi ini memang cukup efektif terutama untuk membina pada siswa agar berbudi luhur, sehingga para siswa dan guru SDN 1 harus masuk lebih awal 15 menit dari biasanya, demikian juga ketika pulang para siswanya diarahkan ke masjid dulu untuk sholat zuhur secara berjama’ah, baru boleh pulang ke rumah”, timpal Saefuddin guru SDN setempat.

Sekolah yang didirikan pada 1 April 1945 ini memiliki segudang prestasi, Hal ini terlihat dari puluhan piala yang berjejer rapi, sebagai hadiah dari beberapa lomba yang dikutinya. seperti kegiatan di bidang oleh raga, gerak jalan, sepak bola mini, lomba kebersihan, senam dan termasuk prestasi belajar. “Siswa SDN 1 Bayan ini telah beberapa kali mengikuti kegiatan olimpiyade MIPA maupun pelajaran lainnya mulai dari tingkat kecamatan sampai kabupaten” jelas Tawaf yang juga tokoh masyarakat Desa Senaru ini.

Ditanya soal kendala yang dihadapi, kepala SDN 1 Bayan yang murah senyum ini menjawab secara diplomatis. “Kendala memang ada, tapi dengan adanya kendala semakin menambah semangat para pendidik untuk melakukan kegiatan yang membawa dampak positif bagi siswanya”, ungkapnya sambil senyum.

Tawaf Spd lebih lanjut mengungkapkan bahwa saat ini kendala yang paling berat dihadapi adalah kekurangan ruang belajar siswa. Hal ini karena jumlah siswa yang cukup banyak yaitu dari kelas satu sampai kelas 6 siswanya berjumlah 360 orang, itu belum termasuk siswa-siswi Taman Kanak-Kanak, Dan dari kedua lembaga pendidikana ini tidak kurang dari 400 siswa. Sedangkan ruangan belajar yang tersedia hanya 9 ruangan itupun termasuk ruangan untuk kantor guru.

“Untuk mengatasi kekurangan ruang kelas dan memenuhi jam efektif belajar, pihak sekolah membangun dua kelas ruang darurat untuk menampung para siswa, sehingga tidak mengurangi jam-jam efektif belajar, dan rata-rata para siswanya masuk pagi. “Karena kalau masuk sore, pihak sekolah kasian mengingat radius sekolah yang cukup jauh dan tidak memungkinkan masuk sore teruta,ma mendakati musim hujan sekarang ini”, tutur kepala sekolah yang selalu berpenampilan rapi ini.

Kekuranagn ruang belajar ini sudah beberapa kali diajukan termasuk ruang Pusat Sumber Belajar (PSB) ke pemerintah, Bahkan sudah mengajukan proposal ke tingkat dipropinsi, “Dari Dinas Pendidikan propinsi NTB sudah ada signal yakni sekitar bulan maret-april 2010, akan dibangunkan satu ruangan PSB. Semetara ruang belajar belum ada jawaban dari kabupaten. “Mudah-mudahan kedepan dengan adanya KLU, SDN 1 Bayan bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah”, harapnya.

Sementara jumlah tenaga pendidik di SDN 1 dan TK yang berlokasi di Desa Karang Bajo ini sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 10 guru negeri (termasuk kepala sekolah-red) dan 8 orang tenaga honor ditambah dengan satu tenaga penjaga sekolah honorer.

Tawaf Spd mengharapkan kepada semua pihak, termasuk wali murid untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan prestasi siswa. Karena jam belajar yang digunakan di sekolah hanya 6 jam, jadi paling tidak para wali murid bisa mengontrol anaknya di rumah. Demikian juga kepada pemerintah KLU agar memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, baik kegiatan siswa, juga termasuk tenaga guru dan kekurangan ruangan belajar ini. Hamdi/Ari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar