Rabu, 11 Januari 2012

Investasi Pertanian Belum Signifikan Tingkatkan Produksi

Jakarta - Pemerintah mengakui bahwa investasi untuk berbagai program pembangunan pertanian yang sepanjang 2011 nilainya mencapai Rp17,6 triliun belum berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi pada sektor tersebut.

Saat membuka rapat kerja nasional pembangunan pertanian 2012 di kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu, Menteri Pertanian Suswono mengatakan capaian produksi berbagai komoditas prioritas secara umum bahkan mengalami sedikit penurunan selama 2011.

Menurut angka ramalan III Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi selama 2011 hanya sekitar 65,39 juta ton gabah kering giling (GKG) atau lebih rendah 1,63 persen dibandingkan dengan produksi 2010.

Sementara produksi jagung diperkirakan menurun 5,59 persen dari 2010 menjadi 17,2 juta ton pipilan kering dan produksi kedelai sebesar 870 ribu ton biji kering, atau 4,08 persen lebih rendah dibanding produksi 2010.

Sebanyak 447,3 ribu hektare areal perkebunan tebu di berbagai wilayah, pada 2011 juga hanya mampu menghasilkan 2,23 juta ton gula kristal putih atau 82,59 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah.

"Padahal kalau rendemen tebu bisa sampai 10 persen saja produksi gula bisa lebih dari empat juta ton. Masalah-masalah ini perlu dicarikan jawaban," kata Suswono.

Dari berbagai komoditas utama pertanian, hanya produksi daging ternak yang menunjukkan peningkatan. Menurut data pemerintah, produksi daging ternak lokal tercatat 292,45 ribu ton pada 2011, meningkat cukup tajam dibandingkan 2010 yang hanya sebanyak 195,82 ribu ton.

"Berbagai upaya telah kami tingkatkan selama 2011, namun angka-angka produksi tersebut memberikan sinyal bahwa kualitas pelaksanaan kegiatan belum memuaskan," kata Menteri Pertanian.

Menurut dia, produksi pertanian tahun lalu tidak bisa mencapai target karena sebagian program pembangunan pertanian belum berjalan efektif, masih ada masalah tata-kelola serta belum ada sinergi dan keterpaduan antar program dan antar kegiatan di wilayah.

"Masih sering kami dengar masalah keterlambatan penyaluran benih, pupuk bersubsidi yang sulit diperoleh, lambatnya pengedalian organisme pengganggu tanaman, dan penyuluhan yang belum berjalan baik," kata dia.

Selain itu, ia melanjutkan, perubahan iklim yang tanpa bisa dihindari menyebabkan pergeseran pola tanam, banjir dan kekeringan serta hama dan penyakit tanaman merebak juga memberikan kontribusi terhadap penurunan capaian produksi pertanian.

Tahun ini Menteri Pertanian mengajak seluruh jajarannya untuk melakukan upaya ekstra supaya bisa mencapai target produksi yang telah ditetapkan yakni menghasilkan padi 72,02 juta ton; jagung 24 juta ton, kedelai sebanyak 1,90 juta ton, gula kristal putih sebanyak 2,9 juta ton dan daging sapi 0,47 juta ton.

"Untuk mencapai target tersebut bukan hal mudah, terutama dengan adanya pengaruh perubahan iklim. Saya minta seluruh jajaran Kementerian Pertanian baik di pusat dan daerah dapat mengidentifikasi dan memetakan dengan baik potensi dan permasalahan di wilayahnya. Untuk mengatasi persoalan-persoalan lapangan, saudara-saudara tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Perlu keterpaduan antar unit kerja, perlu sinergi dan kebersamaan dalam melaksanakan semua kegiatan," jelasnya.

Kementerian Pertanian, lanjut dia, antara lain akan berusaha mendorong peningkatan produksi dengan memperbaiki tingkat kesuburan lahan yang menurun akibat penggunaan pupuk kimia sejak tahun 1970-an.

"Kami sadari penggunaan pupuk kimia secara berlebihan telah menurunkan produktifitas lahan. Kami akan kembalikan kesuburan lahan melalui penggunaan pupuk berimbang dan pupuk organik," katanya.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga akan mengefektifkan pelaksanaan program-program pertanian termasuk diantaranya dengan menambah luasan lahan pertanian, memperbanyak dukungan terhadap kegiatan penelitian pertanian serta melakukan upaya-upaya terobosan berkenaan dengan adaptasi terhadap perubahan iklim.

"Harus ada upaya terobosan, salah satunya riset dan pengembangan. Juga melakukan upaya adaptasi perubahan iklim seperti menghasilkan benih yang tahan genangan dan tahan kering," katanya.
(es/ES/bd-ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar