Capres Joko Widodo - inilahcom
INILAH.COM, Jakarta - Ide 1 Muharram sebagai hari santri
kini ramai dibicarakan. Bukan pada gagasan yang direspons capres Joko
Widodo namun imbas kicauan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Fahri Hamzah yang kemudian "digoreng" sejumlah pihak. Di sisi lain, ini
mengungkap sisi lain manifesto Joko-Kalla terhadap kelompok santri.
Kicauan
Fahri Hamzah ini memang dipersoalkan. Pemicunya kata "sinting" yang
ditulis Fahri di akhir tweetnya. Ini yang dijadikan bahan keributan
pendukung Joko. "Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih,
360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" demikian Fahri
menulis di lini masanya pada 27 Juni 2014.
Tulisan Fahri itu pula
yang menjadi dasar pendukung Joko melaporkan Fahri ke Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu). Tidak sekadar itu, kicauan Fahri kini dibenturkan
dengan santri. Lebih ekstrem lagi, santri dibenturkan dengan pasangan
Prabowo-Hatta, pasangan yang didukung Fahri Hamzah dan PKS.
"Ini
kan dibesar-besarkan oleh kubu pendukung Jokowi-Kalla karena agak panik
melihat survei terakhir dan dukungan kepada Prabowo-Hatta semakin
meluas," kata anggota Majelis Syura PKS Refrizal di Gedung DPR, Kompleks
Parlemen SenayanJakarta, Selasa (1/7/2014).
Padahal, bila membaca
kicauan Fahri Hamzah atas janji Joko untuk menjadikan 1 Muharram
menjadi hari santri, tidak perlu ada yang dipersoalkan. Fahri
mengkritisi soal Joko yang menjanjikan hari santri pada 1 Muharram.
Tulisan
"Sinting" Fahri Hamzah terkait dengan janji Jokowi. Simak kata "Demi
dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang". Kata "Sinting"
itu jelas bukan untuk sosok Jokowi atau hari santri ataupun santri.
Namun sinting atas tindakan politik Jokowi yang memberi janji 1 Muharram
hari santri.
Terkait dengan substansi janji Joko untuk menjadikan
1 Muharram sebagai hari santri menarik untuk dibahas. Pertanyaannya
apakah janji Joko dengan menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri lalu
disebut peduli santri?
Jika mundur ke belakang, koalisi Joko-Kalla
dalam beberapa kesempatan justru menghadirkan berbagai pernyataan yang
kontra dengan upaya simbolisasi dengan Islam atau kelompok santri, yang
salah satunya janji 1 Muharram sebagai hari santri.
Seperti
pernyataan Ketua Tim Advokasi pasangan itu Trimedya Pandjaitan yang
mengatakan jika kelak Joko-Kalla menang dalam Pemilu Presiden 2014
pihaknya akan melarang penerbitan peraturan daerah (Perda) yang berbasis
syariat Islam. "Ke depan kami berharap Perda syariat Islam tidak ada.
Ini bisa mengganggu kemajemukan karena menciptakan pengotak-ngotakan
masyarakat," kata Trimedya awal Juni lalu.
Yang terbaru, anggota
Tim Kampanye Nasional Joko-Kalla Musdah Mulia mengatakan jika Joko-Kalla
kelak memimpin akan menghapus kolom agama di Kartu Tanda Penduduk
(KTP)."Saya setuju kalau kolom agama dihapuskan saja di KTP, dan Jokowi
sudah mengatakan pada saya bahwa dia setuju kalau memang itu untuk
kesejahteraan rakyat," kata Musdah pertengahan Juni lalu dalam sebuah
diskusi.
Fakta tersebut bila disandingkan dengan janji Joko untuk
menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri terasa kering dan kehilangan
substansi. Bagaimana mungkin Jokowi menjadikan 1 Muharram sebagai hari
santri, namun di sisi lain manifesto perjuangan Joko-Kalla jauh dari
semangat santri?
Kondisi ini terasa cukup kontekstual dengan
kicauan Fahri yang mengkritisi janji Joko dengan menjadikan 1 Muharram
sebagai hari santri. Joko mencoba menyederhanakan soal komitmen terhadap
kelompok santri di Indonesia dengan menjadikan 1 Muharram sebagai hari
santri.
Fahri saat diminta komentar tentang kicauannya yang kini
dipersoalkan kubu Joko-Kalla mengatakan dirinya saat ini tengah
menyiapan reaksi sebesar reaksi yang dilakukan kelompok Joko-Kalla
kepada dirinya. "Membuka topeng penipuan seorang capres adalah kewajiban
kita yang asasi," ujar Fahri.
Fahri mengaku siap melakukan
serangkaian langkah termasuk upaya hukum terhadap pelaku yang
memanipulasi pernyataan dirinya di linimasa Twitter. "Saya siap dengan
serangkaian langkah hukum terhadap pelaku manipulasi atas pernyataan
saya. Kita lihat saja nanti," tandas Fahri. [mdr] Sumber: inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar