Jumat, 17 Juni 2011

Genset Bantuan Wabup KLU Rusak

Lombok Utara - Belum seminggu digunakan untuk menerangi warga yang terkena dampak pembangunan Pelabuhan Carik Desa Anyar Kecamatan Bayan ditempat relokasi, genset bantuan Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara sudah rusak.

“Genset ini baru kami pakai lima malam, namun sekarang sudah rusak, karena tidak sesuai dengan kapasitas dari jumlah warga yang membutuhkan penerangan”, kata Jasmadi, ketika ditemui (17/6/11) ditempat relokasi warga Carik.

Sebenarnya, kata Jasmadi, yang dibutuhkan warga bukan genset, tapi pemasangan instalasi listrik sesuai dengan janji pemerintah sebelum warga pindah dari lokasi pembangunan pelabuhan. “Tiang listriknya sudah dipasang, tinggal kabelnya saja. Namun oleh pihak PLN mau memasangkan KWH yang menggunakan pulsa, padahal kami butuhkan pemasangan KWH yang kami miliki bertahun-tahun”, jelasnya.

Selain itu, sarana tempat ibadah, seperti masjid hingga saat ini belum juga dibangunkan, sehingga pada setiap hari jum’at, warga harus berjalan kaki menuju masjid yang terdekat dari tempat relokasi yang jaraknya sekitar, 1,5 kilometer. “Lokasi tempat pembangunan masjid memang sudah ada, tapi perlu pentalutan. Dan akibat dari tidak adanya masjid ini, anak-anak kami tidak bisa belajar membaca Al-Qur’an”, kata Samsi, sedih.

Selain fasilitas listrik dan sarana tempat ibadah, yang juga dikeluhkan warga Labuhan carik adalah belum adanya infrastruktur jalan menuju pantai, sehingga jika mereka ingin melaut, harus melewati tanah milik warga lainnya.
Warga yang seratus persen penduduknya bekerja sebagai nelayan ini juga mengaku, kalau belakangan ini sudah sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, karena penghasilannya dari menangkap ikan turun drastis, karena belum memiliki peralatan yang memadai.

“Selama kami tinggal di Labuhan Carik dan hidup sebagai nelayan, tidak pernah mendapat bantuan peralatan dari pemerintah. Bebeda dengan nelayan-nelayan di desa lainnya yang telah diberikan bantuan peralatan. Padahal kami sendiri juga memiliki kelompok nelayan “Kerapotungsing”. Hanya saja kelompok ini belum dikelola dengan baik, karena anggotanya masih sibuk membangun tempat tinggalnya”, kata samsi dan Jasmadi.

Karenanya, warga berharap apa yang menjadi keluhannya ini bisa dipenuhi, terutama instalasi listrik, pembangunan tempat ibadah dan bantuan untuk nelayan yang memang sangat dibutuhkan oleh warga yang terkena dampak pembangunan pelabuhan. (Ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar