SUKADANA-BAYAN, KLU - Jalan yang menghubungkan Desa Sukadana dengan beberapa dusun sekitar, kondisinya sangat memprihatinkan. Selain rawan longsor, juga belum tersentuh aspal, sehingga jalannya banyak yang belobang.
Demikian dikatakan kepala Desa Sukadana, Sojati pada PRIMADONA LOMBOK (19/11) ketika dihubungi di kediamannya di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Menurutnya, beberapa ruas jalan dari desa sukadana yang menghubungkan dusun Lendang Gagak dan Batu Rakit banyak yang berlobang, karena belum pernah mendapat perbaikan. Selengkapnya.....
“Kondisi yang lebih parah lagi adalah jalan dari Batu Rakit ke Dusun Baban Kuta sepajang lima kilo meter, sedikitpun belum tersentuh aspal, sehingga pada musim penghujan ini dikhawatirkan rawan longsor”, tutur Sojati yang juga mantan aktifis ini.
Sojati mengakui, sudah beberapa kali mengajukan proposal ke pemerintah Lombok Barat (sebelum mekar-red), namun hingga saat ini belum ada jawaban. Demikian juga dengan proposal yang ditujukan kepemerintah KLU (setelah mekar) hingga musim penghujan sekarang ini belum ada tanggapan dari instansi terkait.
“Hasil unggulan di beberapa dusun tersebut cukup bagus seperti Kakao, Panili, mangga dan pisang. Hanya saja karena prasaranan transfortasi seperti jalannya yang rusak sehingga beberapa hasil bumi harus dijual dengan harga yang murah oleh para petani”, katanya.
Kondisi jalan yang sama juga terdapat di Dusun Dasan Kerpuk ke obyek wisata rumah tradisional Dusun Segenter Desa Sukadana. “Padahal ini jalan yang banyak dilweati, baik oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara yang melihat wisata budaya rumah tradisional Segenter”, kata salah seorang warga setempat yang enggan dikorankan namanya.
“Seharusnya pemerintah kita baik di KLU maupun pemerintah provinsi memperhatikan kondisi jalan yang rawan longsor ini, lebih-lenih jalan yang menuju ke wisata rumah tradisonal Segentar yang kondisinya cukup parah”, timpal warga lainnya.
Akibat beberapa ruas jalan desa ini rusak, sehingga sebagian warga desa pernah mau menanam pisang di tengah jalan, dengan harapan ada perhatian dari pemerintah. “Warga sudah berencana menanam pisang di tengah jalan, namun ini bisa kami cegah”,lanjut Sojati.
Sojati menambahkan, selain kebutuhan perbaikan jalan tersebut, juga dalam waktu dekat ini sangat dibutuhkan pembangunan gorong-gorong di pinggir jalan raya desa Sukadana. “Disini, setiap musim hujan rawan banjir, bahkan hampir setiap tahun, sehingga dibutuhkan pembangunan gorong-gorong khususnya dipinggir jalan raya untuk menahan tanah. Pada tahun lalu, beberapa lahan (kebun warga-red) rusak karena longsor”, tuturnya.
Karenanya, Sojati selaku pemerintah desa dan warga Sukadana mengharapkan kepada instansi terkait, agar keluahan warga ini bisa direspon secepatnya, lebih-lebih pada bulan ini sudah mulai turun hujan. “Pihak desa dalam hal ini tidak mampu mengantisipasi bencana ataupun membangun prasarana seperti pengaspalan jalan, karena ini membutuhkan dana yang cukup besar. Jadi dalam hal ini pemerintah daerahlah yang harus menganggarkannya”, pungkasnya.
suarakomunitas.net
Demikian dikatakan kepala Desa Sukadana, Sojati pada PRIMADONA LOMBOK (19/11) ketika dihubungi di kediamannya di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Menurutnya, beberapa ruas jalan dari desa sukadana yang menghubungkan dusun Lendang Gagak dan Batu Rakit banyak yang berlobang, karena belum pernah mendapat perbaikan. Selengkapnya.....
“Kondisi yang lebih parah lagi adalah jalan dari Batu Rakit ke Dusun Baban Kuta sepajang lima kilo meter, sedikitpun belum tersentuh aspal, sehingga pada musim penghujan ini dikhawatirkan rawan longsor”, tutur Sojati yang juga mantan aktifis ini.
Sojati mengakui, sudah beberapa kali mengajukan proposal ke pemerintah Lombok Barat (sebelum mekar-red), namun hingga saat ini belum ada jawaban. Demikian juga dengan proposal yang ditujukan kepemerintah KLU (setelah mekar) hingga musim penghujan sekarang ini belum ada tanggapan dari instansi terkait.
“Hasil unggulan di beberapa dusun tersebut cukup bagus seperti Kakao, Panili, mangga dan pisang. Hanya saja karena prasaranan transfortasi seperti jalannya yang rusak sehingga beberapa hasil bumi harus dijual dengan harga yang murah oleh para petani”, katanya.
Kondisi jalan yang sama juga terdapat di Dusun Dasan Kerpuk ke obyek wisata rumah tradisional Dusun Segenter Desa Sukadana. “Padahal ini jalan yang banyak dilweati, baik oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara yang melihat wisata budaya rumah tradisional Segenter”, kata salah seorang warga setempat yang enggan dikorankan namanya.
“Seharusnya pemerintah kita baik di KLU maupun pemerintah provinsi memperhatikan kondisi jalan yang rawan longsor ini, lebih-lenih jalan yang menuju ke wisata rumah tradisonal Segentar yang kondisinya cukup parah”, timpal warga lainnya.
Akibat beberapa ruas jalan desa ini rusak, sehingga sebagian warga desa pernah mau menanam pisang di tengah jalan, dengan harapan ada perhatian dari pemerintah. “Warga sudah berencana menanam pisang di tengah jalan, namun ini bisa kami cegah”,lanjut Sojati.
Sojati menambahkan, selain kebutuhan perbaikan jalan tersebut, juga dalam waktu dekat ini sangat dibutuhkan pembangunan gorong-gorong di pinggir jalan raya desa Sukadana. “Disini, setiap musim hujan rawan banjir, bahkan hampir setiap tahun, sehingga dibutuhkan pembangunan gorong-gorong khususnya dipinggir jalan raya untuk menahan tanah. Pada tahun lalu, beberapa lahan (kebun warga-red) rusak karena longsor”, tuturnya.
Karenanya, Sojati selaku pemerintah desa dan warga Sukadana mengharapkan kepada instansi terkait, agar keluahan warga ini bisa direspon secepatnya, lebih-lebih pada bulan ini sudah mulai turun hujan. “Pihak desa dalam hal ini tidak mampu mengantisipasi bencana ataupun membangun prasarana seperti pengaspalan jalan, karena ini membutuhkan dana yang cukup besar. Jadi dalam hal ini pemerintah daerahlah yang harus menganggarkannya”, pungkasnya.
suarakomunitas.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar