Senin, 23 November 2009

MUI Diminta Tak Reaksioner Sikapi Film "2012"

ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) diminta tidak reaksioner dalam menyikapi film layar lebar berjudul "2012" yang sedang diputar di sejumlah gedung bioskop di Surabaya.
"MUI jangan terlalu reaksioner menanggapi film itu. Pelan-pelan saja, biar diendapkan dulu," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, kalau film itu dilarang diputar, malah dikhawatirkan akan membuat masyarakat penasaran sehingga tujuan MUI malah tidak berhasil.
"Saya yakin, kalau dilarang masyarakat akan penasaran dan semakin banyak yang menontonnya," kata pria yang dibesarkan di lingkungan pondok pesantren di Jombang itu.
Ia memprediksi, kontroversi terhadap pemutaran film yang menggambarkan peristiwa kiamat pada 2012 hanya sesaat karena saat ini memang sedang jadi pembicaraan.
"Saya kira kontroversi itu hanya sebentar saja, karena cuma tontonan. Nanti pasti terjadi satu pendapat bersama," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu.
Sebelum film itu beredar, lanjut dia, telah banyak buku yang membahas tentang kiamat. "Sekarang kita harus melihat secara jernih pesan dalam film itu," katanya setelah membuka Forum Dialog Publik yang digelar Depkominfo itu.
Film berjudul "2012" itu bercerita soal ramalan suku Maya bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012.
"Saya berpendapat, itu hanya film dan sekadar tontonan bagi masyarakat. Jadi tidak layak dianggap sebagai perbuatan yang menyesatkan," kata Saifullah.
Selebihnya, tambah dia, berpulang pada kadar keimanan dan keyakinan masing-masing orang dalam memahami film itu.
Sebelumnya MUI di sejumlah daerah melarang pemutaran film "2012" karena dianggap menyesatkan pandangan orang-orang beragama.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar