Kamis, 06 Mei 2010

Jadi Petinggi Bank Dunia saat Pemeriksaan Century

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Desmond J Mahesa menilai penunjukkan Sri Mulyani Indrawati sebagai Managing Director World Bank merupakan bentuk penyelamatan Menteri Keuangan. Bila Sri Mulyani menerima tawaran tersebut dan berkantor di Washington DC, Amerika Serikat, maka penyidikan kasus bailout Bank Century yang merugikan negara sebesar Rp6,7 triliun akan sulit dilakukan.

“Managing Director itu kan hak dia kalau dia terima, kalau itu proses penyelamatan dia, agar tidak disidik. Tapi harus dilihat posisinya dulu, apakah posisinya di Jakarta atau di Amerika. Kalau di Amerika (berarti) ini bentuk penyelamatan oleh sekelompok orang,” kata Desmond saat ditemui disela-sela rapat kerja Jaksa Agung Hendarman Supandji dengan Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/5).Jadi Petinggi Bank Dunia saat Pemeriksaan Century.

Jika nantinya berkantor di Amerika, proses penyelidikan dipastikan akan sulit dilakukan. “Pertanyaan kita apakah mungkin dia (Sri Mulyani) akan menghadiri proses penyelidikan yang dilakukan aparat hukum dalam skandal bailout Bank Century, itu persoalannya,” kata Desmond yang juga politisi dari Partai Gerindra ini.

Karena itu, Desmond meminta agar KPK harus melakukan antisipasi terhadap proses hukum dengan kasus Bank Century. “Komisi III akan menghimbau kepada KPK untuk mencekal Sri Mulyani agar tidak melarikan diri keluar dengan alasan sebagai Managing Director,” katanya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kwik Kian Gie menilai proses pengangkatan Sri Mulyani sebagai Managing Director World Bank sangat mengejutkan dan tidak wajar. Kwik juga sangat heran orang sekaliber Robert Zoellick, Presiden Bank Dunia tak punya aturan atau tata krama sama sekali

“Ia (Robert) menawarkan jabatan kepada menteri sebuah negara tanpa persetujuan dari presidennya. Ketika diterima Sri Mulyani, baru diberitahu ke presiden baru presiden kelabakan ingin cari kontak dengan Robert,” ujar Kwik di MetroTV, tadi malam.

Lebih aneh lagi, tambah Kwik, Presiden SBY menerima tawaran Robert dan dengan bangga mengucapkan selamat. “Mestinya marah. Misalnya manajer dibajak, kan marah jangan begitu. Kalau kita bersahabat jangan begitu,” kata Kwik.

Masalah lain lagi adalah Sri Mulyani sedang berperkara. Ia sedang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi dana kasus bailout Bank Century. Kwik juga tak habis pikir dengan keputusan Bank Dunia yang menjunjung tinggi korporat gorvernance dan penegakan hukum kepada orang yang masih bermasalah dengan hukum.

“Lebih kurang ajar lagi menawarkan jabatan yang begitu penting cuma 25 hari efektif. Sopir saja satu bulan satu setengah bulan. Kontrak kerja manajer rendahan saja ada jangka waktu, tidak 25 hari,” ujarnya.

Anggota Fraksi PDIP DPR RI, Hendrawan Supratikno, menegaskan, penunjukan Sri Mulyani sebagai Managing Director Bank Dunia patut diwaspadai. Sebab boleh jadi katanya, itu hanya sebentuk strategi untuk pencitraan bagi Sri Mulyani.

“Kita tidak percaya berita itu begitu saja, karena boleh jadi kan strategi. Kita tunggu official statement dari World Bank (dulu), karena ini bisa jadi isu yang sengaja dihembuskan untuk pencitraan,” kata Hendrawan di Gedung DPR.

Bambang Soesatyo, anggota Komisi III dari Fraksi Golkar, menyambut baik penawaran presiden bank dunia tersebut. “Kami sudah mendengar. Ini baik juga untuk menurunkan tensi politik,” katanya. Hanya saja, kata Bambang, proses hukum terhadap kebijakan bailout Rp6,7 triliun tetap akan berjalan.

Politisi senior Partai Golkar, Hajriyanto Tohari, berharap Boediono tak terpengaruh dengan hijrahnya Sri Mulyani ke Washington DC.

“Secara psikopolitik, mungkin ada pengaruh karena Boediono dan Sri Mulyani disebut dalam satu tarikan napas pada rekomendasi Pansus Century. Pengunduran diri Bu Ani akan dapat tanggapan Boediono tersendiri dan sifatnya sangat psikologis,” ujar Wakil Ketua MPR.

Ia menambahkan, ada perbedaan gradasi politik antara Boediono dan Sri Mulyani. “Boediono elected sebagai pasangan SBY. Sri Mulyani itu kan pilihan politik Presiden. Menurut saya, gradasi politiknya berbeda. Maka Pak Boediono tidak perlu terpengaruh,” kata Hajriyanto.

Jika terpengaruh dan Boediono mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden, akan terjadi kekosongan jabatan. Untuk mencari penggantinya, Presiden mengajukan dua calon yang akan dipilih oleh MPR.

“Nanti akan dilakukan voting, yang suara terbanyak dilantik dan ditetapkan sebagai penggantinya. Tapi saya berharap, Pak Boed tidak terpengaruh (untuk mundur),” ujarnya.

Sri Mulyani Sindir Lawan Politik
Ditunjuk menjadi Managing Director World Bank, membuat Sri Mulyani mulai berani melemparkan kritik. Meski tidak tegas siapa yang ditujunya, pernyataan Sri Mulyani tampaknya mengarah kepada para politisi yang selama ini kurang menyenanginya. Saat menjadi keynote speaker dalam acara Internasional Financial Reporting Standart (IFRS), di Ritz Carlton, Jakarta, kemarin, dimanfaatkan Sri Mulyani untuk menyerang ‘lawan-lawan’ politiknya itu.

“Menjadi pejabat publik itu tidak mudah dan butuh ketegaran. Sekarang ada reformasi, namun dalam prosesnya terjadi kesimpangsiuran dan amburadul kepentingan dalam pengambilan keputusan. Dulu saat menghindari konflik, kita mengambil sebuah keputusan yang dinilai biasa saja, tapi sekarang begitu reformasi menjadi beda,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani yang terpilih menjadi Menteri Keuangan terbaik se Asia Tenggara ini mengatakan bahwa sesungguhnya Indonesia saat ini sebenarnya justru sudah dihargai oleh dunia. Salah satunya karena Indonesia dianggap sebagai negara yang sukses keluar dari krisis.

“Di luar justru dihargai. Jadi kalau Anda ingin melihat bagaimana Indonesia di mata dunia, maka harus keluar sedikit, dan tidak hanya di dalam (negeri) saja. Yang di dalam ini kadang menimbulkan suatu dampak yang membuat masyarakat kita depresi,” katanya.Sri Mulyani menyebutkan permasalahan itu bukan hanya karena pemberitaan yang selalu negatif. Akan tetapi, imbuh dia, disebabkan karena bergejolaknya politik yang memasuki ranah hukum. Padahal, kata Sri Mulyani, kondisi dalam negeri Indonesia justru membahayakan masa depan bernegara dan berbangsa.

“Ini sangat berbahaya bagi generasi muda kita. Kita menjadi tidak percaya diri. Padahal negara ini bisa diurus dengan baik. Saya katakan bisa diurus, artinya bukan semuanya sudah baik. Tapi artinya, bisa diurus dengan baik. Bila ada yang kurang atau ada masalah, kalau diurus dengan baik maka kita perbaiki jalannya agar terus menjadi baik. Sehingga Indonesia bisa menjadi bangga dengan dirinya sendiri dan bisa dihargai di mata dunia,” tegas Sri Mulyani.

Seolah ingin mengungkapkan seluruh isi hatinya, setelah sebelumnya merasa “terhakimi” oleh kasus Bank Century yang hingga kini tak mengeluarkan ketetapan hukum, Sri Mulyani mengatakan untuk mengurus suatu bangsa, diperlukan sistem yang profesional dan proporsional.

“Kita tentu ingin membangun Indonesia dengan suatu sistem dan muncul dengan lebih baik lagi. Dalam hal ini keinginan kita sifatnya proporsional dan kita harus punya spirit. Kita harus sadari, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tapi secara logika dan penuh kejujuran, kita harus bisa katakan, ini lho yang sedang dibangun dan kita kerjakan untuk lebih baik lagi,” katanya. (net/bbs/afz/awa/jpnn)


Digaji Rp3 M per Tahun

Sebagai Managing Director, Sri akan menjadi orang kedua tertinggi setelah Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick. Untuk posisi itu, Sri Mulyani bisa jadi menerima gaji tahunan lebih dari 347 ribu dolar AS (lebih dari Rp3 miliar) atau sekitar Rp250 juta per bulan. Itu belum termasuk tunjangan pensiun dan tunjangan-tunjangan lain.

Menurut laporan tahunan Bank Dunia 2009, gaji bersih yang diterima dua direktur pelaksana sebesar 347.050 dolar AS (sekitar Rp3,14 miliar) per tahun. Gaji itu sedikit lebih kecil dari direktur pelaksana lainnya yang lebih senior, yaitu sebesar 351.740 dolar AS.

Itu belum termasuk tunjangan pensiun sebesar 52.752 dolar AS dan tunjangan lain-lain sebesar 76.698 dolar AS.(net/*)


Perjalanan Karir Sri Mulyani

Dari kantor Kementerian Keuangan di kompleks Lapangan Banteng, Jakarta, Sri Mulyani segera menempati kantor baru World Bank di Washington DC.

1998-2001: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).
1999-2001: Dewan Ekonomi Nasional.
2001-2002: Konsultan USAID di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
2002-2004: Executive Director IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara
2004-2005: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I
2005-2009: Menteri Keuangan KIB I

b: Pelaksana Tugas (Plt) Menko Perekonomian KIB I
2009-sekarang: Menteri Keuangan KIB II
1 Juni 2010: Managing Director World Bank

Sumber: Kementerian Keuangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar