LOMBOK UTARA, - Merasa tersinggung ditegur oknum Sekertaris Desa Sokong Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, saat berlangsungnya pelatihan teknis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di aula kantor Desa Sokong sabtu (24/12) lalu membuat para peserta marah dan memilih untuk membubarkan diri serta mencari tempat lain.
Kejadian itu berawal saat para peserta beriap-siap memulai pelatihan, sambil bercanda seraya mengaktifkan sound pengeras suara untuk keperluan pelatihan, entah karena merasa terganggu atau risih, tiba-tiba sekdes datang dan langsung menegur para peserta.
Namun salah satu dari peserta menimpali sang Sekdes, dan mengatakan mereka tidak ribut, hanya mengecek sound pengeras suara yang akan digunakan dalam pelatihan, entah karena tidak terima ditimpali, si sekdes akhirnya persilahkan para peserta untuk menggelar pelatihan di tempat lain.
Mendengar perkataan sekdes tersebut, akhirnya 32 peserta pelatihan dari 16 desa yang meliputi Kecamatan Pemenang, Tanjung dan Gangga itu akhirnya memilih untuk membubarkan diri dan melanjutkan agenda pelatihan menuju aula kantor camat Tanjung.
Seorang peserta pelatihan, yang juga selaku Tim Pelaksana Kegiatan Desa Jenggala, Sudirman, kepada wartawan mengatakan, bukannya kami marah karena ditegur, tapi kami hanya tidak terima cara dia menegur, seperti orang marah dan mengusir.
“Silahkan menegur, kalau kami dianggap salah, tapi caranya harus yang sopan dan tidak menyinggung perasaan, jangan dengan nada keras dan terkesan mengusir, tentu kami semua tidak terima,” ungkap puluhan peserta pelatihan.
Dikatakannya, kami tentu marah dan tersinggung atas pernyataan oknum Sekdes yang menyuruh kami mencari tempat lain, kami dinilai membuat keributan di ruang pelatihan, padahal kami hanya mengecek sound pengeras suara, ya pasti ribut, tapi bukan sengaja membuat keributan dan menganggu orang lain.
“Kalau memang kami dianggap salah, silahkan tegur, tapi tidak langsung berbicara keras seperti itu, gunakan cara yang lebih sopan, kan bisa melalui panitia, atau pihak penagnggung jawab kegiatan, agar bisa disampaikan kepada peserta, pasti kami terima,” tambahnya.
Sementara, Tutor Pelatihan Teknis PNPM-MP, Koes Hindriah, ST, kepada wartawan mengatakan, sedikit tidak kami dan juga para peserta pasti merasa terganggu atas kejadian ini, namun kegiatannya tetap dilanjutkan meski harus pindah tempat ke kantor camat Tanjung.
“Memang sekdes itu tidak mengusir secara langsung, dan hanya mengatakan “cari tempat lain saja”, mungkin membuat peserta tersinggung, karena secara tidak langsung diartikan sebagai bentuk pengusiran oleh peserta,” jelas Hindriah.
Dikatakan hindri, pelatihan kader teknis PNPM-MP tahap II untuk 3 kecamatan ini dilangsungkan selam 3 hari, mulai hari kamis lalu, dan ini merupakan hari terakhir.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Sokong, Rifsah, SP saat dikomfirmasi terkait permasalahan itu menjelaskan, sebenarnya itu hanya salah paham, Sekdes hanya mengur, bukan mengusir, karena di dekat ruang aula itu ada pelayanan juga, jadi agar tidak terganggu.
“Saya sudah tanyakan ke sekdes, dirinya hanya menegur agar mengurangi canda dan klakarnya, mengingat di samping ruang pelatihan, juga ada pelayanan publik di ruangan para pegawai,”ungkapnya kemarin.
Kejadian itu berawal saat para peserta beriap-siap memulai pelatihan, sambil bercanda seraya mengaktifkan sound pengeras suara untuk keperluan pelatihan, entah karena merasa terganggu atau risih, tiba-tiba sekdes datang dan langsung menegur para peserta.
Namun salah satu dari peserta menimpali sang Sekdes, dan mengatakan mereka tidak ribut, hanya mengecek sound pengeras suara yang akan digunakan dalam pelatihan, entah karena tidak terima ditimpali, si sekdes akhirnya persilahkan para peserta untuk menggelar pelatihan di tempat lain.
Mendengar perkataan sekdes tersebut, akhirnya 32 peserta pelatihan dari 16 desa yang meliputi Kecamatan Pemenang, Tanjung dan Gangga itu akhirnya memilih untuk membubarkan diri dan melanjutkan agenda pelatihan menuju aula kantor camat Tanjung.
Seorang peserta pelatihan, yang juga selaku Tim Pelaksana Kegiatan Desa Jenggala, Sudirman, kepada wartawan mengatakan, bukannya kami marah karena ditegur, tapi kami hanya tidak terima cara dia menegur, seperti orang marah dan mengusir.
“Silahkan menegur, kalau kami dianggap salah, tapi caranya harus yang sopan dan tidak menyinggung perasaan, jangan dengan nada keras dan terkesan mengusir, tentu kami semua tidak terima,” ungkap puluhan peserta pelatihan.
Dikatakannya, kami tentu marah dan tersinggung atas pernyataan oknum Sekdes yang menyuruh kami mencari tempat lain, kami dinilai membuat keributan di ruang pelatihan, padahal kami hanya mengecek sound pengeras suara, ya pasti ribut, tapi bukan sengaja membuat keributan dan menganggu orang lain.
“Kalau memang kami dianggap salah, silahkan tegur, tapi tidak langsung berbicara keras seperti itu, gunakan cara yang lebih sopan, kan bisa melalui panitia, atau pihak penagnggung jawab kegiatan, agar bisa disampaikan kepada peserta, pasti kami terima,” tambahnya.
Sementara, Tutor Pelatihan Teknis PNPM-MP, Koes Hindriah, ST, kepada wartawan mengatakan, sedikit tidak kami dan juga para peserta pasti merasa terganggu atas kejadian ini, namun kegiatannya tetap dilanjutkan meski harus pindah tempat ke kantor camat Tanjung.
“Memang sekdes itu tidak mengusir secara langsung, dan hanya mengatakan “cari tempat lain saja”, mungkin membuat peserta tersinggung, karena secara tidak langsung diartikan sebagai bentuk pengusiran oleh peserta,” jelas Hindriah.
Dikatakan hindri, pelatihan kader teknis PNPM-MP tahap II untuk 3 kecamatan ini dilangsungkan selam 3 hari, mulai hari kamis lalu, dan ini merupakan hari terakhir.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Sokong, Rifsah, SP saat dikomfirmasi terkait permasalahan itu menjelaskan, sebenarnya itu hanya salah paham, Sekdes hanya mengur, bukan mengusir, karena di dekat ruang aula itu ada pelayanan juga, jadi agar tidak terganggu.
“Saya sudah tanyakan ke sekdes, dirinya hanya menegur agar mengurangi canda dan klakarnya, mengingat di samping ruang pelatihan, juga ada pelayanan publik di ruangan para pegawai,”ungkapnya kemarin.
ingat, rukun agawe sentosa
BalasHapus