Rabu, 28 Desember 2011

Warga Keluhkan Oprasi Mitan

LOMBOK UTARA - Oprasi Minyak Tanah (Mitan)  yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi (Disperindagkop) Kabupaten Lombok Utara dikeluhkan warga.  Pasalnya, selain tidak mendapatkan mitan, juga jerigen yang akan digunakan mengisi mitanpun hilang.

“Kami tidak dapat membeli mitan  bukan persoalan, tapi jangan sampai jerigen yang kami miliki juga ikut amblas. Padahal pembelian mitan ini menggunakan kupon, kok bisa yang kebagian kupon tidak dapat membeli”, keluh puluhan warga Desa Anyar Kecamatan Bayan.

Oprasi mitan yang digelar pada Jum’at 23 Desember lalu didepan aula kantor camat Bayan itu tidak semua yang diberikan kupon dapat mebeli, padahal sejak pagi kamis 22/12,  ratusan warga sudah  berdatangan untuk membeli hanya dua liter mitan per-kupon.

Mereka mengikat jerigen yang akan digunakan untuk mengisi mitan. Namun pada hari itu mobil Pertamina tidak datang. Sementara ketika mobil pengangkut mitan tiba dilokasi pada keesokan harinya, ratusan warga kontan menyerbu.  Akibatnya jerigenpun harus diikat kembali alias ikut antri.

Dan dalam waktu kurang dari dua jam, pelayanan pembelian mita dihentikan dengan alasan sudah habis. “Biasanya kalau oprasi mitan dari Disperindagkop berlangsung sampai sore, masak baru selesai sholat jum’at mitannya sudah habis”, tanya Atun,  salah seorang ibu rumah tangga yang juga mengaku kehilangan jerigen.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Adi,  yang mengantrikan jerigennya dari pagi. “Oprasi mitan biasa selesai sampai pukul 17.00 sore, sehingga saya sengaja datang seusai sholat jum’at supaya tidak terlalu lama mengantri. Eh malah saya tidak dapat bagian dan jerigen yang saya lepas tadi pagi juga ikut amblas. Ini masih saya pegang 7 kupon milik tetangga”, kata Adi dengan nada kesal.

Warga berharap pada setiap oprasi mitan, pemerintah dalam hal ini Disperindagkop melakukan pengawasan, sehingga yang memperoleh kupon semuanya dapat membeli, jangan sampai warga masyarakat miskin yang menjadi korban, seperti kata pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar