Sabtu, 01 Desember 2012

Rakom Primadona Meretas Keheningan dan Stagnasi

Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesatnya sehingga seolah-olah bumi kita ini tidak lagi berjarak. Disisi lain ada sebagian kelompok masyarakat yang tertutp akses informasnya, baik karena faktor teknis ataupun karena sistem pada masyarakat tidak mendukung. Untuk meretas keheningan dan stagnasi tersebut, maka lahirlah sebuah radio komunitas (rakom) di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan-Lombok Utara yang dikenal dengan rakom Primadona.

Berbagai media informasi berkembang pesat seperti televisi, radio atau internet. Media-media tersebut tentu mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan.  Namun disisi lain ada sebagian komunitas yang tertutup akses informasinya. Kurangnya informasi dan hiburan yang masuk mengakibatkan situasi masyarakat menjadi cenderung stagnan dan masyarakat tidak lagi bisa melakukan kontrol. Belum lagi persoalan pemenuhan kebutuhan hidup. Maka semakin sempitlah kesempatan warga untuk mencerdaskan dirinya.

Persoalan yang sama dihadapi oleh masyarakat khususnya Desa Karang Bajo dan umumnya masyarakat kecamatan Bayan, yang karena kondisi geografisnya dan jauhnya dari ibukota kabupaten mengakibatkan lemahnya akses informasi, baik dari pemerintah ke masyarakat maupun sebaliknya. Dengan tekad meretas keheningan dan stagnasi yang terjadi, maka pada tahun 2002 berawal dari hoby dan berbekal peralatan seadanya, sekelompok pemuda desa, mencoba membangun sebuah media informasi dan komunikasi yaitu radio komunitas.

Berbekal peralatan radio komunikasi dan transmiter serta sumbangan berbagai peralatan lain seperti antena, kabel, kaset, mixer, rakom Primadona mengudara, dan benar-benar menjadi Primadona di masyarakat Desa Karang Bajo bahkan kecamatan Bayan.

Mengapa Primadona begitu lekat di hati pendengarnya? Jawabnya adalah Bayan merupakan salah satu wilayah yang tidak dijangkau oleh siaran RRI Mataram. Sarana informasi lain seperti koran dan majalah belum ada yang masuk. Selain itu sejak awal kehadirannya bertumpu pada penggalangan potensi sumber daya lokal mereka sendiri. Dari mulai proses lahirnya ide sampai benar-benar mengudara, warga dengan semangat gotong royong dan kebersamaan yang tinggi memberikan  dukungan sepenuhnya. Semangat kebersamaan ini membuat kendala terbatasnya prasarana siaran bukan lagi jadi halangan.

Buah dari kebersamaan itu, tepat pada dini hari 28 Agustus 2002, dari ruangan bilik 2 X 4 meter yang dindingnya terlihat kusam dimakan usia, dengan seperangkat tape recorder, amplifaer bekas serta antena rakitan sendiri dari bambu yang menjulang sekitar 10 meter ke langit biru, Primadona memulai siaran perdananya. Hingga kini lebih dari enam tahun berjalan, radio ini dengan setia menemani dan menemui para pendengarnya di sudut-sudut desa dan dusun terpencil. Dan Primadona yang oleh mantan Kepala Inkomda Lombok Barat, Ir. Mukhlas Said menyebutkan sebagai rakom pertama kali berdiri di Lombok, bahkan di provinsi NTB. Sehingga tidak heran sering kedatangan kelompok-kelompok lain yang ingin belajar dan berbagi pengalaman mendirikan radio komunitas.

Infus (informasi dan musik) serta Selemor Ate adalah kiat jitu Primadona untuk menjaring pendengarnya. Tetapi acara hiburan bukan satu-satunya sajian di radio yang mengudara selama hampir 15 jam sehari di frequensi 107,7 MHz itu. Di Primadona beragam beragam masalah warga dibicarakan. Sejumlah acara seperti acara dialog pagi via hp dengan nara sumber yang berkomponten serta Kabar Seputer Bayan, dimana pada acara-acara ini masyarakat berperan aktif untuk menginfiormasikan kondisi lingkungannya-pun digelar.

Wujudnya melalui berbagai kemasan acara, seperti acara Reramputan Pagi, Gembira Ria dan Selemor Ate serta siaran Nuansa budaya yang berisi pementasan gendang belek, cupak gurantang, drama kesenian, pembacaan hikayat dan Lontar atau pepaosan dan wayang. Tak ketinggalan pula pula pendidikan dan informasi lingkungan diberikan lewat siaran bertajuk Alam dan Budaya.

Primadona juga secara rutin mengundang nara sumber dari tingkat desa sampai kabupaten dan berbagai instansi untuk melakukan dialog intraktif atau memberikan penyuluhan. Temanya beragam mulai cara bertani, beternak, mengelola potensi ekonomi desa, sosialisasi kebijakan pemerintah, sampai membahas masalah budi pekerti.  Selain itu keberadaan Primadona juga dirasakan dapat meningkatkan gairah hidup masyarakat. Melalui rakom Primadona warga dapat saling menyapa melalui kartu pendengar, SMS dan hotline. Bahkan para TKI yang berasal dari Kecamatan Bayan, tidak ketinggalan menyapa keluarganya melalui pesan singkat yang dikirim ke nomor. 081917760145. Informasi pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten, cukup diumumkan melalui rakom, maka seluruh warga Bayan akan mendengarnya. Berbagai acara tradisional seperti Maulid Adat, perisaian dan acara-acara lainnya disiarkan langsung Primadona.

Selain itu siaran radio Primadona sangat dinantikan oleh sebagian besar marbot masjid untuk menyiarkan langsung waktu sholat setiap harinya, lebih-lebih pada bulan ramadhan peran dan fungsi Primadona sangat penting. Pengajian umum yang dilaksanakan setiap bulan di masjid Al-Fatah. Demikian juga dengan shalat dan khutbah jum’at dari masjid tersebut disiarkan secara langsung. Sedangkan moment-moment penting lainnya digunakan siaran tunda dengan merekam prosesi acara tersebut.

Ringkasnya, Primadona seperti menyatu dengan denyut kehidupan warga, menjadi bagian dari gerak dan aktifitas hidup keseharian di desa. Primadona seperti sebuah jembatan yang menghubungkan lalu lintas, wacana, ide dan gagasan yang berkembang di tataran lokal maupun yang datangnya dari luar desa. Peran ini sekaligus membuat suasana desa lebih semarak dan tumbuh iklim yang mencerdaskan warga.

Di tengah derasnya arus informasi yang tak terbendung dari luar, warga desa Karang Bajo khususnya, dan warga Kecamatan Bayan umumnya boleh berbangga, karena tetap memiliki identitas dan kebudayaan lokal yang terwakili pada diri Primadona. Ini sebuah modal sosial yang besar untuk memabangun masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Walhasil, dari desa Karang Bajo, sebuah desa yang terletak di kaki Rinjani, Radio Primadona membuktikan orang desa sejatinya mampu mengelola potensi dirinya secara mandiri, sekaligus membuktikan desa tidak selamanya identik dengan kebodohan dan keterbelakangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar