Jumat, 20 September 2013

Dikes KLU Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Lombok Utara - Diusia bumi Tioq-Tata-Tunaq  yang ke 5 tahun ini, Dinas Kesehatan KLU terus berpacu meningkatkan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan beroprasinya dua Puskesmas diawal bulan September 2013 yaitu Puskesmas Senaru Kecamatan Bayan dan Puskesmas Santong Kecamatan Kayangan.

Melihat keberhasilan pembangunan di KLU baik dibidang kesehatan ataupun pendidikan, tak heran bila warga mengaku bangga memiliki pemimpin yang peduli akan rakyatnya. “Diusia yang ke 5 ini, sudah banyak yang diperbuat oleh pemerintah KLU yang patut kita syukuri bersama. Dan keberhasilan ini tentu berkat dukungan dari semua pihak termasuk dari warga masyarakat itu sendiri”, kata ketua Komite SMK Kesehatan Hamzar Bayan, Muslihin, S.Sos.

Menurut penilaian tokoh masyarakat Desa Anyar ini, kepemimpinan Djohan – Najmul cukup berhasil membangun Lombok Utara yang bila kita bandingkan ketika KLU masih bergabung dengan Lombok Barat yang selalu mendapat kucuran dana sisa, sehingga tak heran bila angka kemiskinan di KLU cukup tinggi hingga mencapai 43,14 persen dan itu merupakan warisan untuk pemimpin KLU dari kabupaten induk. Tapi berkat perjuangan para pemimpin di Dayan Gunung, sehingga angka kemiskinan terus berkurang, bahkan penurunannya sampai 7 persen.  

Demikian juga dibidang kesehatan, dimana KLU beberapa tahun lalu dikenal dengan daerah yang terbanyak angka anak gizi kurang dan gizi buruk hingga mencapai ribuan anak. “Lagi-lagi kita kagum melihat para pemimpin KLU yang terus saling bahu membahu  berjuang mengatasi kurang gizi dan gizi buruk dengan programnya yang dikenal dengan program ‘sejuta telur’, yang dalam waktu kurang lebih tiga bulan persoalan itu mampu diatasi”, kata Muslihin.

Terkait dengan pelayanan kesehatan masyarakat, Muslihin kembali mengaku kagum atas kegigihan kepala Dinas Kesehatan bersama jajarannya, yang terus berjuang mendekatkan tempat pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Poskesdes dan Pustu. “Pembangunan yang dihasilkan oleh pemerintah ini perlu kita pelihara dan jangan sampai disia-siakan termasuk pembangunan Puskesmas Senaru yang sudah mulai beroprasi”, katanya.

Dan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga, lanjut Muslihin, Yayasan Maraqitta’limat NTB, sejak tahun 2013 ini sudah membuka sebuah SMK Kesehatan Hamzar di Kecamatan Bayan dengan harapan, lembaga swasta ini mampu membantu pemerintah untuk mengdongkrak Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang dinilai dari pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakatnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan KLU, Dr. H. Beny Nugroho, mengaku terus melakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Upaya tersebut ditunjukkan dengan membuka dua Puskesmas baru. “Selain kita mengoprasikan dua Puskesmas yang sudah selesai dibangun, kita juga sudah membangun beberapa Pos Pelayanan Kesehatan Desa (Poskesdes) yang tujuannya untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sehingga pada tahun 2015 mendatang kita harapkan tidak ada lagi warga KLU yang sakit”, katanya.

Menurut Beny, masing-masing Puskesmas baru ditempatkan 20 tenaga perawat dan 1 orang dokter umum yang siap 24 jam melayani masyarakat, sehingga kapanpun warga datang ke Puskesmas untuk berobat akan tetap terlayani. “Dan jika ada warga yang kurang mendapat pelayanan dari petugas, silahkan saja ditegur atau disampaikan ke Dikes KLU”, cetusnya.

Selain itu, Beny juga minta kepada semua petugas kesehatan baik yang ada di Puskesmas, Pustu ataupun di Poskesdes  agar melakukan pelayanan kesehatan yang baik kepada warga masyarakat. “Kedepan kita akan terus tingkatkan pelayanan kesehatan, dan kita tidak mau lagi mendengar ada warga yang tidak terlayani kesehatannya dengan baik”, tegasnya seusai melakukan kunjungan ke Puskesmas Senaru.

Terkait kasus gizi kurang dan gizi buruk di KLU, lanjut Beny, masih ada  sekitar 5 – 8 persen, dan ini dikarenakan masih tingginya angka kemiskinan dan lingkungan yang belum bersih. Selain itu, juga  disebabkan oleh penyakit TBC diserta sesak nafas. Karenanya, Dikes berjanji akan memberantas penyakit TBC.  “Program kita 2015  sudah tidak ada lagi masyarakat KLU yang sakit”, janjinya.

Dikatakan, pada tahun 2011, anak yang mengalami gizi kurang 2733 anak, dan yang gizi buruk 495 orang. Untuk mengatasinya, Dikes dan Pemda KLU bersama masyarakat saling bahu membahu mengumpulkan bantuan yang dikenal dengan sejuta telur, sehingga dalam waktu beberapa bulan kasus kurang gizi dan gizi buruk tersebut mampu diatasi.

“Karena kemampuannya mengatasi kasus kurang gizi dan gizi buruk  itu sehingga KLU memperoleh prestasi ditingkat nasional, sehingga banyak kabupaten lain yang datang belajar. Jadi kebersamaan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kesiagaan masyarakat terhadap lingkungannya”, jelas Beny.

Menyoroti keberadaan desa siaga, menurut pendapat Beny, adalah sebuah sistem kebersamaan antar kepala desa, tokoh masyarakat dan elemen lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan. “Dalam hal ini jangan sekali-kali memaksakan kehendak kita kepada masyarakat, tapi bagaimana kita melakukan penyadaran akan pentingnya kesehatan itu kepada masyarakat”, katanya.

Karenanya, Beny  minta kepada para petugas kesehatan ditingkat kecamatan terutama kepala Puskesmas untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dan untuk memudahkan berhungan dengan masyarakat ditingkat desa, maka kepala Puskesmas harus menyimpan nomor hp semua kepala desa di wilayahnya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar