Kamis, 16 Desember 2010

"Rudat" Seni Bernafaskan Islam

Lombok Utara - Masyarakat Lombok, umumnya sudah mengenal kesenian “rudat” sejak dahulu. Karena rudat disamping sebagai kesenian tradisional, juga lagu-lagu yang didendangkan lagu yang bernafas Islam.

Sayang, kesenian tradisional yang pernah tenar puluhan tahun silam, kini telah memudar dan hampir punah ditengah-tengah masyarakat. Padahal pada zaman dahulu rudat digunakan sebagai media dakwah dalam menyebarkan ajaran Islam.

Di Lombok Utara, misalnya kesenian rudat memang masih dipertahankan oleh beberapa kelompok kesenian tradisional, seperti kelompok rudat Dusun Beraringan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan. “Kesenian rudat berasal dari negeri Turki, yang diadikan sebagai syiar Islam”, kata Amaq Pit (47) salah seorang pendiri grup rudat Beraringan.

Kesenian ini, lanjut A. Pit, biasanya diperankan oleh enam samapi 20 orang. Dan rudak disamping sebagai media dakwah, juga dikolaborasikan dengan budaya melayu, sehingga mudah diterima oleh masyarakat luas di Pulau Lombok. “Hanya saja sekarang hampir tenggelam, karena kalah dengan kesenian modern seperti kecimol, orkes dan lainnya”,jelas Amaq Pit.
Menyoroti kelompok rudat yang didirikan, menurut A.Pit, masyarakat mendirikan rudat Beraringan pada tahun 1980. Dan grup rudat ini pernah mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1986-1990, dimana waktu itu grupnya sering diundang untuk meramaikan acara “begawe” atau pesta, seperti acara khitanan, pernikahan dan acara-acara lainnya.

“Pemerintah desa dan kecamatan, kala itu sering menghadirkan rudat untuk menyembut tamu-tamu penting, seperti dalam menyemarakkan lomba desa, bahkan kesenian ini juga ikut ambil bagian dalam even-even kesenian tradisional, baik yang diadakan oleh Lombok Barat maupun provinsi NTB”, tambah A. Pit, sambil mengenang masa kejayaannya.

Seiring perkembangan zaman, rudat yang pernah jaya di masa lalu, kini mulai hampir tenggelam oleh ketatnya persaingan dengen music dan seni yang dikemas secara modern. Dalam hal ini pemerintah Lombok Utara perlu memberi perhatian terhadap kelompok kesenian tradisional, dan tentunya melalui even-even pegelaran seni dan budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar