Lombok Utara (Primadona) - Pendanaan Program Nasional Pemebrdayaan Masyarakan Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara sudah cair sebesar Rp. 1,6 miliar.
Demikian diungkapkan oleh Fasilitator PNPM Kecamatan Bayan, Mahlil Spd, ketika ditemui Primadona, di ruang kerjanya 11/5 siang tadi. Menurutnya, PNPM-MP di tahun 2010 ini menggunakan strategis perencanaan optimalisasi, yang pengaruh dari perencanaan tersebut terjadi dua kali pengajuan dana kegiatan di 9 desa yang ada di kecamatan Bayan. “Sesuai dengan Surat Penetapan Camat (SPC) satu, bahwa yang memperoleh tahap pertama pendanaan pembangunan sarana dan prasarana ada lima desa, yaitu desa Anyar, Bayan, Loloan, Senaru dan desa Mumbulsari”, kata Mahlil.
Pada hari ini (kemarin-red) pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di tingkat desa sudah mulai mencairkan dana untuk membiayai pelaksanaan pembangunan fisik. Dan ke lima desa yang mendapat tahap pertama ini harus menyelesaikan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban (MDPJ) I pada bulan Mei 2010 ini. “Artinya mereka harus mengajukan dana tahap ke II, dan persyaratan untuk mengajukan dana Tahap kedua itu harus sudah MDPJ I dulu”, jelasnya.
Sementara untuk empat desa lain di kecamatan Bayan, yaitu Desa Sambik Elen, Karang Bajo, Sukadana dan desa Akar-Akar, sekarang ini sudah masuk ke Musyawarah Antar Desa (MAD) II dan sudah ditentukan prioritas kegiatan.
Menyoroti tentang pembangunan di lima desa yang sudah mencairkan dananya, sebagian besar membangun rata-rata lima buah posyandu per-desa, kecuali desa Senaru yang membangun sarana perpipaan air bersih. Dan semua pembangunan yang dilaksanakan ini adalah usulan yang masuk pada tahun 2009 lalu. Sedangkan yang empat desa lainnya, mengusulkan pentalutan dan gedung Taman Kanak-Kanak (TK) untuk desa Akar-Akar, karena masyarakatnya sudah mulai sadar tentang pendidikan usia dini.
Untuk desa Sukadana, pembangunan yang akan dilaksanakan adalah pengamanan badan jalan yaitu berupa saluran drainase. Ini dilakukan karena mengingat jalur yang menghubungkan ke beberapa dusun di desa Sukadana, dinilai terlalu sulit dijangkau transfortasi untuk mengangkut hasil pertanian masyarakat. Selain itu, karena mengingat minat baca masyarakatnya cukup tinggi, sehingga akan dibangun juga perpustakaan desa.
Sedangkan untuk desa Karang Bajo, dana PNPM-MP, ini dimamfaatkan untuk pembangunan rabat jalan dan saluran irigasi, agar produktifitas petani ini menjadi meningkat dalam rangka kesejahteraan masyarakat.
Lalu bagaimana dengan dana Simpan Pinjam untuk Prempuan (SPP) ? Menjawab pertanyaan ini Mahlil mengungkapkan, bahwa dalam SPC I, dana bersumber dari sisa MAD perguliran per-Januari. “Karena dalam menggunakan perencanaan strategi optimalisasi ini, boleh untuk memaksimalkan 25 persen dari paku dana yang ada dengan memasukkan kelompok perguliran yang didanai dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), bukan dari dana perguliran”, tuturnya.
Mahlil, lebih lanjut menjelaskan, bahwa dana SPP itu sudah dicairkan ke masing-masing desa di kecamatan Bayan yaitu berjumlah 22 kelompok SPP atau sekitar 220 orang lebih, dengan total pengajuan dananya sebesar Rp. 414.500.000.
Diharapkan kepada kelompok SPP ini untuk berusaha mempertahankan peringkat. Karena SPP ini pernah menjadi sorotan dan mendapat peringkat di tingkat nasional. “Ini dilihat dari tingkat pengembalian angsuran. Kemudian tingkat pertumbuhan modal dengan meminimalkan tabungan saldo SPP yang ada di Bank yaitu pergulirannya cukup cepat”, jelas Mahlil.
Selain itu, selaku pendamping dan pelaku di kecamatan sangat berharap kerjasama dari semua segmen masyarakat, baik dengan lembaga yang ada di tingkat masyarakat maupun yang ada di desa untuk terus memantau, memacu dan memotipasi, terutama ibu-ibu yang tersentuh dengan dana SPP ini, yang tujuannya kegiatan usahanya terus meningkat sehingga bisa menjadi entri poin untuk bisa meningkatkan pendapatan dan pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
Untuk PNPM Generasi Sehat dan Cerdas, sekarang ini sudah memasuki tahap prioritas usulan. Dan Tim Pertimbangan Masyarakat Desa (TPMD) beberapa waktu lalu juga telah dilatih untuk merumuskan gagasan-gagasan yang sudah muncul dari tingkat dusun, pada saat musyawarah dusun. “Dan satu hal yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa dari beberapa program PNPM ini tetap dikelola oleh TPK”, tegasnya.
“Dan bila dibutuhkan oleh desa, bisa saja menambah divisi, karena PNPM Generasi ini langsung bersentuhan dengan ibu hamil, menyusui dan balita serta anak putus sekolah tingkat SD dan SMP”, pungkas Mahlil. (001)
Pada hari ini (kemarin-red) pengurus Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di tingkat desa sudah mulai mencairkan dana untuk membiayai pelaksanaan pembangunan fisik. Dan ke lima desa yang mendapat tahap pertama ini harus menyelesaikan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban (MDPJ) I pada bulan Mei 2010 ini. “Artinya mereka harus mengajukan dana tahap ke II, dan persyaratan untuk mengajukan dana Tahap kedua itu harus sudah MDPJ I dulu”, jelasnya.
Sementara untuk empat desa lain di kecamatan Bayan, yaitu Desa Sambik Elen, Karang Bajo, Sukadana dan desa Akar-Akar, sekarang ini sudah masuk ke Musyawarah Antar Desa (MAD) II dan sudah ditentukan prioritas kegiatan.
Menyoroti tentang pembangunan di lima desa yang sudah mencairkan dananya, sebagian besar membangun rata-rata lima buah posyandu per-desa, kecuali desa Senaru yang membangun sarana perpipaan air bersih. Dan semua pembangunan yang dilaksanakan ini adalah usulan yang masuk pada tahun 2009 lalu. Sedangkan yang empat desa lainnya, mengusulkan pentalutan dan gedung Taman Kanak-Kanak (TK) untuk desa Akar-Akar, karena masyarakatnya sudah mulai sadar tentang pendidikan usia dini.
Untuk desa Sukadana, pembangunan yang akan dilaksanakan adalah pengamanan badan jalan yaitu berupa saluran drainase. Ini dilakukan karena mengingat jalur yang menghubungkan ke beberapa dusun di desa Sukadana, dinilai terlalu sulit dijangkau transfortasi untuk mengangkut hasil pertanian masyarakat. Selain itu, karena mengingat minat baca masyarakatnya cukup tinggi, sehingga akan dibangun juga perpustakaan desa.
Sedangkan untuk desa Karang Bajo, dana PNPM-MP, ini dimamfaatkan untuk pembangunan rabat jalan dan saluran irigasi, agar produktifitas petani ini menjadi meningkat dalam rangka kesejahteraan masyarakat.
Lalu bagaimana dengan dana Simpan Pinjam untuk Prempuan (SPP) ? Menjawab pertanyaan ini Mahlil mengungkapkan, bahwa dalam SPC I, dana bersumber dari sisa MAD perguliran per-Januari. “Karena dalam menggunakan perencanaan strategi optimalisasi ini, boleh untuk memaksimalkan 25 persen dari paku dana yang ada dengan memasukkan kelompok perguliran yang didanai dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), bukan dari dana perguliran”, tuturnya.
Mahlil, lebih lanjut menjelaskan, bahwa dana SPP itu sudah dicairkan ke masing-masing desa di kecamatan Bayan yaitu berjumlah 22 kelompok SPP atau sekitar 220 orang lebih, dengan total pengajuan dananya sebesar Rp. 414.500.000.
Diharapkan kepada kelompok SPP ini untuk berusaha mempertahankan peringkat. Karena SPP ini pernah menjadi sorotan dan mendapat peringkat di tingkat nasional. “Ini dilihat dari tingkat pengembalian angsuran. Kemudian tingkat pertumbuhan modal dengan meminimalkan tabungan saldo SPP yang ada di Bank yaitu pergulirannya cukup cepat”, jelas Mahlil.
Selain itu, selaku pendamping dan pelaku di kecamatan sangat berharap kerjasama dari semua segmen masyarakat, baik dengan lembaga yang ada di tingkat masyarakat maupun yang ada di desa untuk terus memantau, memacu dan memotipasi, terutama ibu-ibu yang tersentuh dengan dana SPP ini, yang tujuannya kegiatan usahanya terus meningkat sehingga bisa menjadi entri poin untuk bisa meningkatkan pendapatan dan pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
Untuk PNPM Generasi Sehat dan Cerdas, sekarang ini sudah memasuki tahap prioritas usulan. Dan Tim Pertimbangan Masyarakat Desa (TPMD) beberapa waktu lalu juga telah dilatih untuk merumuskan gagasan-gagasan yang sudah muncul dari tingkat dusun, pada saat musyawarah dusun. “Dan satu hal yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa dari beberapa program PNPM ini tetap dikelola oleh TPK”, tegasnya.
“Dan bila dibutuhkan oleh desa, bisa saja menambah divisi, karena PNPM Generasi ini langsung bersentuhan dengan ibu hamil, menyusui dan balita serta anak putus sekolah tingkat SD dan SMP”, pungkas Mahlil. (001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar