Sabtu, 16 Juli 2011

Menghijaukan Pekarangan Rumah Dengan Program CTT

Lombok Utara - Tekun, ulet dan sederhana. Demikianlah yang tampak pada sosok Sumadi (43) yang bercita-cita menularkan sebuah program terutama bagi ibu rumah tangga dengan program penghijauan pekarangan untuk menanam Cabe, Tomat dan Terung (CTT) pada setiap jengkal tanah pekarangan yang dimiliki.
Pekarangan rumah Sumadi yang terletak di pinggir jalan Dusun Karang Tunggul Desa Anyar Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara ini cukup sejuk, karena dikelilingi dengan berbagai macam tanaman, mulai dari mangga, serikaya, mahoni, buah naga, cabe, terung, dan berbagai jenis tanaman lainnya.
“Awalnya saya pernah bertemu dengan salah seorang pakar, dan menyarakan agar berpikir bagaimana cara menghasilkan uang dengan mudah. Namun sang pakar ini tidak memberitahu sama sekali apa yang harus saya lakukan agar menghasilkan uang, sehingga saya mencoba memutar otak untuk berfikir dan mencoba melakukan hal-hal kecil seperti menanam bibit buah-buahan di pekarangan rumah”, kata Sumadi pada MataramNews, ketika ditemui dikediamannya sore Jum’at (15/7/11).
Dan pekerjaan ini, kata Sumadi, hanya sekedar iseng-iseng belaka, namun lambat laun ternyata apa yang dilakukan ini cukup menghasilkan dan mampu menutupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. “Ia, pada mulanya hanya iseng-iseng, tapi ternyata cukup menghasilkan sehingga terus saya coba tekuni sampai sekarang”, jelasnya.
Selain menanam buah-buahan, juga dilakukan pembibitan di pekarangan rumahnya yang luasnya tidak lebih dari empat are. Dan disemua sudut rumah Sumadi terdapat berbagai macam bibit buah-buahan, termasuk bibit cabe, terung tomat, tembakau dan lainnya. “Alhamdulillah, ternyata per satu meter pekarangan rumah bisa menghasilkan jutaan rupiah pertahun. Dan ilmu inilah sebenarnya ingin saya tularkan kepada keluarga, tetangga dan sahabat dengan program CTT”, ungkap Sumadi yang juga pengusaha genteng pejaten ini.
Ketika ditanya apakah pernah mendapat bantuan atau pelatihan dari pemerintah? Dengan tegas Sumadi mengaku sejak ditekuninya pekerjaan ini pada 2004 lalu, dirinya tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah. “Barangkali penghijauan yang saya lakukan ini hanya dianggap angin lalu, sehingga pemerintah kurang peduli. Padahal kalau kita mau jujur, ketimbang kita menanam atau menaruh pot bunga di pekarangan rumah, lebih baik kita hijaukan dengan menanam kebutuhan sehari-hari”, tegasnya.
Dikatakan, kalau pekarangan rumah hanya ditanami bunga, yang dapat menikmatinya hanyalah pandangan mata, tapi sebaliknya bila ditanamai dengan tanaman buah-buahan dan CTT, tentu selain dinikmati oleh mata, juga dapat dipetik untuk keperluan sehari-hari, bahkan buahnya bisa dijual guna menutupi kebuhan dan biaya sekolah anak.
Sumadi yang biasa mengisi waktu luangnya untuk melaut mencari ikan ini, lebih lanjut menjelaskan, beberapa lahan kering yang dimilikinya, kini hampir semuanya sudah ditanami dengan berbagai macam tanaman yang menghasilkan, seperti pepaya, limau, sabo, buah naga dan anggur. Dan beberapa diantara tanamanya sudah mulai membuahkan hasil. “Jadi selain saya tanam sendiri, juga saya membuat pembibitan di pekarangan rumah”, katanya.
Disisi lain, sumadi berpendapat, bahwa sekarang ini seringkali pemerintah kita mendengung-dengungkan penghijauan di lahan kering atau menanam bibit kayu dipinggir jalan raya, namun sayang, tidak dipelihara dengan baik serta belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Insya Allah dengan program yang saya coba lakukan yaitu CTT ini, sedikit-demi sedikit akan mampu meningkatkan produk rumah tangga. Kalau nanam sendiri apa yang menjadi kebutuhan, tentu kan tidak perlu lagi beli dipasar, bahkan bisa dijual. Jadi kita jangan selamanya menjadi komsumen, tapi coba usahakan menjadi produsen dengan memafaatkan sejangkal tanah yang kita miliki”, ujarnya.
Seyogyanya, apa yang coba diprogramkan oleh masyarakat kecil seperti Sumadi yang hanya tamatan SMA Muhammadiyah Mataram ini, patut mendapat dukungan dari pemerintah dan semua pihak. Pemerintah dalam hal ini jangan hanya sebagai penonton, namun terjunlah ke masyarakat untuk menggali gagasan-gagasan yang cemerlang dari tingkat bawah.
Kini Sumadi selain menghijaukan lahan kering dengan ragam jenis tanaman, juga menjalin kerjasama dengan Universitas Mataram, khususnya dibidang peternakan. “Saya sekarang memelihara sapi sehat yang bisa melahirkan tiga sampai empat kali per dua tahun, dan program ini bekerjasama dengan Unram, yang rencananya akan dijadikan sebagai sampel dan tempat penelitian peternakan”, pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar