![]() |
Kabid Pemberdayaan BPMD KLU (H.Sahabudin) selaku ketua Tim juri |
Lombok Utara - Kemajuan pembangunan ditingkat kabupaten, tergantung keberhasilan pembangunan ditingkat desa. Karena desa merupakan ujung tombak dalam pembangunan di segala bidang.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Bidang Pemberdayaan pada kantor BPMD KLU, H. Sahabudin, ketika melakukan penilaian pada lomba desa tingkat Kabupaten di Desa Loloan yang mewakili Kecamatan Bayan, 29/5.
Menurut H. Sahabudin yang sekaligus sebagai ketua tim penilai, untuk mengukur keberhasilan pembangunan ditingkat desa, dilakukan lomba desa setiapo tahun yang tujuannya sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
Dikatakan, penurunan angka kemiskinan di KLU cukup progresif yaitu 3,28 persen pada tahun 2011. Dan untuk mengukur keberhasilan itu, pemerintah melakukan lomba desa mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga ke tingkat nasional.
Tujuan inti dari lomba desa itu, lanjut Sahabudin adalah mendorong usaha percepatan pembangunan, meningkatkan koordinasi dalam berbagai kegiatan, meningkatkan aktivitas dan kreativitas bagi masyarakat desa serta meningkatkan peran dan fungsi lembaga yang ada di desa seperti LPM, BPD, lembaga adat, kepemudaan dan lain-lain.
“Lomba desa tahun ini berbeda dengan lomba desa tahun lalu, karena lomba pada tahun ini adalah lomba yang terintegrasi antara lomba Posyandu dan lomba P2WKSS”, jelas Sahabudin.
Sementara Kades Loloan, Raden Nyakrasana dalam pemaparannya mengatakan, pada tahun 1921, wilayayah Kecamatan Bayan terdiri dari dua wilayah yang dipimpin oleh Pembekel Beleq Loloan dan Pembekel Beleq Anyar. Namun seiring dengan perkembangan wilayah, pada tahun 1937 membangun kantor baru yang terletak di Dusun Batu Gerantung dengan kepala desa pertama bernama Itrabaya.
Jika dilihat dari letak geografisnya, lanjut Nyakrasana, Loloan meruapakn daerah lahan kering, dan hanya 15 persen dari luas wilayah Desa Loloan yang masuk katagori lahan basah (persawahan) yaitu berada di Dusun Tanak Petak Lauk, Tanak Petak Daya, Tanak Lilin dan Dusun Telaga Segoar.
Disisi lain, Nyakrasana yang menjabat Kades Loloan priode 2009-2015 ini mengaku bangga dengan masyarakatnya yang telah ikut serta berpartisipasi meluangkan waktu mempersiapkan lomba desa.
Camat Bayan, Sahti, MPD yang diwakili Sekcam Bayan, R. Kertamaono dalam sambutannya meminta kepara tim penilai untuk melakukan penilaian yang proporsioal dalam arti, bila Desa Loloan ini dianggap berhasil silahkan dijadikan juara, namun bila dinilai tak layak, maka tidak perlu dijadikan juara. “Semua ini tergantung tim penilai”, kata Kertamono.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Bidang Pemberdayaan pada kantor BPMD KLU, H. Sahabudin, ketika melakukan penilaian pada lomba desa tingkat Kabupaten di Desa Loloan yang mewakili Kecamatan Bayan, 29/5.
Menurut H. Sahabudin yang sekaligus sebagai ketua tim penilai, untuk mengukur keberhasilan pembangunan ditingkat desa, dilakukan lomba desa setiapo tahun yang tujuannya sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
Dikatakan, penurunan angka kemiskinan di KLU cukup progresif yaitu 3,28 persen pada tahun 2011. Dan untuk mengukur keberhasilan itu, pemerintah melakukan lomba desa mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga ke tingkat nasional.
Tujuan inti dari lomba desa itu, lanjut Sahabudin adalah mendorong usaha percepatan pembangunan, meningkatkan koordinasi dalam berbagai kegiatan, meningkatkan aktivitas dan kreativitas bagi masyarakat desa serta meningkatkan peran dan fungsi lembaga yang ada di desa seperti LPM, BPD, lembaga adat, kepemudaan dan lain-lain.
“Lomba desa tahun ini berbeda dengan lomba desa tahun lalu, karena lomba pada tahun ini adalah lomba yang terintegrasi antara lomba Posyandu dan lomba P2WKSS”, jelas Sahabudin.
Sementara Kades Loloan, Raden Nyakrasana dalam pemaparannya mengatakan, pada tahun 1921, wilayayah Kecamatan Bayan terdiri dari dua wilayah yang dipimpin oleh Pembekel Beleq Loloan dan Pembekel Beleq Anyar. Namun seiring dengan perkembangan wilayah, pada tahun 1937 membangun kantor baru yang terletak di Dusun Batu Gerantung dengan kepala desa pertama bernama Itrabaya.
Jika dilihat dari letak geografisnya, lanjut Nyakrasana, Loloan meruapakn daerah lahan kering, dan hanya 15 persen dari luas wilayah Desa Loloan yang masuk katagori lahan basah (persawahan) yaitu berada di Dusun Tanak Petak Lauk, Tanak Petak Daya, Tanak Lilin dan Dusun Telaga Segoar.
Disisi lain, Nyakrasana yang menjabat Kades Loloan priode 2009-2015 ini mengaku bangga dengan masyarakatnya yang telah ikut serta berpartisipasi meluangkan waktu mempersiapkan lomba desa.
Camat Bayan, Sahti, MPD yang diwakili Sekcam Bayan, R. Kertamaono dalam sambutannya meminta kepara tim penilai untuk melakukan penilaian yang proporsioal dalam arti, bila Desa Loloan ini dianggap berhasil silahkan dijadikan juara, namun bila dinilai tak layak, maka tidak perlu dijadikan juara. “Semua ini tergantung tim penilai”, kata Kertamono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar