Lombok Barat - NTB berpotensi tsunami dan gempa bumi, hal itu disebabkan letak NTB berada di atas lempengan bumi yang dibatasi lautan Australia. Demikian disampaikan Direktur Diklat dan Permasyarakatan Badan SAR Nasional Brigjen Sumartono SE usai membuka Diklat SAR tingkat dasar angkatan ke-55 Region III di Kantor Badan SAR Mataram Senin (20/6) kemarin.
Menurut Sumartono, potensi tsunami dan gempa bumi yang disandang NTB tidak perlu dikhawatirkan masyarakat karena kejadian itu tidak diketahui kapan akan terjadi. “Kalau kita melihat letak NTB, potensi tsunami dan gempa bumi itu ada. Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena kita tidak tahu kapan akan terjadi,” ujarnya.
Selain menyebutkan NTB berpotensi tsunami dan gempa bumi, pria yang masih aktif di TNI Angkatan Darat itu menyatakan, NTB seperti daerah-daerah lain juga memiliki titik titik rawan tertentu seperti Rinjani yang sangat memungkinkan membuat orang tersesat. Oleh karena itu, pelaksanaan Diklat SAR tersebut lebih dimaksimalkan karena ke depan, tugas SAR sangatlah berat.
Disampaikan Direktur Diklat dan Permasyarakatan Badan SAR Nasional itu, selain persoalan bencana alam, pihaknya juga sangat intens dalam penanganan beberapa kejadian seperti terjadinya kecelakaan transportasi seperti pelayaran dan penerbangan.
Lebih jauh disampaikan Sumartono, dengan jumlah anggota yang sangat terbatas di seluruh Indonesia yakni kurang dari 5.000 orang anggota, SAR selalu melakukan koordinasi dengan berbagai jajaran seperti Polri, TNI serta organisasi kemasyarakatan (Ormas). Rencananya, lanjut dia, ke depan SAR akan melakukan inventarisasi Ormas yang ada di setiap daerah untuk turut ambil bagian dalam upaya penyelamatan.
Sementara itu Kepala Badan SAR Mataram IB Budisma menyampaikan, Diklat SAR tingkat dasar angkatan ke-55 Region III selain Mataram diikuti juga oleh anggota SAR daerah lain yang masuk region III seperti Kupang, Makasar, Kendari, Ambon serta Balik Papan. Seluruhnya, anggota SAR region III yang mengikuti pelatihan sebanyak 91 orang yang direkrut pada 2009-2010 lalu.
Dikonfirmasi mengenai kekuatan yang dimiliki Kantor Badan SAR Mataram, Budisma menyampaikan sejauh ini anggota yang dimilikinya hanya 109 orang. Tentunya, lanjut dia, jumlah tersebut masih sangat kurang karena harus menangani dua pos yang ada yakni Pos Kayangan dan Pos Bima yang diisi oleh masing-masing 10 orang anggota.
Terkait fasilitas sarana dan peralatan, Budisma menyatakan fasilitas yang dimiliki masih sangat minim disebabkan keterbatasan dana yang diperoleh. Untuk Badan SAR Mataram, fasilitas yang dimiliki antara lain Resque Boat 1 unit, Sea Reader 1 unit, Resque truck 1 unit serta Resque Car 1 unit. (smd) sumber: suarantb
Menurut Sumartono, potensi tsunami dan gempa bumi yang disandang NTB tidak perlu dikhawatirkan masyarakat karena kejadian itu tidak diketahui kapan akan terjadi. “Kalau kita melihat letak NTB, potensi tsunami dan gempa bumi itu ada. Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena kita tidak tahu kapan akan terjadi,” ujarnya.
Selain menyebutkan NTB berpotensi tsunami dan gempa bumi, pria yang masih aktif di TNI Angkatan Darat itu menyatakan, NTB seperti daerah-daerah lain juga memiliki titik titik rawan tertentu seperti Rinjani yang sangat memungkinkan membuat orang tersesat. Oleh karena itu, pelaksanaan Diklat SAR tersebut lebih dimaksimalkan karena ke depan, tugas SAR sangatlah berat.
Disampaikan Direktur Diklat dan Permasyarakatan Badan SAR Nasional itu, selain persoalan bencana alam, pihaknya juga sangat intens dalam penanganan beberapa kejadian seperti terjadinya kecelakaan transportasi seperti pelayaran dan penerbangan.
Lebih jauh disampaikan Sumartono, dengan jumlah anggota yang sangat terbatas di seluruh Indonesia yakni kurang dari 5.000 orang anggota, SAR selalu melakukan koordinasi dengan berbagai jajaran seperti Polri, TNI serta organisasi kemasyarakatan (Ormas). Rencananya, lanjut dia, ke depan SAR akan melakukan inventarisasi Ormas yang ada di setiap daerah untuk turut ambil bagian dalam upaya penyelamatan.
Sementara itu Kepala Badan SAR Mataram IB Budisma menyampaikan, Diklat SAR tingkat dasar angkatan ke-55 Region III selain Mataram diikuti juga oleh anggota SAR daerah lain yang masuk region III seperti Kupang, Makasar, Kendari, Ambon serta Balik Papan. Seluruhnya, anggota SAR region III yang mengikuti pelatihan sebanyak 91 orang yang direkrut pada 2009-2010 lalu.
Dikonfirmasi mengenai kekuatan yang dimiliki Kantor Badan SAR Mataram, Budisma menyampaikan sejauh ini anggota yang dimilikinya hanya 109 orang. Tentunya, lanjut dia, jumlah tersebut masih sangat kurang karena harus menangani dua pos yang ada yakni Pos Kayangan dan Pos Bima yang diisi oleh masing-masing 10 orang anggota.
Terkait fasilitas sarana dan peralatan, Budisma menyatakan fasilitas yang dimiliki masih sangat minim disebabkan keterbatasan dana yang diperoleh. Untuk Badan SAR Mataram, fasilitas yang dimiliki antara lain Resque Boat 1 unit, Sea Reader 1 unit, Resque truck 1 unit serta Resque Car 1 unit. (smd) sumber: suarantb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar