MATARAM - Sekitar sepuluh anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar aksi unjuk rasa dengan menutup mulut menggunakan plester sebagai bentuk protes terhadap kinerja rektornya.
Aksi tutup mulut tersebut digelar di pinggir jalan raya di depan gedung Rektorat Universitas Mataram (Unram), Jumat. Unjuk rasa tampak berjalan damai, meskipun tanpa pengawalan dari aparat keamanan.
Selain membagikan selebaran yang berisi kinerja Rektor Unram Prof H Sunarpi PhD yang dinilai bobrok kepada para pengendara yang lewat, mahasiswa yang dikoordinir M Fauzi Muhajir itu juga membentangkan spanduk sepanjang 20 meter bertuliskan "Dalam aksi bisu inilah rapor merah kinerja birokrat Unram".
Dalam orasinya, M Fauzi Muhajir, yang tidak ikut memplester mulut, membeberkan beberapa kegagalan Rektor Unram, antara lain berupa belum terealisasinya fasilitas kampus yang memadai, pembangunan gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan yang tidak ada kejelasan, meskipun fakultas itu sudah berdiri sejak lima tahun silam lebih.
Kegagalan lain adalah rumah susun sewa sederhana (rusunawa) untuk mahasiswa yang belum ditempati, meskipun sudah dibangun dua tahun lalu. Begitu pula pembangunan rumah sakit pendidikan (RSP) Unram yang terhenti karena kendala anggaran, serta pengadaan "hotspot" atau fasilitas internet dan keamanan kampus yang belum kondusif.
"Kami anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unram, memberikan tinta merah atas kinerja rektor sepanjang tahun 2011," ujarnya.
Mahasiswa meminta agar rektor tidak hanya bisa bicara, namun bekerja dan membuktikan secara nyata kepada mahasiswa atas janji-janji untuk meningkatkan kualitas kampus.
Fauzi yang juga Ketua BEM Unram, mengatakan, pihaknya melakukan aksi unjuk rasa dengan cara menutup mulut bukan untuk merusak citra kampus, melainkan sebagai sebuah bentuk kecintaan terhadap kampusnya.
"Kami adalah bagian dari Unram. Melalui cara ini kami mengkritik dan memberikan saran kepada pihak rektorat agar dapat mewujudkan harapan mahasiswa dengan cara bekerja, dan bukan dengan hanya bicara," ujarnya.
Usai menggelar orasi sekitar dua jam, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Sumber: antaramataram
Aksi tutup mulut tersebut digelar di pinggir jalan raya di depan gedung Rektorat Universitas Mataram (Unram), Jumat. Unjuk rasa tampak berjalan damai, meskipun tanpa pengawalan dari aparat keamanan.
Selain membagikan selebaran yang berisi kinerja Rektor Unram Prof H Sunarpi PhD yang dinilai bobrok kepada para pengendara yang lewat, mahasiswa yang dikoordinir M Fauzi Muhajir itu juga membentangkan spanduk sepanjang 20 meter bertuliskan "Dalam aksi bisu inilah rapor merah kinerja birokrat Unram".
Dalam orasinya, M Fauzi Muhajir, yang tidak ikut memplester mulut, membeberkan beberapa kegagalan Rektor Unram, antara lain berupa belum terealisasinya fasilitas kampus yang memadai, pembangunan gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan yang tidak ada kejelasan, meskipun fakultas itu sudah berdiri sejak lima tahun silam lebih.
Kegagalan lain adalah rumah susun sewa sederhana (rusunawa) untuk mahasiswa yang belum ditempati, meskipun sudah dibangun dua tahun lalu. Begitu pula pembangunan rumah sakit pendidikan (RSP) Unram yang terhenti karena kendala anggaran, serta pengadaan "hotspot" atau fasilitas internet dan keamanan kampus yang belum kondusif.
"Kami anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unram, memberikan tinta merah atas kinerja rektor sepanjang tahun 2011," ujarnya.
Mahasiswa meminta agar rektor tidak hanya bisa bicara, namun bekerja dan membuktikan secara nyata kepada mahasiswa atas janji-janji untuk meningkatkan kualitas kampus.
Fauzi yang juga Ketua BEM Unram, mengatakan, pihaknya melakukan aksi unjuk rasa dengan cara menutup mulut bukan untuk merusak citra kampus, melainkan sebagai sebuah bentuk kecintaan terhadap kampusnya.
"Kami adalah bagian dari Unram. Melalui cara ini kami mengkritik dan memberikan saran kepada pihak rektorat agar dapat mewujudkan harapan mahasiswa dengan cara bekerja, dan bukan dengan hanya bicara," ujarnya.
Usai menggelar orasi sekitar dua jam, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Sumber: antaramataram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar